Jumat, 21 Oktober 2016

Psikologi dan Teknologi Internet Dalam Lingkup Intrapersonal 2

Psikologi dan Teknologi Internet Dalam Lingkup Intrapersonal 2


Pengertian Internet Addiction

Salah satu dari dampak negatif penggunaan intenet adalah kecanduan intenet atau Intenet Addiction. Internet Addiction Disorder atau yang lebih sering dikenal kecanduan internet adalah penggunaan secara berlebihan dalam kehidupan sehari-hari. Internet addiction adalah ketidakmampuan seseorang untuk mengontrol penggunaan internetnya, yang dapat menyebabkan terjadinya masalah psikologis, social dan pekerjaan pada kehidupan seseorang. Seseorang yang kecanduan internet terlihat dari banyaknya waktu yang mereka gunakan untuk online atau bermain internet tanpa peduli bahkan lupa dengan aktivitas lainnya bahkan kehidupan sekitar mereka. Gangguan dalam kecanduan internet meliputi pornografi, judi online, game online chatting dan lain-lain.

Jenis-jenis internet Addiction
  • Cybersexual Addiction
Individu yang sering mengunjungi situs dewasa, melihat hal yang berkaitan dengan seksualitas yang tersaji secara eksplisit dan terlihat dalam pengunduhan dan distribusi gambar-gambar atau file-file khusus orang dewasa.
  • Cyber-Relationship Addiction
Mengacu pada individu yang senang mencari teman secara online. individu tersebut menjadi kecanduan untuk mengikuti layanan chatroomdan seringkali menjadi terlalu terlibat dalam hubungan pertemanna online atau terikat dengan perselingkuhan virtual
  • Net Compulsions
yaitu seseorang yang terobsesi pada situs – situs perdagangan (cyber shopping atau day trading) atau perjudian (cyber casino)Information Overload
  • Computer Addiction
Kecanduan internet yang secara  terus menerus dapat menimbulkan masalah dalam lingkungan kehidupannya.
  • ·         Information Overload
Yaitu seseorang yang menelusuri situ –situs informasi secara komplusif


Pengguna Internet di dunia diprediksi akan mencapai 3 milyar pada akhir tahun 2014, prediksi yang di rilis oleh Badan Telekomunikasi Internasional PBB itu menyebutkan dengan angka tersebut maka 40% penduduk dunia tersambung koneksi internet pada akhir tahun 2014. Bagaimana dengan Indonesia, data terakhir yang di keluarkan APJII (Asosiasi Pengguna Jasa Internet Indonesia) menyebutkan pengguna internet di Indonesia sebesar 71,19 juta jiwa pada tahun 2013.

Setidaknya ada tiga faktor penting yang berpengaruh terhadap pesatnya perkembangan pengguna internet beberapa tahun terakhir ini, Pertama, Indonesia mengalami “bonus demografi” yaitu meningkatnya jumlah penduduk usia produktif dibandingkan dengan penduduk usia non produktif. Usia produktif merupakan fase kehidupan yang berada pada usia kerja dan usia subur, mulai 15 – 64 tahun.

Kedua, Meningkatnya jumlah kelas menengah Indonesia yang memiliki gaya hidup tinggi dan memiliki kemampuan daya beli yang baik. Dan Ketiga, Penetrasi pengguna internet di Indonesia yang semakin tinggi tidak hanya di kota besar tapi sudah sampai ke pelosok Indonesia.
Penetrasi pengguna internet yang semakin tinggi ternyata juga di barengi dengan tingginya waktu mereka mengakses internet, Survei yang dilakukan Alvara Research Center terhadap 1550 responden di 6 kota besar di Indonesia menunjukkan fenomena ini. Hampir 15 % pengguna internet di Indonesia sudah terjangkiti kecanduan akses internet (addicted users), yang masuk kategori kecanduan ini adalah mereka-mereka yang menghabiskan lebih dari 7 jam dalam satu hari untuk mengakses internet, itu berarti waktu akses internet sama atau bahkan lebih dari jam tidur mereka dalam satu hari.

Fenomena tingginya durasi pengguna internet dalam mengakses internet saat ini dinikmati oleh operator selular dan produsen smartphone. Operator selular berlomba-lomba menawarkan berbagai paket data dan internet sesuai dengan kebutuhan pengguna internet, kalau dulu penawaran operator selular sebatas paket time-based atau volume based, sekarang mereka sudah menawarkan paket yang berkaitan dengan aktivitas dan perilaku yang dilakukan pengguna internet, misal paket social media, paket browsing, paket messaging, dll.

Borosnya pengguna internet dalam mengalokasikan dananya bisa tercermin dalam survey ini, Alokasi pengeluaran pengguna internet untuk telepon dan internet menempati porsi kedua setelah pengeluaran untuk kebutuhan pokok sehari-hari, lebih tinggi dari dana yang dialokasikan untuk tabungan dan investasi. Jadi katakanlah kalo total pengeluaran keluarga 5 juta maka pengeluaran untuk telepon dan internet sebesar 815 ribu (0,163 x 5 juta).

Dengan melihat berbagai temuan survey ini maka penting bagi setiap pemasar untuk menelaah lebih jauh kebiasaan dan perilaku pengguna internet ini. Baik perusahaan yang terkait langsung dengan internet maupun yang tidak terkait sama sekali akan terkena dampak perubahan perilaku pengguna internet ini.

Secara sadar atau tidak dengan adanya internet aspirasi dan perilaku konsumen Indonesia berubah secara drastif, kalo dulu konsumen Indonesi mungkin lebih nerimo, tapi sekarang dengan adanya internet dimana mereka lebih aktif terkomunikasi satu sama lain dan akses informasi yang tak terbatas, mereka cenderung memiliki sifat lebih terbuka dan lebih “cerewet” terhadap produk dan layanan yang mereka terima, karena itu pemasar juga dituntut harus mau membuka diri dan tidak gampang panas dalam menghadapi setiap tuntutan dan celotehan konsumen di sosial media.
Kecenderungan internet addiction disorder adalah kecondongan penggunaan intenet secara patalogis dan kompulsif, yang muncul pada orang yang merasa bahwa dunia maya (virtual reality) pada layar komputernya lebih menarik dari pada dunia kenyataan hidupnya sehari-hari. Kecenderungan internat addiction disorder diukur menggunakan skala kecenderungan internet addiction disorder, yang di susun berdasarkan kriteria diagnostic internet addiction disorder dari Goldberg. 

Kecanduan internet disebut sebagai ketergantungan internet dan internet compulsivity. Pecandu internet menjadikan internet sebagai prioritas utama di bandingkan keluarga, teman dan pekerjaan. Menurut Balle ada beberapa penyebab seseorang kecanduan internet diantaranya adalah Stress, Compulsion (paksaan), Loneliness (kesendirian) dan Social Disorder (gangguan social).
Menurut Young (1999), ada aspek – aspek seseorang kecanduan internet diantaranya adalah :
a) Merasa sibuk dengan internet (berpikir tentang aktivitas online sebelumnya atau mengantisipasi sesi online berikutnya)
b) Merasa membutuhkan menggunakan internet dengan meningkatkan jumlah waktu untuk mencapai kepuasan
c)  Berulang kali melakukan upaya untuk mengontrol, mengurangi atau menghentikan penggunaan internet namun selalu gagal
d) Merasa gelisah, murung, depresi atau marah ketika mencoba untuk mengurangi atau menghentikan penggunaan internet
e) Online lebih lama dari pada yang direncanakan
f)  Berani mengambil resiko kehilangan karena internet
g)  Berbohong kepada anggota keluarga , dll 

Davis menyebutkan ada beberapa jenis fasilitas pada internet yang dapat memicu terjadinya kecanduan. Davis menyebutkan dua jenis kecanduan internet yaitu :
           1)        Kecanduan internet spesifik (specific pathological internet use)
Untuk menggambarkan seseorang yang kecanduan hanya pada satu macam fasilitas yang ditawarkan oleh internet
2)   Kecanduan internet umum (generalized pathological internet use)
Untuk menggambarkan seseorang yang kecanduan semua fasilitas yang ditawarkan oleh internet secara keseluruhan.


Fenomena Kecanduan Internet
Dewasa ini, terjadi suatu perubahan yang substansi dimana itu terjadi pada generasi muda bangsa yang adalah tulang punggung Negara. Teknologi diyakini sebagai alat pengubah tersebut. Hasil temuan teknologi tersebut kemudian dimanfaatkan dalam setiap aktivitas kehidupan manusia. Teknologi-pun kian hari kian berkembang seiring berjalannya waktu. Jika mereka tidak mengenal teknologi, kelak mereka akan tertinggal dalam peradabannya.
Namun setiap hal layaknya seperti sebuah koin, memiliki dua sisi. Kemajuan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi khususnya internet ini selain membawa dampak yang positif maka dengan sendirinya dampak negatif itu muncul. Ketika kita bergaul dengan internet maka kita akan mendapatkan banyak hal. Begitu banyak hal yang membuat internet menarik untuk ditelusuri (surfing and browsing) mulai dari hal- hal yang dapat memperkaya pengetahuan bahkan sampai pada hal-hal yang dapat merusak kepribadian seseorang.
Fenomena yang belakangan ini terjadi bisa berdampak buruk bagi diri orang tersebut. Biasanya orang – orang tidak menyadari bahwa ia sudah kecanduan dengan internet karena masih sedikit sekali yang memahami tentang apa itu internet addiction atau kecanduan internet.  
Kandell (1998) menyebutkan bahwa jika di bnadingkan dengan kelompok usia lainnya, internet addiction adalah masalah terbesar bagi mahasiswa. Jauh dari keluarga, menghabiskan waktu luang, dan menggunakan internet dengan educational reason adalah beberapa alasan meningkatkannya resiko internet addiction pada mahasiswa. Salah satu faktor terpenting yang dapat menjelaskan mahasiswa menggunakan internet secara berlebihan adalah dinamika psikologis dan perkembangan mahasiswa itu sendiri yang sedang berada pada transisi dari tahap remaja akhir menuju dewasa awal (Kandell, 1998). 
Masa emerging adulthood adalah masa transisi dari masa remaja akhir menuju dewasa awal yang memiliki karakterristik antara lain eksplorasi jati diri, ketidakstabilan, fokus pada diri sendiri, ambiguitas, serta terdapat berbagai kemungkinan untuk melakukan eksplorasi dan eksperimen (Arnettt, 2000). 
Ketika individu berada pada masa emerging adulthood, individu berada pada kondisi tidak stabil karena banyak mengadopsi pengalaman dan pengetahuan dari lingkungannya. Pada masa ini biasanya mendorong untuk mencari jati dirinya sehingga dapat memunculkan keinginan untuk menggunakan internet sampai berlebihan.  Sebaiknya saat kita menggunakan internet kita dapat mengontrol diri kita dan membatasinya sehingga kita tidak akan kecanduan akan internet karena sesuatu yang berlebihan akan tidak baik.


HAL NEGATIF YANG DITAWARKAN OLEH INTERNET
Begitu banyak hal negative yang ditawarkan oleh internet. Antara lain:
1. Pornografi. Internet sering dikaitkan dengan pornografi, meskipun kenyataan yang ada tidak selamanya internet itu berbau pornografi. Pornografi dapat membuat seorang pelajar ketagihan sehingga bisa saja membuat ia kehilangan semangat belajar karena yang ada di otaknya adalah hal-hal pornografi yang dengan mudah dapat diunduh melalui internet dan bahkan bisa melakukan hal  hal diluar batas kewajaran yaitu melakukan seks diluar nikah.
2. Violence and Gore. Kekejaman dan kesadisan banyak ditampilkan oleh internet. Karena segi bisnis dan isi pada dunia internet tidak terbatas, maka para pemilik situs menggunakan segala macam cara agar dapat menjual situs mereka. Salah satunya dengan menampilkan hal-hal yang bersifat tabu. hal ini dapat mempengaruhi psikologis pelajar apalagi bagi orang yang masih dalam tahap pencarian jati diri.
3. Penipuan. Internet erat kaitannya dengan penipuan. Baik penipuan secara materi bahkan secara secara moral. Contohnya, banyak kasus penipuan lewat facebook sehingga membuat korban diculik.

Selain itu pula ada beberapa dampak negatif yang dilihat secara konseptual. Antara lain:
1. Health issue. Stress yang ditimbulkan oleh penggunaan peralatan dan aplikasi berbasis TIK, ketergantungan akan teknologi informasi dan komunikasi, pengaruh radiasi gelombang elektromagnetis, pengaruh radiasi layar monitor, masalah persendian akibat kelelahan akibat kesalahan penggunaan keyboard dan mouse, dsb.
2. Information anxiety. Terlalu banyak informasi sehingga tidak bisa memilih mana informasi yang benar / salah, penting / tidak, karena semakin banyaknya informasi yang ada sekarang, tidak semua informasi yang diberikan benar adanya. khususnya yang menggunakan media internet.
3. Dehumanization. Hilangnya / turunnya penghargaan atas nilai individu, yang digantikan dengan angka identitas.
4. Impact of globalization on culture. Makin menghilangnya / menipisnya nilai-nilai budaya lokal akibat pengaruh globalisasi. Karena semakin cepat dan mudahnya penyebaran informasi dari dunia luar melalui internet.

Hal-hal diatas menyadarkan kepada kita bahwa banyak selain banyak hal positif banyak pula hal negatif yang ditawarkan internet. Maka akan sangat merugikan bagi kita sebagai pelajar apabila kita mengalami kecanduan internet. Pernah kah kita berpikir bahwa internet dapat mengakibatkan kecanduan? Tak ada bedanya dengan minuman keras, rokok, narkoba, seks dsb. Internet juga mengakibatkan kecanduan bagi para pemakainya apabila tidak dikontrol.

Internet yang selama ini dipuja dan digeluti banyak kalangan sebagai alat untuk mencari informasi dan juga untuk membantu kesuksesan bisnis ternyata dapat menimbulkan bahaya kecanduan. Kecanduan internet telah menyerang berbagai golongan, baik anak-anak, remaja, orang dewasa maupun orang tua. Begitu banyak tawaran yang diberikan oleh internet sebagai suatu hal yang dapat menarik seseorang untuk terjun kedalam kehidupan dunia maya. Sebut saja berbagai situs jejaring social seperti Facebook, Friendster, Twitter, MySpace, My, dsb, berbagai sarana chating seperti Yahoo Messenger, MSN, dsb sampai pada games online dan masih banyak lagi yang menawarkan glamournya dunia maya tersebut. Akan tetapi, biasanya seseorang yang telah kecanduan tidak menyadari bahwa dirinya adalah seorang pecandu internet. Bahkan ia tidak mau disebut sebagai pecandu karena tidak menyadari bahwa perilaku onlinenya berlebihan.

Menurut Young (Young, 1996) kecanduan internet sebagaimana kecanduan obat-obatan, alkohol dan judi akan mengakibatkan kegagalan akademis, menurunkan kinerja, perselisihan dalam perkawinan bahkan perceraian. Young juga membedakan pengguna internet yang menggunakan internet secara normal (Non Dependent) dengan pengguna internet yang adiktif (Dependent).
Hal ini sama juga seperti yang di ungkapkan oleh Suller (1996) yaitu pengguna internet yang sehat dan pengguna internet yang tidak sehat.Kedua peneliti itu sama-sama mengungkapkan penggunaan internet menjadi masalah ketika hal itu mengganggu bagian lain dari kehidupan seseorang seperti tidur, dan hubungan sosial.

Pengguna internet yang sehat atau Non Dependent yaitu orang yang menggunakan internet secara wajar untuk berhubungan dengan teman melalui komunikasi elektronik atau menggunakan internet sebagai sarana mencari informasi yang dibutuhkan artinya golongan ini mampu memadukan kehidupan nyata dengan dunia cyberspace. Pengguna internet yang tidak sehat yaitu pada golongan ini individu-individu memisahkan antara kehidupan nyata dengan dunia cyberspace, artinya aktivitas cyberspace menjadi dunia tersendiri, tidak dibicarakan dengan orang lain dalam kehidupannya.

Gejala Kecanduan
Kecanduan internet disebut sebagai Internet Addiction Disorder (IAD). Beberapa tanda-tanda umum kecanduan internet di sebutkan oleh Stephen Juan, Ph.D. seorang antropolog di University of Sydney antara lain :
1. Selalu ingin menghabiskan lebih banyak waktu di internet sehingga akan menguras waktu efektif yang ada.
2. Jika tidak menggunakan internet, muncul gejala-gejala penarikan diri seperti kecemasan, gelisah, mudah tersinggung, bergetar, menggigil, gerakan mengetik tanpa sadar, obsesif, hingga berkhayal atau bermimpi mengenai Internet.
3. Jika terhubung dengan internet, gejala-gejala penarikan diri tersebut akan hilang ataupun berkurang.
4. Mengakses internet lebih lama dari yang di niatkan.
5. Cukup banyak porsi kegiatan yang digunakan untuk aktivitas terkait internet, termasuk e-mail, browsing, dan chatting.
6. Mengurangi kegiatan penting, baik dalam pekerjaan, belajar, sosial atau rekreasi, demi menggunakan internet.
7. Hubungan sosial, pekerjaan, atau pendidikan terancam terganggu karena penggunaan internet yang berlebihan.
8. Internet digunakan untuk melarikan diri dari perasaan bersalah, tak berdaya, kecemasan, atau depresi.
9. Menyembunyikan penggunaan internet dari keluarga atau teman.

Faktor-faktor Etiologi
Etiologi adalah membahas tentang penyebab, dan faktor-faktor etiologi adalah faktor-faktor penyebab bagi pengguna internet yang kecanduan. Namun itu tidak terjadi secara begitu saja, melainkan ada sebab-sebab yang menyertainya, karena suatu perilaku kecanduan terjadi oleh periode waktu-waktu tertentu sebagai hasil interaksisosial dan adanya perilaku menyimpang. Berikut adalah beberapa perilaku menyimpang :

 Cognitive-Behavioral Model
Cognitive-Behavioral adalah emosional, fisiologis, dan perilaku respon individu sebagai dimediasi oleh persepsi mereka tentang pengalaman, yang dipengaruhi oleh keyakinan mereka dengan cara karakteristik mereka berinteraksi dengan dunia, serta oleh pengalaman sendiri.

Young menyatakan kecanduan teknologi sebagai bagian dari kecanduan perilaku seseorang. Kecanduan internet menampilkan komponen inti dari kecanduan (kedudukan kentara, mood modifikasi, toleransi, penarikan, konflik dan kambuh). Dari perspektif ini, si pecandu menganggap internet sebagai suatu hal yang penting bagi hidupnya, dia juga merasa lebih relax saat berhubungan dengan orang lain melalui dunia maya dan dihinggapi perasaan cemas berlebih saat  internet offline. 

Menurut Davis si pecandu mengalami depresi sehingga ia hanya bisa meluapkannya melalui penggunaan internet yang berlebih, mengembangkan sikap toleransi pada internet karena dia menggunakan internet untuk mencapai suatu kepuasan, mengalami penarikan diri dari lingkungan sosial, mengalami penderitaan saat terjadinya konflik dengan orang lain karena aktivitas, dan sering online juga adalah tanda-tanda dari kecanduan. Model ini telah diterapkan pada orang yang mengalami gangguan perilaku seksual, konsumsi makanan, dan perjudian via online. 

Cognitive-behavioral Model adalah suatu terapi yang digunakan oleh para psikolog terhadap si pecandu. Terapi ini cukup efektif untuk menyembuhkan kasus kecanduan judi online dan penyalah gunaan zat. Jadi, si pecandu dilatih untuk memantau pikiran dan mengidentifikasikan afektif mereka. Pemicu situasi lalu dihubungkan dengan perilaku mereka saat menggunakan internet. Mereka dilatih untuk mengontrol keseringan online dan menghidupkan segala aktivitas saat offline dari internet. Aktivitas kehidupan yang tidak melibatkan internet dapat mencegah kekambuhan dan meningkatkan kualitas kehidupan offline mereka. Walau demikian memang tidak bisa dipungkiri bahwa komputer dan internet kini tidak bisa terpisahkan dari kegiatan sehari-hari manusia. Oleh karena itu harus ada kesepakatan dalam mengontrol penggunaannya agar tidak sampai menimbulkan rasa kecanduan. 

Neuropsychological
Neuropsychology adalah ilmu yang mempelajari tentang struktur dan fungsi otak yang berkaitan dengan suatu perilaku yang terjadi pada individu.
Neuropsychology ialah suatu kemunduran perilaku akibat adanya kerusakan otak. Dan neuropsychological model ialah seorang individu akan diklasifikasikan sebagai pecandu internet jika ia memenuhi dari 3 kondisi berikut, (1) ia akan merasa akan lebih mudah mencapai aktualisasi diri secara online daripada di kehidupan nyata, (2) merasakan pengalaman dysporia dan depresi setiap kali akses ke internet yang rusak atau mengalami gangguan dan yang (3) ialah orang tersebut akan mencoba secara diam-diam menggunakan internet dari anggota keluarga atau sekitarnya.

Jadi bisa kita telaah dari berbagai pengertian yang telah dijelaskan diatas. Inti dari pembahasan kali ini ialah adanya dampak negatif dalam penggunaan internet berdasarkan faktor etiologi atau faktor penyebab dengan neuropsychological model. Dimana yang menjadi penyebab disini ialah karena sudah terbiasa menggunakan internet untuk apapun / kebiasaan, sehingga si pengguna tidak bisa lepas dari internet. Dan akhirnya mengakibatkan si pengguna mengalami perubahan perilaku dari yang selalu berinteraksi dengan orang sekitar secara nyata menjadi hanya mau berinteraksi dengan orang-orang di dunia maya. Atau menjadi tidak peduli lagi dengan keadaan sekitar karena sudah terlalu asyik dengan dunianya sendiri di dalam internet, apabila orang tersebut sudah mengalami kecanduan internet yang sangat parah.

Contoh-contoh akibat tersebut timbul tidaklah lain karena hanya asyik menggunakan internet saja. Melainkan dari kebiasaannya tersebut akhirnya didalam otak / syarafnya mengalami gangguan atau kerusakan. Dari kebiasaan tersebut, maka otak dan syarafnya hanya dapat terfokus pada hal-hal internet saja. Tidak ada yang hal-hal lain yang dapat dipikirkan oleh otaknya, jika orang tersebut benar-benar mengalami kecanduan level atas.

Itulah sekilas mengenai dampak negatif penggunaan internet berdasarkan faktor etiologi dengan neuropsychological model. Sang pengguna bisa menjadi anti sosial (ansos) karena sudah terlalu asyik dan nyaman dengan internetnya, menjadi tidak peduli akan lingkungan sekitarnya yang nyata, ataupun menjadi pendiam / tertutup di dunia nyata tapi aktif dan selalu bersuara di dunia maya. Dan masih banyak lagi dampak-dampak lainnya yang tidak bisa dijelaskan satu per satu.

Daftar Pustaka

 

Sabtu, 08 Oktober 2016

Layanan Aplikasi Internet

Psikologi dan Teknologi Internet



Layanan Aplikasi Internet

Internet (kependekan dari interconnection-networking) adalah seluruh jaringan komputer yang saling terhubung menggunakan standar sistem global Transmission Control Protocol/Internet Protocol Suite (TCP/IP) sebagai protokol pertukaran paket (packet switching communication protocol) untuk melayani miliaran pengguna di seluruh dunia.Rangkaian internet yang terbesar dinamakan Internet. Cara menghubungkan rangkaian dengan kaidah ini dinamakan internetworking (antarjaringan). Internet menyediakan beragam aplikasi yang dapat digunakan untuk berbagai keperluan. Setiap aplikasi berjalan diatas sebuah protokol tertentu. Istilah “protokol” di internet mengacu pada satu set aturan yang mengatur bagaimana sebuah aplikasi berkomunikasi dalam suatu jaringan. Sedangkan software aplikasi yang berjalan diatas sebuah protokol disebut sebagai aplikasi client. Di bagian ini, kita akan berkenalan secara sepintas dengan aplikasi-aplikasi yang paling sering dimanfaatkan oleh pengguna internet.


A.    World Wide Web (WWW)
World Wide Web  (WWW) adalah aplikasi yang paling menarik di internet  dan seperti e-mail, aplikasi ini sangat penting dan banyak digunakan. Dokumen Web  tersebut dibuat dengan format hypertext dan hypermedia dengan menggunakan Hypertext Markup Language (HTML). HTML mempunyai kemampuan untuk menghubungkan (link) sebuah dokumen dengan dokumen yang lain. Dokumen yang dibuat dengan HTML tersebut dapat memuat teks, gambar, animasi, audio dan video. Aplikasi ini kadang disebut The Killer Application atau the world is at your fingertip karena  Anda  bisa mendapatkan informasi  dengan mudah sekali bukan sekadar teks bahkan gambar (images), maupun multimedia. Dalam aplikasi ini banyak kemudahan yang dapat dilakukan  antara lain memesan atau membeli suatu barang secara online, mendaftar secara online, mencapai multimedia. Informasi  yang diletakkan di WWW disebut homepage dan setiap homepage mempunyai alamatnya masing-masing. Untuk dapat menarik perhatian pengguna sehingga homepage dapat sering dikunjungi, maka Anda  harus dibangun semenarik mungkin dan kaya akan informasi  yang jelas. Dalam hal ini bidang seni sangat diperlukan, sehingga dunia periklanan dan dunia perniagaan semakin sinergi.

B.     Electronic Mail (E-mail)
Electronic mail (E-mail) adalah salah satu kemudahan atau aplikasi yang paling banyak digunakan di internet. Hal ini karena e-mail merupakan alat komunikasi yang paling murah dan cepat. Melalui e-mail Anda  dapat berhubungan dengan siapa saja yang terhubung ke internet  di seluruh dunia dengan biaya  relatif terjangkau.  Konsep e-mail adalah seperti Anda  mengirim surat dengan pos biasa, dengan beralamatkan tempat yang Anda  tuju. Dari pos tersebut akan disampaikan ke pos yang terdekat dengan alamat yang dituju dan akhirnya sampai ke alamat tersebut. Penerima hanya membuka kotak pos saja yang ada di depan rumah, sedangkan pengirim tidak tahu apakah orang yang dituju tersebut sudah menerima surat tersebut, sampai surat itu dibalas. Dengan e-mail data dikirim secara elektronik sehingga sampai di tujuan sangat cepat. Anda  juga dapat mengirim file-file seperti program, gambar, grafik dan sebagainya, dan dapat mengirim ke lebih dari satu orang sekaligus dalam satu waktu.

C.    Search Engine
Search engine adalah program yang digunakan untuk mencari informasi di lingkungan (realm) tertentu dan menyimpannya dalam database. Istilah ini seringkali terlalu dikaitkan dengan Internet search engine, yakni search engine yang didisain khusus untuk pencarian informasi di Internet. Sebenarnya search engine bisa juga dimanfaatkan untuk pencarian konten offline seperti misalnya katalog perpustakaan, konten hardisk di komputer pribadi, atau katalog koleksi museum dsb. Search engine membantu kita mengorganisir dan menampilkan informasi sedemikian rupa sehingga informasi tsb mudah diakses.
Ada tiga hal menyangkut search engine: crawling, indexing, dan searching. Sewaktu crawling, search engine mencari konten baru yang tidak ditemukan pada crawl terakhir, termasuk update file dan halaman web. Kemudian ia mengindex informasi yang didapat, mengambil keyword lalu mengelompokkannya. Di Internet misalnya, indexing sangat dipengaruhi oleh keyword dan meta tag yang menyediakan informasi mengenai halaman web.

Jika informasi sudah diindex, informasi mengenai bagaimana cara mengakses informasi tsb kemudian disimpan dalam database. Sebagian search engine juga membuat “cache” agar pengambilan informasi ketika diperlukan menjadi lebih mudah. Ketika kita melakukan pencarian, search engine kemudian menampilkan hasil yang diperluas berdasar relevansinya. Pencarian “apel” misalnya, akan memunculkan hasil mengenai hal-hal yang berkaitan dengan apel, termasuk misalnya, “apa itu apel?” demi kenyamanan pengguna.

Walau semua search engine bekerja dengan cara serupa tetapi kegunaannya bisa cukup bervariasi. Search engine didasarkan pada algoritma kompleks untuk menentukan relevansi hasil pencariannya, terutama hasil pencarian keyword-keyword generik. Pengguna cenderung lebih menyukai search engine yang menampilkan hasil pencarian seperti yang mereka harapkan. Google, Yahoo, Lycos dan Altavista misalnya, berlomba melengkapi fitur masing-masing search engine-nya agar hasil pencarian yang ditampilkan lebih relevan dan lebih disukai penggunanya.

D.    Chatting
Chatting adalah sebuah bentuk komunikasi di intenet yang menggunakan sarana baris-baris tulisan yang diketikkan melalui keyboard. Dalam sebuah sesi chat, komunikasi terjalin melalui saling bertukar pesan-pesan singkat. kegiatan ini disebut chatting dan pelakunya disebut sebagai chatter. Para chatter dapat saling berkomunikasi secara berkelompok dalam suatu chat room dengan membicarakan topik tertentu atau berpindah ke modus private untuk mengobrol berdua saja dengan chatter lain. Kegiatan chatting membutuhkan software yang disebut IRC Client, diantaranya yang paling populer adalah software mIRC. Ada juga beberapa variasi lain dari IRC, misalnya apa yang dikenal sebagai MUD (Multi-User Dungeon atau Multi-User Dimension). Berbeda dengan IRC yang hanya menampung obrolan, aplikasi pada MUD jauh lebih fleksibel dan luas. MUD lebih mirip seperti sebuah dunia virtual (virtual world) dimana para penggunanya dapat saling berinteraksi seperti halnya pada dunia nyata, misalnya dengan melakukan kegiatan tukar menukar file atau meninggalkan pesan. Karenanya, selain untuk bersenang-senang, MUD juga sering dipakai oleh komunitas ilmiah serta untuk kepentingan pendidikan (misalnya untuk memfasilitasi kegiatan kuliah jarak jauh). Belakangan, dengan semakin tingginya kecepatan akses internet, maka aplikasi chat terus diperluas sehingga komunikasi tidak hanya terjalin melalui tulisan namun juga melalui suara (teleconference), bahkan melalui gambar dan suara sekaligus (videoconference). beberapa aplikasi Chat yang sering  digunakan antara lain yahoo messenger, Google Talk, Skype, Facebook Chat, Oovoo dan lain sebagainya

E.     Netiquette
Netiquette dapat diartikan sebagai Internet Etiquette atau Social Network Etiquette. Netiquette merupakan sebuah aturan dalam berinternet, pada umumnya diera modern ini semua orang pasti menggunakan internet dalam berbagai kegiatannya dari mulai pekerjaan, mencari sumber informasi, berinteraksi dengan teman, dan banyak lagi. Oleh sebab itu diperlukan aturan dalam berinternet agar pengguna mengetahui bagaimana batasan dan cara yang benar dalam menggunakan atau memanfaatkan internet dengan baik.

Adapun Pengertian dari Flamming, Trolling, Junking

1.      Flamming
Flaming adalah sebuah tindakan provokasi atau mengejek ataupun melakukan penghinaan terhadap seseorang atau sebuah komunitas yang menyinggung pengguna internet lain, yang dapat memicu pertengkaran di sosial media. Daerah yang paling umum di mana flaming terjadi adalah forum diskusi online, yang juga disebut buletin board.

Contoh Kasus : topik forum diskusi dapat “Memilih motor merk A atau merk B.” Beberapa pengguna motor merk A dapat memposting pesan sombong tentang kecanggihan dari merk A tersebut, yang pada gilirannya mendorong respon dari pengguna motor merk B seolah tidak mau kalah. Pengguna merk A kemudian dapat membalas lagi dengan menjelek-jelekkan merk B sehingga berujung perang.

2.      Trolling
Trolling adalah sebuah pesan atau komentar yang sering disalah gunakan oleh pengguna internet yang bertujuan untuk membangkitkan tanggapan emosional atau kemarahan dari pengguna lain, biasanya sering digunakan dalam debat-debat panas, memojokkan lawan diskusi bahkan untuk mereka yang tidak tahu etika dalam penggunaan Internet. istilah ini juga sering disalahgunakan untuk memojokkan lawan diskusi untuk debat debat panas dan sering juga disalahterapkan untuk mereka yang tidak perduli terhadap etika. Trolling sering di dekskripsikan sebagai versi online dari eksperimen pelanggaran, dimana batas-batas dan aturan etika diabaikan. Mereka yang mengaku sebagai troll sering memposisikan diri untuk menantang pendapat umum atau asumsi umum dari forum yang mereka ikuti, dengan tujuan untuk mengalihkan atau mengenalkan cara berpikir yang baru.

Contoh Kasus : komentar seseorang ketika melihat temannya memasang foto yang berbeda dengan yang aslinya “ bro kok foto lu di twitter jadi cakep amat? Lu edit pake photoshop ya?”

3.      Jungking
Junking atau junk adalah kata-kata yang tidak berguna dan di posting kedalam sebuah media sosial. Terkadang pengguna internet menamakannya dengan spamming atau spam. Junking ini juga biasanya terjadi pada email yang sering disebut junk mail.

Contoh Kasus : sekarang semakin banyak Junker. banyak akun akun yang tidak jelas yang sering melecehkan orang lain di dunia maya. contohnya di twitter sering saya temui . Pada saat itu ada akun dari Malaysia yang juga berbahasa Malaysia melecehkan Indonesia, Begitupun sebaliknya. Adapula artis yang menjelek jelekkan sesama artis di media sosial yaitu "twitter" yang berujung dengan pertengakaran di dunia nyata akhirnya.


Daftar Pustaka