MATEMATIKA
DAN ILMU ALAMIAH DASAR
Tugas
2
Disusun
Oleh:
Anjas
Marantika (17515657)
Novia
Alverina Fani (15515122)
Rocheline
Jasmine (16515230)
Siti
Soleha (16515640)
Bekasi
2017
TUGAS DUA (2)
MATEMATIKA DAN ILMU ALAMIAH DASAR
A. RUANG LINGKUP IPA
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia kata “alam” memiliki
arti segala yang ada di langit dan di bumi (seerti bumi, bintang, kekuatan).
Sedangkan kata “semesta” berarti seluruh; segenap; semuanya: semua yang ada di
alam – tidak dapat lepas dari takdirnya masing-masing; (berlaku untuk) seluruh
dunia, universal.
Alam semesta, menurut orang Babylonia (kuranglebih
700-600 SM), merupakan suatu ruangan atau selungkup dengan bumi yang datar
sebagai lantainya dan langit beserta bintang sebagai atapnya. Jadi, alam
semesta atau jagat raya adalah suatu ruangan yang maha besar yang di dalamnya
terdapat kehidupan yang biotic dan abiotik, serta di dalamnya terjadi segala
peristiwa alam baik yang dapat diungkapkan manusia maupun yang tidak.
Di abad 19, gagasan yang umum adalah bahwa alam
semesta merupakan kumpulan materi berukuran tak hingga yang telah ada sejak
dulu kala dan akan terus ada selamanya.
Pengertian dari alam semesta adalah ruang dimana di
dalamnya terdapat kehidupan biotic maupun abiotik serta segala macam peristiwa
alam yang dapat diungkapkan maupun yang belum dapat diungkapkan oleh manusia.
Atau ada pula yang mengatakan bahwa pengertian alam semesta mencakup tentang mikrokosmos dan makrokosmos. Mikrokosmos
adalah benda-benda yang mempunyai ukuran sangat kecil, misalnya atom, elektron,
sel, amuba, dan sebagainya. Sedang makrokosmos
adalah benda-benda yang mempunyai ukuran yang sangat besar, misalnya bintang,
planet, dan galaksi.
Awalnya para ilmuan astronom menetapkan bahwa
manusialah yang sebagai pusat, yang diberi nama teori egosentris. Setelah itu
mereka menetapkan bumi yang menjadi pusat yang ditokohi oleh Cladius Ptolemeus.
Teori ini dikenal dengan geosentris. Namun setelah itu Nicolas Copernicus
mengungkap teori baru di mana matahari dijadikan pusat alam semesta,
heliosentris. Namun saat ini mereka baru menyadari bahwa teoritersebut lebih
cocok digelayutkan pada tata surya. Dan tata surya hanyalah sebagian dari
galaksi, dan galaksi adalah satu kumpulan bintang dari banyak kumpulan bintang
di alam semesta.
Pengertian dari alam semesta adalah ruang dimana di
dalamnya terdapat kehidupan biotic maupun abiotik serta segala macam peristiwa
alam yang dapat diungkapkan maupun yang belum dapat diungkapkan oleh manusia.
Alam semesta terdiri atas semua materi, termasuk
tenaga dan radiasi serta hal yang telah diketahui dan baru dalam tahap percaya
bahwa pasti ada di antariksa. Bumi, planet-planet dan matahari yang termasuk
dalam tata surya hanyalah merupakan titik kecil di antara lebih dari 200
miliyar bintang penyusun galaksi bimasakti. Matahari merupakan satu di antara
bermiliyar-miliyar bintang di alam semesta dan kemungkinan setiap bintang
mempunyai susunan tata surya seperti tata surya matahari. Perhitungan sampai ke
angka 200 miliyar bintang baru untuk sebuah galaksi. Galaksi adalah calon
bintang atau kelompok bintang yang jumlahnya ribuan juta dan terdapat di alam
semesta
2. Teori Terjadinya Alam Semesta
Manusia berusaha memahami alam semesta ini
dari zaman dahulu bahkan sampai sekarang. Pada jaman kejayaan Yunani, orang
percaya bahwa Bumi merupakan pusat dari alam semesta ini ( Geosentrisme ).
Namun, berkat pengamatan dan pemikiran yang lebih tajam, pandangan itu berubah
sejak Zaman abad pertengahan yang dipelopori oleh Copernicus menjadi
Heliosentrik, yaitu matahari menjadi pusat beredarnya bumi dan planet-planet
lain. Dengan diperolehnya berbagai pesan dan beraneka ragam cahaya dari
benda-benda langit yang sampai di bumi. Teori-teori tersebut ialah sebagai
berikut:
a.
Teori Keadaan Tetap (Steady–state
Theory)
Teori ini dikemukakan oleh Fred Hoyle, herman bondi, thomas Gold (1948).
Teori ini berdasarkan prinsip osmologi sempurna yang menyatakan bahwa alam
semesta, dimana pun dan bilamanapun selalu sama. Berdasarkan prinsip
tersebutlah alam semesta terjadi pada suatu saat tertentu dimasa yang telah
lalu sampai sekarang. Segala sesuatu di alam semesta ini selalu tetap sama
walaupun galaksi-galaksi saling bergerak menjauhi satu sama lain. Teori ini
ditunjang oleh kenyataan, bahwa galaksi baru mempunyai jumlah yang sebanding
dengan galaksi lama.Dengan kata lain bahwa tiap-tiap galaksi yang terbentuk,
tumbuh, menjadi tua, dan akhirnya mati, jadi, teori ini beranggapan bahwa alam
semesta itu tak terhingga besarnya dan tak terhingga tuanya ( Tanpa awal dan
tanpa akhir ).
b.
Teori Ledakan Besar (Big
Bang Theory)
Teori ledakan ini bertolak dari asumsi adanya suatu massa yang sangat
besar dan mempunyai berat jenis yang juga sangat besar. Kemudian massa tersebut
meledak dengan hebat karena adanya reaksi inti (George Lemaitre, 1930). Massa
itu kemudian berserak mengembang dengan sangat cepatnya menjauhi pusat ledakan.
Setelah berjuta-juta tahun, massa yang berserak itu membentuk kelompok-kelompok
galaksi yang ada sekarang. Mereka harus bergerak menjauhi titik pusatnya. Teori
ini didukung oleh kenyataan dari pengamatan bahwa galaksi-galaksi itu memang
bergerak menjauhi titik pusat yang sama. Selain itu, teori ini didukung oleh
pakar astronomi Arno Penzias dan Robert Wilson yang menemukan radiasi gelombang
mikro.
c.
Teori Nebular
Dikemukakan oleh Kant dan Laplace (1796) yang meyakini terbentuknya tata
surya merupakan kondensasi awan panas atau kabut gas yang sangat panas, yang
sebagian terpisah dan merupakan cicin yang mengelilingi pusat. Pusatnya itu
menjadi sebuah bintang atau matahari. Bagian yang mengelilingi pusat tersebut
berkondensasi membentuk suatu formula yang serupa dengan terbentuknya matahari
tadi, setelah mendingin, benda-benda ini akan menjadi planet-planet seperti
bumi dengan benda-benda yang mengelilinginya.
d.
Teori planettesimal
Dikemukakan oleh Chamberlain dan Moulton. Hipotesis ini bertitik tolak
dari pemikiran yang sama dengan teori Nebular yang menyatakan bahwa system tata
surya terbentuk dari kabut gas yang sangat besar, berkondensasi, perbedaannya
ialah terletak pada asumsi bahwa terbentuknya planet-planet itu tidak harus
dari satu badan, tetapi diasumsikan adanya bintang besar lain yang kebetulan
sedang lewat di dekat bintang yang merupakan bagian dari tata surya kita. Kabut
gas dari bintang lain itu sebagian terpengaruh oleh daya tarik matahari kita
dan setelah mendingin terbentuklah benda-benda yang disebut Planettesemal.
Planettesemal merupakan benda-benda kecil yang padat. Teori ini merupakan
jawaban dari pertanyaan mengapa ada satelit-satelit pada Jupiter maupun
saturnus yang orbitnya berlawanan rotasi planet itu.
e.
Teori Tidal atau teori pasang
surut
Dikemukakan oleh James dan Harold Jeffreys (1919). Menurutnya planet
merupakan pecikan dari matahari yang disebut Tidal. Tidal yang besar akan
menjadi planet baru disebabkan karena bergerak mendekatnya dua matahari, hal
ini jarang sekali terjadi. Seperti dalam teori diatas bahwa dua bintang yang
saling mendekat akan membentuk planet yang baru.
f.
Teori Bintang Kembar
Berpendapat bahwa dulu matahari adalah sepasang bintang kembar. Oleh
suatu sebab salah satu bintang meledak akibat gaya tarik gravitasi, bintang
yang satunya sekarang menjadi matahari, pecahannya tetap beredar
mengelilinginya.
g.
Teori Creatio Continua
Dikemukakan Fred Hoyle, Bondi dan Gold. Berpendapat bahwa saat
diciptakan alam semesta ini tidak ada, alam semesta ada dan selamanya tetap ada
setelah diciptakan. Setiap saat ada partikel yang dilahirkan dan ada yang
lenyap, yang kemudian mengembun menjadi kabut, bintang dan jasad alam semesta,
karena partikel yang lebih besar daripada partikel yang lenyap, maka jumlah
materi makin bertambah dan mengakibatkan pemuaian alam semesta. Penegmbangan
tersebut mencapai titik batas 10 milyar tahun, dalam kurun waktu tersebut akan
menghasilkan kabut-kabut baru. Teori ini berpendapat bahwa 90 % materi alam
semesta ialah hedrogen yang akhirnya membentuk helium dan zat-zat lainnya.
h.
Teori G.P. Kuiper (1950)
Teori ini didasari keadaan yang ditemui di luar tata surya yang
mengandaikan matahari serta semua planet berasal dari gas purba di ruang
angkasa, proses terlahirnya bintang dikarenakan banyaknya kabut gas, yang
lambat laun memampatkan diri menjadi massa yang semakin lama semakin padat
dikarenakan gaya gravitasi molekul tersebut. Satu atau dua materi memadat di
tengah dan gumpalan kecil melesat di sekeitarnya. Gumpalan tengah menjadi
matahari dan gumpalan kecil menjadi bakal planet. Matahari yang sudah menjadi
padat menyala dengan adanya api nuklir dan kemudian mendorong gas yang masih
membungkus planet menjadi sirna sehingga tampak telanjang.
3. Sistem Tata Surya
Tata Surya berarti adanya suatu organisasi yang teratur dengan matahari
sebagai induk. Pada zaman yunani kuno, orang-orang yunani mengenal lima planet
yang dilakukan dengan pengamatan secara kasar, planet tersebut ialah Merkurius,
Venus, Mars, Jupiter, dan Saturnus dengan bumi sebagai pusatnya, namun pada
abad ke-16 Nicolas Copernicus ( ilmuwan Polandia ) berhasil mengubah pandangan
salah yang dianut selama berabad-abd tersebut, menurutnya bumi ialah planet
sama halnya seperti planet lain, bumi beredar mengelilingi matahari sebagai
pusatnya ( heliosentris ), pandangan tersebut didasari perhitungan yang
sistematis yakni berkat bantuan teropong sebagai alat pengamat dan dengan
berkembangnya matematika dan fisika sebagai sarana penunjang sehingga dapat
mengamati planet-planet lainnya termasuk planet Pluto sebagai planet terjauh.
a.
Matahari
Matahari ialah suatu bola gas pijar yang terdiri dari 49% atom hidrogen
(H) dan 5,6% atom helium (He), serta sisanya campuran unsur-unsur karbon (C )
dan atom lainnya. Bentuk matahari ternyata tidak bulat benar. Ia mempunyai
semacam ekuatoe dan kutub, karena gerak rotasinya. Garis tengah ekuatorialnya
864.000 mil, sedangkan garis tengah antarkutubnya 43 mil lebih pendek.
Matahari juga merupakan tata surya yang paling besar karena 98% massa
tata surya terkumpul pada matahari. Di samping sebagai pusat peredaran,
matahari juga merupakan sumber-sumber tenaga di lingkungan tata surya. Matahari
terdiri dari inti dan tiga lapisan kulit, masing-maisng fotosfer, kromosfer dan
korona.
Menurut perhitungan para pakar, temperatur di permukaan matahari sekitar
6.0000 C. jenis batuan atau logam apa pun yang kita kenal di bumi akan lebur
pada tempera tur setinggi itu. Temperatur tertinggi terletak di bagian
tengahnya, yang diperkirakan tidak kurang dari 25 juta 0C.
Lapisan bola matahari bagian dalam disebut fotosfer (bahasa Yunani,
photos: cahaya, sphera: bola), yang artinya bola bercahaya memancar, radiasi
fotosfer sangat kuat pad agelombang tampak mata. Sedangkan atmosfer bumi dapat
meloloskan panjang gelombang tampak mata. Mata manusia sangat sensitif terhadap
panjang gelombang tampak mata ini. Fotosfer tebalnya kira-kira 220 mil.
Kromosfer (bahasa Yunani, chromos; warna, sphera: bola). merupakan
lapisan luar dari fotosfer. Warnanya kemerahan berasal dari hidrogen yang
berpijar. Lapisan ini mempunyai lidah-lidah api yang menjilat ke laur. Tebal
kromosger kira-kira 9.000 mil. Lapisan lebih luar dari kromosfer ialah korona.
Korona berupa sinar kemilauan yang tebalnya kadang-kadang meleihi garis tengah
matahari itu sendiri. Korona tampak jelas (berwarna putih perak) mengelilingi
matahari pada waktu terjadi gerhana matahari, karena fotosfer dan kromosfer
terhalang oleh bulan.
Matahari sangat penting bagi kehidupan di muka bumi karena :
1) Merupakan sumber energi (sinar panas). Energi yang terkandung
dalam batbara dan minyak bumi sebenarnya juga berasal dati matahari;
2) Mengontrol stabilitas peredaran bumi yang juga berarti mengontrol
terjadinya siang dan malam, bulan, tahun serta mengontrol peredarana planet
lainnya.
b.
Asteroida atau Planetoid
Pada tahun 1801, piazzi seorang astronom Italia melalui pengamatan
teleskopnya, menemukan benda langit yang berdiameter 500 mil atau ± 900 km (bulan
berdiameter 2.160 mil atau 3.000 km) beredar mengelilingi matahari.
Pada masa ini, benda semacam itu telah diketahui sebanyak ± 2.000 buah,
berbentuk bulat-bulat kecil, yang terbesar disebut ceres dengan diameter 750
km. benda-benda langit yang terkecil yang bisa diamati adalah yang berdiamter 1
mil. Kelompok benda langit ini disebut planetoida atau bkan planet untuk
membedakannya dengan sembilan planet utama yang telah dijelaskan tadi. Bila
seluruh massa planetoida ini dikumpulkan, jumlahnya tidak lebih dari 2% dari
massa bulan.
c.
Komet atau Bintang Berekor
Meskipun komet disebut sebagai bintang berekor, komet bukan tergolong
bintang alam dalam arti yang sebenarnya. Komet merupakan anggota tata surya
yang beredar mengelilingi matahari dan menerima energinya dari matahari.
Komet sebenarnya merupakan kumpulan bungkahan batu yang diselubungi oleh
kabut gas. Diameter komet termasuk selubung gasnya ± 100.000 km, sedangkan
diameter inti yang berupa bungkah-bungkah batu sebagian dipantulkan, sedang
lainnya berupa sinar ultra violet akan bereksitasi pad agas yang menyelubungi
komet. Akibat eksitasi ini akan terjadi resonansi atau fluoresce nsi, dan gas
akan berpendar memancarkan cahaya. Akibat tekanan cahaya matahari, gas pendar
ini akan terdorong menjauhi matahari maka terbentuklah ekor komet. Karena komet
selalu menjauhi matahari maka jika komet mendekati matahari, ekornya dibelakang
dan di depan sewaktu menjauhinya.
d.
Meteor
Meteor adalah benda angkasa yang tidak mengeluarkan cahayanya sendiri,
tetapi dia bukan binatang. Jadi, semacam benda-benda planetoida yang mungkin
saja datang dari luar tata surya kita.
Meteor berupa batu-batu kecil yang bergaris tengah antara 0,2-05 mm dan
massanya tidak lebih dari 1 gram. Meteor ini semacam debu angkasa yang bergerak
dengan kecepatan rata-rata 60 km/detik atau 60 x 60 x 60 km per jam.
e. Bulan
Bulan merupakan satu-satuan satelit bumi dan tidak memiliki atmosfer.
Jarak bulan dengan bumi adalah 240 ribu mil= 384 ribu km dan bargaris tengah
2.160 mil atau 3,456 km. jarak terjauh bulan dari pusat bumi 406.700 km dan
jarak terdekatnya 356.400 km.
Pada permukaan bulan, terdapat gunung-gunung dan dataran rendah seperti
bumi. Namun lubang-lubang kepundannya tampak besar-besar sampai ada yang
bergaris tengah 8 km.
Oleh karena bulan tidak beratmosfer maka raut permukaan bulan tetap
abadi sebab tidak ada erosi. Tidak adanya atmosfer dapat dibuktikan dengan
tidak dibiaskannya sama sekali sinar bintang yang datangnya dari belakang bulan
ke bumi. Sinarnya merupakan pantulan sinar matahari sehinga dengan pantulan itu
permukaan bulan dapat berubah-ubah.
f.
Planet
Planet adalah benda
langit yang memiliki ciri-ciri berikut:
ü mengorbit mengelilingi bintang atau sisa-sisa bintang;
ü mempunyai massa yang cukup untuk memiliki gravitasi tersendiri
agar dapat mengatasi tekanan rigid body sehingga benda angkasa tersebut
mempunyai bentuk kesetimbangan hidrostatik (bentuk hampir bulat);
ü tidak terlalu besar hingga dapat menyebabkan fusi
termonuklir terhadap deuterium di intinya; dan,
ü telah "membersihkan lingkungan" (clearing
the neighborhood; mengosongkan orbit agar tidak di tempati benda-benda angkasa
berukuran cukup besar lainnya selain satelitnya sendiri) di daerah sekitar
orbitnya
ü Berdiameter lebih dari 800 km
Planet-planet dapat dikelompokan menjadi dua, yakni planet dalam dan
planet luar. Planet dalam yakni planet yang dekat dengan matahari, yakni :
merkurius, venus, bumi dan mars. Planet Luar yakni terdiri dari Jupiter,
Saturnus, Uranus, neptunus dan Pluto. Planet dalam umumnya lebih kecil dari
[lanet luar, namun mempunyai massa jenis yang lebih besar.
Peredaran planet mengelilingi matahri disebut gerak revolusi. Disamping
itu planet-planet beredar mengelilingi sumbunya disebut gerak rotasi yang
menyebabkan timbulnya peredaran siang dan malam. Gerak revolusi dan gerak
rotasi searah jarum jam yakni dari timur ke barat. Waktu untuk satu putaran
revolusi disebut kala revolusi yakni 365 ¼ hari dan waktu satu putaran rotasi
disebut kala rotasi yakni 24 jam.
g. Bintang
Bintang merupakan benda langit yang memancarkan cahaya.
Ada dua macam bintang yaitu bintang semu dan bintang nyata. Bintang semu adalah
bintang yang tidak menghasilkan cahaya sendiri, tetapi memantulkan cahaya yang
diterima dari bintang lain. Bintang nyata adalah bintang yang menghasilkan
cahaya sendiri. Secara umum sebutan bintang adalah objek luar angkasa yang
menghasilkan cahaya sendiri (bintang nyata). Bintang dapat memancarkan cahaya
sendiri,karena adanya proses pembakaran gas di dalamnya. Bintang yang paling
dekat dengan Bumi adalah Bintang Proxima Centauri,dengan jarak 4,5 tahun cahaya
dan Matahari dengan jarak 150 juta km.
4. Bumi
Bumi adalah planet bagian
dalam yang terbesar dan terpadat, planet yang satu-satunya diketahui memiliki
aktivitas geologi dan memiliki makhluk hidup. Hidrosfer-nya yang cair adalah
khas di antara planet-planet kebumian da merupakan satu-satunya planet yang
diamati memiliki lempeng tektonik. Atmosfer bumi sangat berbeda dengan
planet-planet lainnya, karena dipengaruhi oleh keberadaan makhluk hidup yang
menghasilkan 21% Oksigen. Bumi memiliki satu satelit, bulan, satu-satunya
satelit terbesar dari planet kebumian di dalam tata surya.
Bumi menempati urutan ketiga terdekat dengan matahari. Besarnya hampir
sama dengan venus dan bergaris tengah 7.900 mil atau 12.646 km.jarak antara bumi dengan matahari ialah 149
juta km. jarak ini dijadikan satuan jarak astronomical Unit (AU). Jadi, 1 AU =
149 juta km.
Bumi mengadakan rotasi 24 jam, berarti satu hari bumi lamanya ialah 24
jam, sedangkan satu hari venus ialah 247 kali dari bumi, yakni 247 x 24 jam.
Bumi mengadakan revolusi selama 365 ¼ hari. Satu kali putaran mengelilingi
matahari disebut juga satu tahun . sekarang mari kita bandingkan dengan 1 tahun
merkurius = 88 hari bumi, sedangkan 1 tahun mars = 1,9 tahun bumi. Berat jenis
rata-rata bumi ialah 5,52.
5. Lapisan Bumi
Bumi terbentuk sekitar 4,6 milyar tahun yang lalu.
Jarak bumi dengan matahari sekitar 150 juta km, dengan radius ± 6.370 km. Bumi
memiliki 2 macam lapisan, yaitu lapisan internal (dalam) dan lapisan eksternal
(luar).
1.
Lapisan dalam merupakan lapisan
pembentuk bumi.
Secara struktur lapisan dalam bumi, dibagi menjadi
tiga bagian, yaitu sebagai berikut:
a. Kerak bumi (crush)
Merupakan kulit bumi bagian luar (permukaan bumi).
Tebal lapisan kerak bumi mencapai 70 km dan merupakan lapisan batuan yang
terdiri dari batu-batuan basa dan masam. Lapisan ini menjadi tempat tinggal
bagi seluruh mahluk hidup. Suhu di bagian bawah kerak bumi mencapai 1.100 oC.
Lapisan kerak bumi dan bagian di bawahnya hingga kedalaman 100 km dinamakan
litosfer.
Merupakan lapisan yang terletak di bawah lapisan
kerak bumi. Tebal selimut bumi mencapai 2.900 km dan merupakan lapisan batuan
padat. Suhu di bagian bawah selimut bumi mencapai 3.000 oC.
c. Inti bumi (core)
Terdiri dari material cair, dengan penyusun
utama logam besi (90%), nikel (8%), dan lain-lain yang terdapat pada kedalaman
2900 – 5200 km. Lapisan ini dibedakan menjadi lapisan inti luar dan lapisan
inti dalam.
a. Lapisan inti luar tebalnya sekitar 2.000 km dan
terdiri atas besi cair yang suhunya mencapai 2.200 oC.
b. Lapisan inti dalam merupakan pusat bumi berbentuk
bola dengan diameter sekitar 2.700 km. Inti dalam ini terdiri dari nikel dan
besi yang suhunya mencapai 4.500 oC.
2.
Lapisan luar
merupakan lapisan yang melindungi bumi dari meteor
atau benda-benda luar angkasa lainnya.
a. Atmosfer
Atmosfer adalah lapisan gas yang melingkupi sebuah
planet, termasuk bumi, dari permukaan planet tersebut sampai jauh di luar
angkasa. Di bumi, atmosfer terdapat dari ketinggian 0 km di atas permukaan
tanah, sampai dengan sekitar 560 km dari atas permukaan bumi. Atmosfer tersusun
atas beberapa lapisan, yang dinamai menurut fenomena yang terjadi di lapisan
tersebut. Transisi antara lapisan yang satu dengan yang lain berlangsung
bertahap. Studi tentang atmosfer mula-mula dilakukan untuk memecahkan masalah
cuaca, fenomena pembiasan sinar matahari saat terbit dan tenggelam, serta kelap-kelipnya bintang. Atmosfer Bumi terdiri
atas nitrogen (78.17%) dan oksigen (20.97%), dengan sedikit
argon (0.9%), karbondioksida (variabel, tetapi sekitar 0.0357%), uap air, dan
gas lainnya. Atmosfer melindungi kehidupan di bumi dengan menyerap radiasi
sinar ultraviolet dari matahari dan mengurangi suhu ekstrem di
antara siang dan malam. 75% dari atmosfer ada dalam 11 km dari permukaan
planet.
b. Troposfer
Lapisan ini berada pada level yang terrendah, campuran
gasnya paling ideal untuk menopang kehidupan di bumi. Dalam lapisan ini
kehidupan terlindung dari sengatan radiasi yang dipancarkan oleh benda-benda
langit lain. Dibandingkan dengan lapisan atmosfer yang lain, lapisan ini adalah
yang paling tipis (kurang lebih 15 kilometer dari permukaan tanah). Ketinggian
yang paling rendah adalah bagian yang paling hangat dari troposfer, karena
permukaan bumi menyerap radiasi panas dari matahari dan menyalurkan panasnya ke
udara. Biasanya, jika ketinggian bertambah, suhu udara akan berkurang secara
tunak (steady), dari sekitar 17℃ sampai
-52℃. Pada permukaan bumi yang tertentu, seperti daerah
pegunungan dan dataran tinggi dapat menyebabkan anomali terhadap gradien suhu
tersebut.
Lapisan ini dianggap sebagai bagian atmosfer yang
paling penting, karena berhubungan langsung dengan permukaan bumi yang
merupakan habitat dari berbagai jenis mahluk hidup termasuk
manusia, serta sebagain besar iklim berlangsung pada lapisan troposfer. Susunan
kimia udara troposfer terdiri dari 78,03% nitrogen, 20,99 oksigen, 0,93% argon,
0,03% asam arang, 0,0015% nenon, 0,00015% helium, 0,0001% kripton, 0,00005% hidrogen,
serta 0,000005% xenon. Troposfer terbagi lagi ke dalam empat lapisan, yaitu :
1. Lapisan Udara Dasar
Tebal lapisan udara ini adalah 1 – 2 meter di atas
permukaan bumi. Keadaan di dalam lapisan udara ini tergantung dari keadaan
fisik muka bumi, dari jenis tanaman, ketinggian dari permukaan laut dan
lainnya. Keadaan udara dalam lapisan inilah yang disebut sebagai iklim mikro,
yang memperngaruhi kehidupan tanaman dan juga jasad hidup di dalam tanah.
2. Lapisan Udara Bawah
Lapisan udara ini dinamakan juga lapisan-batasan
planiter (planetaire grenslag, planetary boundary layer). Tebal lapisan ini 1 –
2 km. Di sini berlangsung berbagai perubahan suhu udara dan juga menentukan
iklim.
3. Lapisan Udara Adveksi (Gerakan Mendatar)
Lapisan ini disebut juga lapisan udara konveksi atau
lapisan awan, yang tebalnya 2 – 8 km. Di dalam lapisan udara ini gerakan
mendatar lebih besar daripada gerakan tegak. Hawa panas dan dingin yang beradu
di sini mengakibatkan kondisi suhu yang berubah-ubah.
4. Lapisan Udara Tropopouse
Merupakan lapisan transisi antara lapisan troposfer
dan stratosfer terletak antara 8 – 12 km di atas permukaan laut (dpl). Pada
lapisan ini terdapat derajat panas yang paling rendah, yakni antara – 46 o C
sampai – 80o C pada musim panas dan antara – 57 o C sampai – 83 o C pada musim
dingin. Suhu yang sangat rendah pada tropopouse inilah yang menyebabkan uap air
tidak dapat menembus ke lapisan atmosfer yang lebih tinggi, karena uap air
segera mengalami kondensasi sebelum mancapai tropopouse dan kemudian jatuh kembali
ke bumi dalam bentuk cair (hujan) dan padat (salju, hujan es).
c. Stratosfer
Perubahan secara bertahap dari troposfer ke stratosfer
dimulai dari ketinggian sekitar 11 km. Suhu di lapisan stratosfer yang paling
bawah relatif stabil dan sangat dingin yaitu – 70oF atau sekitar – 57oC. Pada
lapisan ini angin yang sangat kencang terjadi dengan pola aliran yang
tertentu.Disini juga tempat terbangnya pesawat. Awan tinggi jenis cirrus
kadang-kadang terjadi di lapisan paling bawah, namun tidak ada pola cuaca yang
signifikan yang terjadi pada lapisan ini. Dari bagian tengah stratosfer keatas,
pola suhunya berubah menjadi semakin bertambah semakin naik, karena
bertambahnya lapisan dengan konsentrasi ozon yang bertambah. Lapisan ozon ini
menyerap radiasi sinar ultra ungu. Suhu pada lapisan ini bisa mencapai sekitar
18oC pada ketinggian sekitar 40 km. Lapisan stratopause memisahkan stratosfer
dengan lapisan berikutnya.
d. Mesosfer
Kurang lebih 25 mil atau 40km diatas permukaan bumi
terdapat lapisan transisi menuju lapisan mesosfer. Pada lapisan ini, suhu
kembali turun ketika ketinggian bertambah, sampai menjadi sekitar – 143oC di
dekat bagian atas dari lapisan ini, yaitu kurang lebih 81 km diatas permukaan
bumi. Suhu serendah ini memungkinkan terjadi awan noctilucent, yang terbentuk
dari kristal es. Daerah transisi antara lapisan mesosfer dan termosfer disebut
mesopouse dengan suhu terendah – 110o C.
e. Termosfer
Transisi dari mesosfer ke termosfer dimulai pada
ketinggian sekitar 81 km. Dinamai termosfer karena terjadi kenaikan temperatur
yang cukup tinggi pada lapisan ini yaitu sekitar 1982oC. Perubahan ini terjadi
karena serapan radiasi sinar ultra ungu. Radiasi ini menyebabkan reaksi kimia
sehingga membentuk lapisan bermuatan listrik yang dikenal dengan nama ionosfer,
yang dapat memantulkan gelombang radio. Sebelum munculnya era satelit, lapisan
ini berguna untuk membantu memancarkan gelombang radio jarak jauh. Molekul
oksigen akan terpecah menjadi oksegen atomik di sini. Proses pemecahan molekul
oksigen dan gas-gas atmosfer lainnya akan menghasilkan panas, yang akan
menyebabkan meningkatnya suhu pada lapisan ini. Suhu pada lapisan ini akan
meningkat dengan meningkaknya ketinggian.
f. Eksosfer
Merupakan lapisan atmosfer yang paling tinggi. Pada
lapisan ini, kandungan gas-gas atmosfer sangat rendah. Batas antara ekosfer
(yang pada dasarnya juga adalah batas atmosfer) dengan angkasa luar tidak
jelas. Daerah yang masih termasuk ekosfer adalah daerah yang masih dapat
dipengaruhi daya gravitasi bumi. Garis imajiner yang membatasi ekosfer dengan
angkasa luar disebut magnetopause. Adanya refleksi cahaya matahari yang
dipantulkan oleh partikel debu meteoritik. Cahaya matahari yang dipantulkan
tersebut juga disebut sebagai cahaya Zodiakal.
6. Teori Terjadinya Bumi
Teori pembentukan
Bumi adalah berbagai teori yang diajukan sebagai penjelasan asal usul
terbentuknya Bumi. Banyak ilmuwan yang meneliti dan menyimpulkan peristiwa
terbentuknya Bumi, dengan berbagai teori dan hipotesis mereka.
a.
Teori oleh Georges-Louis Leclerc
Pada tahun 1778 ahli
ilmu alam Perancis Georges-Louis Leclerc, Comte de Buffon, mengemukakan bahwa dahulu kala terjadi tumbukan antara
matahari dengan sebuah komet yang menyebabkan sebagian massa matahari terpental ke luar. Massa
yang terpental inilah yang menjadi planet.
b.
Teori Laplace
Seorang ahli Matematika dan astronomi Perancis Pierre Simon Marquis de Laplace 1796 mengemukakan Bumi terbentuk dari gugusan gas panas yang
berputar pada sumbunya, kemudian terbentuk cincin - cincin. Sebagian
cincin gas tersebut, terlempar ke luar dan tetap terus berputar. Cincin gas yang berputar akan mengalami pendinginan, sehingga
terbentuklah gumpalan - gumpalan bola yang
menjadi planet - planet, termasuk Bumi.
c.
Teori Planetisimal Hypothesis
Di kemukakan
oleh, Forest
Ray Moulton, seorang
ahli astronomi Amerika bersama rekannya T.C Chamberlain,
seorang ahli geologi, yang mengatakan matahari terdiri dari massa gas
bermassa besar sekali, pada suatu saat didekati oleh sebuah bintang lain yang
melintas dengan kecepatan tinggi di dekat matahari. Pada waktu bintang melintas
di dekat matahari dan jarak keduanya relatif dekat, maka sebagian massa gas
matahari ada yang tertarik ke luar akibat adanya gravitasi dari bintang yang melintas tersebut. Sebagian dari
massa gas yang tertarik ke luar ada yang pada lintasan bintang dan sebagian
lagi ada yang berputar mengelilingi matahari karena gravitasi matahari. Setelah
bintang melintas berlalu, massa gas yang berputar mengelilingi matahari menjadi
dingin dan terbentuklah cincin yang lama-kelamaan menjadi padat dan disebut
planetisimal. Beberapa planetisimal yang terbentuk akan saling tarik - menarik
dan bergabung menjadi satu dan pada akhirnya membentuk planet, termasuk Bumi.
d.
Teori Tidal
Dua orang ilmuwan
Inggris, James Jeans dan Harold Jeffreys, pada tahun 1918 mengemukakan teori tidal.
Mereka mengatakan pada saat bintang melintas di dekat matahari, sebagian massa
matahari tertarik ke luar sehingga membentuk semacam [cerutu].Bagian yang
membentuk cerutu ini akan mengalami pendinginan dan membentuk planet - planet,
yaitu Merkurius, Venus, Bumi, Mars, Yupiter, Saturnus, Uranus, dan Neptunus.
e.
Teori Weizsäcker
Pada tahun 1940, Carl
Friedrich von Weizsäcker,
seorang ahli astronomi Jerman mengemukakan tata surya pada mulanya terdiri atas matahari yang
dikelilingi oleh massa kabut gas. Sebagian
besar massa kabut gas ini terdiri atas unsur ringan, yaitu hidrogen dan
helium. Karena panas matahari yang sangat tinggi, maka unsur ringan
tersebut menguap ke angkasa tata surya, sedangkan unsur yang lebih berat
tertinggal dan menggumpal. ini akan menarik unsur - unsur lain yang ada di
angkasa tata surya dan selanjutnya berevolusi membentuk planet - planet,
termasuk Bumi.
f.
Teori Kuiper
Gerald P. Kuiper mengemukakan
bahwa pada mulanya ada nebula besar berbentuk piringan cakram. Pusat piringan adalah protomatahari,
sedangkan massa gas yang berputar mengelilingi protomatahari adalah protoplanet. Dalam teorinya, dia juga memasukkan unsur - unsur
ringan, yaitu hidrogen dan helium. Pusat piringan yang merupakan protomatahari
menjadi sangat panas, sedangkan protoplanet menjadi dingin. Unsur ringan tersebut menguap dan mulai
menggumpal menjadi planet - planet.
g.
Teori Whipple
Fred L. Whipple,
seorang ahli astronom Amerika mengemukakan pada mulanya tata surya terdiri dari
gas dan kabut debu aneh yang mengandung nitrogen yang sedikit kosmis yang
berotasi membentuk semacam piringan. Debu dan gas yang berotasi menyebabkan terjadinya pemekatan massa dan
akhirnya menggumpal menjadi padat, sedangkan kabutnya hilang menguap ke
angkasa. Gumpalan yang padat saling bertabrakan dan
kemudian membentuk planet - planet.
B.
KEHIDUPAN
DI BUMI
Sepanjang
sejarah penelitian para ahli tentang asal usul kehidupan, terdapat beberapa
teori penting yang masing-masing didukung oleh berbagai ahli. Teori asal usul
kehidupan dan pembuktiannya dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Teori Abiogenesis
Menurut
teori Abiogenesis, makhluk hidup berasal dari benda tidak hidup atau dengan
kata lain makhluk hidup ada dengan sendirinya. Teori ini dikenal juga dengan
teori Generatio Spontanea karena makhluk itu ada dengan sendirinya. Aristoteles
merupakan salah satu pelopor teori Abiogenesis ini, ia melakukan percobaan pada
tanah yang direndam air akan muncul cacing.
Pendukung
lain teori Abiogenesis ini adalah seorang ilmuwan dari Inggris bernama Nedham.
Ia melakukan penelitian dengan merebus kaldu dalam wadah selama beberapa menit
yang kemudian ditutup dengan gabus. Setelah beberapa hari, terdapat bakteri
dalam kaldu tersebut. Nedham berpendapat bahwa bakteri berasal dari kaldu.
Setelah
ditemukan mikroskop, Antonie van Leeuwenhoek melihat adanya mikroorganisme (animalculus)
di dalam air rendaman jerami. Temuan ini seolah-olah menguatkan teori
Abiogenesis. Para ilmuwan yang mendukung teori Abiogenesis menyatakan bahwa
mikroorganisme itu berasal dari jerami yang membusuk. Akan tetapi, Leeuwenhoek
menolak pernyataan itu dengan mengemukakan bahwa mikroorganisme itu berasal
dari udara.
Para
penganut abiogenesis tersebut di atas dalam menarik kesimpulan sebenarnya
terdapat kelemahan, karena mereka belum mampu melihat benda yang sangat kecil
(bakteri, kista, ataupun telur cacing) yang terbawa dalam materi percobaan yang
digunakan. Hal ini karena pada zaman Aristoteles belum ditemukan alat untuk itu
(mikroskop). Walaupun ada kelemahan pada percobaan, tetapi cara berpikir dalam
mencari jawaban mengenai asal usul kehidupan di bumi ini sudah mengacu pada
pola metode ilmiah.
2. Teori
Biogenesis
Teori
Biogenesis menyatakan bahwa makhluk hidup berasal dari makhluk hidup.
Tokoh-tokoh ilmuwan pendukung teori ini antara lain Francesco Redi, Lazzaro
Spallanzani, dan Louis Pasteur. Francesco Redi merupakan orang pertama yang
melakukan penelitian untuk membantah teori Abiogenesis.
a. Percobaan
Francesco Redi
Francesco
Redi melakukan penelitian menggunakan 8 tabung yang dibaginya menjadi 2 bagian.
Empat tabung masing-masing diisinya dengan daging ular, ikan, roti dicampur
susu, dan daging, keempat tabung tersebut dibiarkan terbuka. Empat tabung yang
lain diperlakukan sama tapi tertutup rapat. Tidak terdapat larva dengan 4
tabung pertama, tetapi tabung ditutup rapat. Setelah beberapa hari pada tabung
yang terbuka terdapat larva yang akan menjadi lalat.
Berdasarkan
hasil eksperimennya, Francesco Redi menyimpulkan bahwa ulat bukan berasal dari
daging, tetapi berasal dari telur lalat yang terdapat di dalam daging dan
menetas menjadi larva. Penelitian ini ditentang oleh penganut teori Abiogenesis
karena pada tabung yang tertutup rapat, udara dan zat hidup tidak dapat masuk
sehingga tidak memungkinkan untuk adanya suatu kehidupan. Bantahan itu mendapat
tanggapan dari Redi. Redi melakukan eksperimen yang sama, namun tutup diganti
dengan kain kasa sehingga udara dapat masuk dan ternyata dalam daging tidak
terdapat larva.
b. Percobaan Lazzaro Spallanzani
Lazzaro
Spallanzani melakukan percobaan untuk menyanggah kesimpulan yang dikemukakan
oleh Nedham pada tahun 1765. Lazzaro Spallanzani melakukan percobaan dengan
memanaskan 2 tabung kaldu sehingga semua organisme yang ada di dalam kaldu
terbunuh. Setelah didinginkan kaldu tersebut dibagi menjadi 2, satu tabung
dibiarkan terbuka sedangkan tabung yang lain ditutup. Hasilnya ternyata pada
tabung yang terbuka terdapat organisme, sedangkan pada tabung yang tertutup
tidak terdapat organisme.
c. Percobaan Louis Pasteur
Louis
Pasteur melakukan percobaan menggunakan labu leher angsa. Pertama-tama kaldu direbus
hingga mendidih, kemudian didiamkan. Setelah beberapa hari, air kaldu tetap
jernih dan tidak mengandung mikroorganisme. Adanya leher angsa memungkinkan
udara dapat masuk ke dalam tabung, tetapi mikroorganisme udara akan terhambat
masuk karena adanya uap air pada pipa leher. Namun, jika tabung dimiringkan
hingga air kaldu sampai ke permukaan pipa, air kaldu tersebut akan
terkontaminasi oleh mikroorganisme udara. Akibatnya setelah beberapa waktu, air
kaldu akan menjadi keruh karena terdapat mikroorganisme.
Berdasarkan
hasil percobaan para ilmuwan tersebut maka muncullah teori baru yaitu teori
Biogenesis yang menyatakan bahwa:
a.
setiap makhluk hidup berasal dari
telur (omne vivum ex ovo),
b.
setiap telur berasal dari makhluk
hidup (omne ovum ex vivo),
c.
setiap makhluk hidup berasal dari
makhluk hidup sebelumnya (omne vivum ex vivo).
C. EVOLUSI
Evolusi (dalam
kajian biologi) berarti perubahan pada sifat-sifat
terwariskan suatu populasi organisme dari satu generasi ke generasi
berikutnya yang berlangsung sangat lama. Perubahan-perubahan ini disebabkan
oleh kombinasi tiga proses utama: variasi, reproduksi, dan seleksi. Sifat-sifat
yang menjadi dasar evolusi ini dibawa oleh gen yang diwariskan kepada keturunan suatu makhluk hidup dan
menjadi bervariasi dalam suatu populasi. Ketika organisme bereproduksi,
keturunannya akan mempunyai sifat-sifat yang baru. Sifat baru dapat diperoleh
dari perubahan gen akibat mutasi ataupun transfer gen antar populasi
dan antar spesies. Pada spesies yang bereproduksi
secara seksual,
kombinasi gen yang baru juga dihasilkan oleh rekombinasi
genetika, yang dapat
meningkatkan variasi antara organisme. Evolusi terjadi ketika
perbedaan-perbedaan terwariskan ini menjadi lebih umum atau langka dalam suatu
populasi.
Evolusi
didorong oleh dua mekanisme utama, yaitu seleksi alam dan hanyutan genetik. Seleksi alam merupakan sebuah proses
yang menyebabkan sifat terwaris yang berguna untuk keberlangsungan hidup dan
reproduksi organisme menjadi lebih umum dalam suatu populasi - dan sebaliknya,
sifat yang merugikan menjadi lebih berkurang. Hal ini terjadi karena individu dengan
sifat-sifat yang menguntungkan lebih berpeluang besar bereproduksi, sehingga
lebih banyak individu pada generasi selanjutnya yang mewarisi sifat-sifat yang
menguntungkan ini. Setelah
beberapa generasi, adaptasi terjadi melalui kombinasi perubahan
kecil sifat yang terjadi secara terus menerus dan acak ini dengan seleksi alam. Sementara itu, hanyutan genetik
(Bahasa Inggris: Genetic Drift) merupakan sebuah proses bebas yang
menghasilkan perubahan acak pada frekuensi sifat suatu populasi. Hanyutan
genetik dihasilkan oleh probabilitas apakah suatu sifat akan diwariskan ketika
suatu individu bertahan hidup dan bereproduksi.
Walaupun
perubahan yang dihasilkan oleh hanyutan dan seleksi alam kecil, perubahan ini
akan berakumulasi dan menyebabkan perubahan yang substansial pada organisme.
Proses ini mencapai puncaknya dengan menghasilkan spesies yang baru. Dan sebenarnya, kemiripan antara
organisme yang satu dengan organisme yang lain mensugestikan bahwa semua
spesies yang kita kenal berasal dari nenek moyang yang sama melalui proses
divergen yang terjadi secara perlahan ini.
1. Teori Evolusi
a.
Charles Darwin
(1809-1882)
Charles darwin yang berpendapat bahwa
evolusi dapat terjadi karena seleksi alam. Seleksi alam Charles Darwin
merupakan didasarkan pada hasil observasi yang dibuatnya yaitu:
·
Lebih baik keturunan yang dihasilkan
dari pada benar-benar mampu bertahan hidup
·
Dalam suatu spesies tidak ada individu
yang identik (sama) karna selalu terjadi variasi dan beberapa individu yang
memiliki sifat-sifat yang cocok dengan kondisi lingkungan yang ada dibandingkan
individu yang lainnya.
·
Setiap populasi umumnya akan bertambah
terus karna bereproduksi
·
Pertambahan populasi dibatasi
faktor-faktor pembatas yang membuat kenaikan populasi tidak berjalan mulus
·
Adanya seleksi alam yang membuat setiap
individu harus beradaptasi terhadap lingkungannya, dan yang berhasil hdup akan
mewariskan sifat-sifat keturunannya.
Dalam buku "The Origins of Spesies", Charles Darwin menulis 4 pokok pikiran mengenai evolusi. Isi 4 pikiran
Charles Darwin adalah sebagai berikut:
·
Bentuk-bentuk tidaklah bersikap tetap
tetapi mengalami perubahan secara bertahap dan terus menerus.
·
Spesies-spesies yang ada sekarang
merupakan hasil evolusi dari spesies-spesies yang terdahulu
·
Spesies yang berkerabat dekat berevolusi
dari keturunan yang sama
·
Seleksi salam merupakan mekanisme untuk
terjadinya evolusi
b.
Jean Baptise Lamarck
(1744-1829)
Menurut Lamarck, Evolusi adalah
perubahan yang terjadi pada suatu individu yang disebabkan oleh faktor
lingkungan yang dapat diturunkan. Teori tersebut dikenal dengan Teori Lamarckisme. Contoh Teori
Lamarck, Lamarck berpendapat bahwa jerapah
dulunya memiliki leher pendek, namun akibat dari menggapai makanan yang ada
diatas pohon yang menyebabkan leher jerapah tertarik atau teregang selama
bertahun-tahun yang membuat leher jerapah menjadi panjang.
Dalam bukunya "Philosophic
Zoologique" yang berisi bahwa organisme mikroskopis muncul spontan dari
bahan tidak hidup yang kemudian berevolusi menjadi bentuk-bentk yang lebih
kompleks. Lamarck mempercayai bahwa evolusi terjadi saat suatu organisme bagian
tubuh itu berubah sepanjang hidupnya dan perubahan dapat diwariskan kepada
keturunannya.
2.
Seleksi
Alam dan Adaptasi
Organisme berubah sepanjang waktu agar mereka
untuk bertahan hidup dan beradaptasi dengan lingkungan mereka. Adaptasi
terjadi ketika seluruh spesies atau kelompok mengalami perubahan sesuai dengan
habitat mereka. Seleksi alam menunjukkan bahwa sifat tertentu yang berharga
untuk kelangsungan hidup akan lebih dominan. Bumi kita telah di sini selama
jutaan tahun. Selama waktu itu, kita datang untuk belajar dan memahami, melalui
sisa-sisa fosil dan rekaman kuno, bahwa banyak hewan dan organisme hidup lama
telah berusaha untuk beradaptasi dengan iklim dan permukaan yang terus berubah.
Ada banyak pertanyaan yang telah
dilemparkan mengenai diskusi tentang evolusi dan konsep terkait. Kenapa dinosaurus semua pergi sementara spesies reptil
lainnya, seperti buaya, terus merangkak di bumi bahkan sampai hari ini. Selain
itu, ada juga kasus lain dimana beberapa spesies hewan telah berhenti ada
sementara yang lain yang memiliki karakteristik serupa terus berkembang dan
hidup. Semua pertanyaan ini berkisar pada dua konsep yang berkaitan dengan
evolusi. Ini adalah konsep adaptasi dan seleksi alam.
Sehubungan dengan bagaimana organisme
hidup berkembang, adaptasi menunjukkan ketika seluruh kelompok spesies atau
populasi berubah untuk mengatasi perubahan habitat mereka. Ini berarti bahwa
tidak hanya sekarang apakah mereka mengalami perubahan fisik, tetapi mereka
juga belajar untuk hidup dari lingkungan mereka. Misalnya, ada beberapa hewan
yang telah mengembangkan bulu tebal untuk bertahan hidup di lingkungan yang
keras dan dingin. Ini adalah contoh yang jelas beradaptasi dengan lingkungan.
Dalam seleksi alam, meskipun tampaknya mengikuti istilah
‘survival of the fittest“ Hal ini menunjukkan bahwa ada ciri-ciri atau karakteristik tertentu yang
dikatakan lebih mendalam dari sifat-sifat lainnya. Beberapa hewan memiliki
karakteristik tertentu yang penting untuk kelangsungan hidup mereka, dengan
demikian, mereka mengolah sifat-sifat ini sampai mereka telah meneruskan ke
tiap generasi sampai hari ini. Cukup berbicara, dalam seleksi alam, organisme
dengan ciri-ciri ‘cocok’ untuk bertahan hidup cenderung untuk melanjutkan
hidup.
Secara ringkas Adaptasi adalah mutasi genetik, yang meningkatkan kemampuan
populasi untuk bertahan hidup dan bereproduksi di lingkungannya. Seleksi alam adalah proses di mana
populasi yang paling mampu bertahan di lingkungan yang mereka “pilih”. Seperti
“Pilihan” mengakibatkan penghapusan populasi yang layak di lingkungan mereka,
mendukung populasi yang cocok.
1. Organisme berubah sepanjang waktu agar mereka untuk bertahan hidup dan
beradaptasi dengan lingkungan mereka.
2. Adaptasi terjadi ketika seluruh spesies atau kelompok mengalami perubahan
sesuai dengan habitat mereka.
3. Seleksi alam menunjukkan bahwa sifat tertentu yang berharga untuk
kelangsungan hidup akan lebih dominan.
3.
Contoh
Hewan yang Mengalami Seleksi Alam, Adaptasi, dan Evolusi
a. Adaptasi
Adaptasi adalah kemampuan
atau kecenderungan makhluk hidup dalam menyesuaikan diri dengan lingkungan baru
untuk dapat tetap hidup dengan baik. Adaptasi hewan yaitu kemampuan hewan untuk
menyesuaikan dirinya terhadap perubahan-perubahan keadaan alam atau
lingkungannya (seleksi alam). Contoh adaptasi tingkah laku pada bunglon yang dapat berubah warna kulit
sesuai dengan warna yang ada di lingkungan sekitarnya dengan tujuan untuk
menyembunyikan diri sehingga tidak terlihat oleh dari para pemangsa.
b. Evolusi
Evolusi pada dasarnya
berarti proses perubahan dalam jangka waktu tertentu. Dalam konteks biologi
yang modern, evolusi berarti perubahan sifat-sifat yang diwariskan dalam suatu
populasi organisme dari satu generasi ke generasi berikutnya. Contohnya, karena
hasil evolusi menurut teori Lamarck, pada awalnya jerapah
memiliki leher pendek. Karena makanannya berupa daun-daun yang tinggi, maka
jerapah berusaha untuk dapat menjangkaunya. Karena terbiasa dengan hal ini maka
semakin lama, leher jerapah menjadi semakin panjang dan pada generasi
berikutnya akan lebih panjang lagi. Berdasarkan bukti-bukti fosil yang ada, ean
Baptiste de Lamarck mengemukakan teori evolusi pada 1809, tahun saat Darwin
dilahirkan. Lamarck mengungkapkan bahwa makhluk hidup berevolusi sebagai respon
terhadap perubahan lingkungannya. Berevolusi, maksudnya makhluk hidup berubah
dari satu bentuk ke bentuk lainnya. Oleh karena itu, Lamarck merupakan orang pertama
yang menyatakan bahwa makhluk hidup melakukan evolusi.
c. Seleksi alam
Dalam teori evolusi dikatakan
bahwa makhluk hidup yang tidak mampu beradaptasi dengan lingkungannya lama
kelamaan akan punah. Yang tertinggal hanyalah mereka yang mampu beradaptasi
dengan lingkungannya. Dan sesama makhluk hidup akan saling bersaing untuk
mempertahankan hidupnya itu adalah seleksi alam. Contoh hewan seleksi alam yaitu
Dinosaurus. Dinaosaurus tidak mampu
beradaptasi dan bersaing sehingga alam menyeleksinya dan akhirnya punah.
Sumber: