MAKALAH
ILMU
BUDAYA DASAR
Dibuat oleh :
Nama : Novia Alverina Fani
Kelas : 1PA13
NPM : 15515122
FAKULTAS
PSIKOLOGI
UNIVERSITAS
GUNADARMA
Mata Kuliah : Ilmu
Budaya Dasar
Dosen : Bapak Jhon
Hendri
Bab 12-13
Manusia dan
Kegelisahan
1. Pengertian
Kegelisahan
Kegelisahan
berasal dari kata gelisah yang berarti tidak tenteram hatinya, selalu merasa
khawatir, tidak tenang, tidak sabar,
cemas. Sehingga kegelisahan merupakan
hal yang menggambarkan seseorang
tidak tentram hati maupun perbuatannya, merasa kawatir, tidak tenang dalam
tingkah lakunya, tidak sabar ataupun dalam kecemasan.
Kegelisahan
hanya dapat diketahui dari gejala tingkah laku atau gerak gerik seseorang dalam
situasi tertentu. Gejala tingkah laku atau gerak.-gerik itu umumnya lain dari
biasanya, misalnya berjalan mundar-mandir
dalam ruang tertentu sambil
menundukkan kepala,
memandang jauh ke depan sambil
mengepal-ngepalkan tangannya, duduk termenung sambil memegang kepalanya, duduk dengan
wajah murung atau sayu, malas bicara, dan
lain-lain.
Kegelisahan
merupakan salah satu ekspresidari kecemasan. Karena itu dalam kehidupan
sehari-hari, kegelisahan juga diartikan sebagai kecemasan, kekawatiran ataupun
ketakutan. Masalah kecemasan atau kegelisahan berkaitan juga dengan masalah
frustasi, yang secara definisi dapat disebutkan, bahwa seseorang mengalami
frustasi karena apa yang diinginkan tidak tecapai.
Sigmund Freud
ahli psikoanalisa berpendapat,bahwa ada tiga macam kecemasan yang menimpa
manusia yaitu kecemasan kenyataan (obyektit), kecemasan neorotik dan kecemasan
moril.
2. Sebab-Sebab
Orang Gelisah
Sebab-sebab orang gelisah
adalah karena pada hakekatnya orang takut
kehilangan hak-haknya. Hal itu adalah akibat dari suatu
ancaman, baik ancaman dari luar maupun dari dalam.
Contoh:
Bila ada suatu tanda bahaya (bahaya banjir, gunung
meletus, atau perampokan), orang tentu akan gelisah. Hal itu disebabkan karena
bahaya itu mengancam akan hilangnya
beberapa hak orang sekaligus, misalnya hak hidup, hak milik, hak memperoleh
perlindungan, hak kemerdekaan hidup, dan mungkin hak nama baik.
3. Usaha-Usaha
Mengatasi Kegelisahan
Mengatasi
kegelisahan ini pertama-tama harus mulai dari diri
kita sendiri, yaitu kita harus bersikap tenang. Dengan sikap tenang
kita dapat berpikir tenang, sehingga kesulitan dapat kita atasi.
Contoh:
Dokter yang
menghadapi istri dan anaknya yang sedang sakit, justru
tidak dapat merasa tenang, karena ada ancaman terhadap haknya. Dokter tidak
dapat berbuat apa-apa bila menghadapi keluarganya yang sakit, karena ia merasa
khawatir. Dalam hal ini dokter itu harus bersikap menghadapi pasien yang bukan
keluarganya.
Cara lain yang mungkin
juga baik untuk digunakan dalam mengatasi kegelisahan
atau kecemasan yaitu dengan memerlukan sedikit pemikiran;
pertama-tarna, kita tanyakan kepada diri kita sendiri
(introspeksi). akibat yang paling buruk yang bagaimanakah
yang akan kita tanggung atau yang akan terjadi, mengapa hal itu terjadi,
apa penyebabnya dan sebagainya. Apabila kita dapat menganalisa akibat
yang akan ditimbulkan olch kecernasan tersebut dan bila
kita tidak dapat mengatasinya, kita dapat
mempersiapkan diri untuk menghadapinya,karena
tidak semua pengalaman di dunia ini
menyenangkan.
Yang kedua kita bersedia
menerima akibatnya dengan rasa tabah dan senang hati niscaya kecemasan tersebut
akan sirna dalam jiwa kita. Dan yang ketiga,
dengan bersama-sama berjalannya waktu kita dapat mencoba untuk memperkecil dan
mengurangi keburukan-keburukan akibat timbulnya kecemasan, dengan demikian kita
akan tidak merasakan lagi adanya kecemasan / kegelisahan dalam jiwa.
Untuk mengatasi
kegelisahan yang paling ampuh kita memasrahkan diri
kepada Tuhan. Kita pasrahkan nasib kita sepenuhnya kepada-Nya, kita harus
percaya bahwa Tuhanlah Maha Kuasa. Maha Pengasih, Maha Penyayang, dan Maha
Pengampun.
4. Keterasingan
Keterasingan berasal dari
kata terasing. dan kata itu adalah dari kata dasar asing. Kata asing berarti sendiri, tidak dikenal orang, sehingga kata terasing berarti, tersisihkan dari pergaulan, terpisahkan dari yang lain.
atau terpencil. Jadi kata keterasingan berarti
hal-hal yang berkenaan dengan tersisihkan dari
pergaulan,terpencil atau terpisah dari yang lain.
Yang menyebabkan orang berada
dalam keterasingan itu ialah perilakunya yang tidak
dapat diterima atau tidak dapat dibenarkan oleh
masyarakat, atau kekurangan yang ada pada diri
seseorang, sehingga ia tidak dapat atau sulit
menyesuaikan diri dalam masyarakat.
5. Kesepian
Kesepian
berasal dari kata sepi yang berarti sunyi atau lengang, sehingga kata
kesepian berarti merasa sunyi atau lengang. tidak berteman. Setiap orang
pemah mengalami kesepian, karena kesepian bagian
hidup manusia, lama rasa sepi itu bergantung
kepada mental orang dan kasus penyebabnya.
Bermacam-macam
penyebab teIjadinya kespian. Frustasi dapat mengakibatkan kesepian.
Dalam hal seperti itu orang tidak mau diganggu, ia
lebih senang dalam keadaan sepi, tidak suka
bergaul, dan sebagainya. la lebih senang
hidup sendiri.
Jadi
kesepian itu akibat dari keterasingan. Keterasingan akibat
sikap sombong, angkuh, kaku, keras kepala, sehingga dijauhi ternan-ternan
sepergaulan. Karena ternan-ternan menjauhi, maka orang yang bersikap sombong
itu hidup terasing. terpencil dari keramaian hidup sehingga kesepian.
6. Ketidakpastian
Ketidak pastian berasal dari kata tidak
pasti artinya tidak menentu, tidak dapat ditentukan, tidak tahu, tanpa
arah yang jelas, tanpa asal-usul yang jelas. Ketidak pastian
artinya keadaan yang tidak pasti, tidak tentu, tidak dapat ditentukan, tidak
tahu, keadaan tanpa arah yang jelas, keadaan tanpa asal-usul yangjelas. ltu
semua adalah akibat pikirannya tidak dapat konsentrasi.
Ketidakkonsentrasian disebabkan oleh berbagai sebab, yang jelas
pikirannya kacau.
7. Usaha-Usaha
Mengatasi Ketidakpastian
Untuk dapat
menyembuhkan keadaan ini tergantung kepada mental Si Penderita. Andai kata
penyebabnya sudah diketahui, kemungkinan juga tidak dapat sembuh. Bila hal
ituterjadi, maka jalan yang paling baik untuk penderita ialah diajak atau pergi
sendiri kepsikolog.
Bila penyebabnya
itu jelas, misalnya rindu, obatnya mudah, yaitu dipertemukan denganorang yang
dirindukan. Phobia atau jenis takut bisa dilatih dari sedikit, sehingga tidak
takut lagi.
BAB 14-15
Manusia dan Harapan
1. Pengertian
Harapan
Harapan atau asa adalah bentuk dasar dari
kepercayaan akan sesuatu yang diinginkan akan didapatkan atau suatu kejadian
akan bebuah kebaikan di waktu yang akan dating. Pada umumnya harapan berbentuk
abstrak, tidak tampak, namun diyakini bahkan terkadang, dibatin dan dijadikan
sugesti agar terwujud. Namun ada kalanya harapan tertumpu pada
seseorang atau sesuatu. Pada praktiknya banyak orang mencoba
menjadikan harapannya menjadi nyata dengan cara berdoa atau berusaha
(Wikipedia).
Harapan berasal
dari kata harap yang berarti keinginan supaya sesuatu terjadi sehingga harapan
berarti sesuatu yang diinginkan dapat terjadi. Dengan demikian harapan
menyangkut masa depan.
2. Apa
Sebab Manusia Mempunyai Harapan
Penyebab manusia
mempunyai harapan adalah dorongan kodrat manusia sebagai makhluk sosial.
Dorongan kodrat adalah sifat,keadaan atau pembawaan alamiah sejak manusia di
ciptakan. Dorongan itulah yang menyebabkan manusia mempunyai bermacam-macam
kebutuhan hidup dan untuk memenuhinya manusia harus bekerja sama dengan orang
lain. Tidak hanya orang yang masih hidup saja yang mempunyai harapan,orang yang
sudah meninggal pun mempunyai harapan,biasanya berupa pesan-pesan kepada
ahli waris nya.
3. Pengertian
Doa
DOA
(DU’A) adalah memohon atau meminta pertolongan
kepada Allah SWT. Akan tetapi bukan berarti hanya orang-orang yang sedang
ditimpa musibah saja yang layak memanjatkan doa. Dalam keadaan segar-bugar dan
tidak kekurangan suatu apa pun, sebagai manusia, kiranya kita layak berdoa.
Setidaknya berdoalah memohon perkenan Allah SWT untuk mengampuni segala
dosa-dosa, baik yang kita segaja maupun tidak. Juga meminta tetap diberi
kekuatan iman dan kesehatan agar dapat melaksanakan segala perintah-Nya. Lalu
memohon perlindungan-Nya dari gangguan setan dan hawa nafsu kita sendiri supaya
tidak terjerembab dalam jurang maksiat.
4. Kepercayaan
Kepercayaan
berasal dari kata percaya, artinya mengakui atau meyakini akan kebenaran.
Kepercayaan adalah hal-hal yang berhubungan dengan pengakuan atau keyakinan
akan kebenaran.
5. Kepercayaan
dan Usaha Untuk Meningkatkannya
Dasar kepercayaan adalah kebenaran.
Sumber kebenaran adalah manusia. Kepercayaan itu dapat dibedakan atas :
1.
Kepercayaan
Pada Diri Sendiri
Kepercayaan pada
diri sendiri itu ditanamkan setiap pribadi manusia. Percaya pada did sendiri
pada hakekatnya percaya pada Tuhan Yang Maha Esa. Percaya pada din sendiri,
menganggap dirinya tidak salah, dirinya menang, dirinya mampu mengerjalcan yang
diserahkan atau dipercayakan kepadanya.
2.
Kepercayaan
Kepada Orang Lain
Percaya kepada
orang lain itu dapat berupa percaya kepada saudara, orang tua, guru, atau siapa
saja. Kepercayaan kepada orang lain itu sudah tentu percaya terhadap kata
hatinya, perbuatan yang sesuai dengan kata hati, atau terhadap kebenarannya.
Ada ucapan yang berbunyi orang itu dipercaya karena ucapannya.
3.
Kepercayaan
Kepada Pemerintah
Pandangan
demokratis mengatakan bahwa kedaulatan adalah dari rakyat, (kewibawaan pun
milik rrakyat. Rakyat adalah negara, rakyat itu menjelma pada negara.
Satu-satunya realitas adalah negara). Manusia sebagai seorang (individu) tak
berarti. Orang, mempunyai arti hanya dalam masyarakat, negara. Hanya negara
sebagai keutuhan (totalitas) yang ada, kedaulatan mutlak pada negara, negara
demikian itu disebut negara totaliter. satu-satunya yang mempunyai hak ialah
negara; manusia perorangan tidak mempunyai hak, is hanya mempunyai kewajiban
(negara diktator).
4.
Kepercayaan
Kepada Tuhan
Kepercayaan
kepada Tuhan yang maha kuasa itu amat penting, karena keberadaan manusia itu
bukan dengan sendirinya, tetapi diciptakan oleh Tuhan. Kepercayaan berarti
keyakinan dan pengakuan akan kebenaran. Kepercayaan itu amat penting, karena
merupakan tali kuat yang dapat menghubungkan rasa manusia dengan Tuhannya.
Berbagai usaha dilakukan manusia untuk
meningkatkan rasa percaya kepada Tuhannya. Usaha itu bergantung kepada pribadi
kondisi, situasi, dan lingkungan. Usaha itu antara lain :
a.
meningkatkan
ketaqwaan kita dengan jalan meningkatkan ibadah
b.
meningkatkan
pengabdian kita kepada masyarakat
c.
meningkatkan
kecintaan kita kepada sesama manusia dengan jalan suka menolong, dermawan, dan
sebagainya
d.
mengurangi
nafsu mengumpulkan harta yang berlebihan
e.
menekan
perasaan negatif seperti iri, dengki, fitnah, dan sebagainya
Daftar Pustaka :