MAKALAH
ILMU
BUDAYA DASAR
Dibuat Oleh :
Nama : Novia Alverina Fani
Kelas : 1PA13
NPM : 15515122
FAKULTAS
PSIKOLOGI
UNIVERSITAS
GUNADARMA
Mata Kuliah : Ilmu
Budaya Dasar
Dosen : Bapak Jhon
Hendri
BAB I
Ilmu Budaya Dasar
merupakan salah satu mata kuliah dasar umum (MKDU) yang merupakan mata kuliah
wajib disemua perguruan tinggi, baik yang sifatnya eksakta maupun noneksakta.
Secara khusus MKDU bertujuan untuk menghasilkan warga negara sarjana yang
berkualitas sebagai berikut:
1. Berjiwa
Pancasila
2. Takwa
terhadap Tuhan Yang Maha Esa
3. Memiliki
wawasan komprehensif
4. Memiliki
wawasan budaya yang luas
5. Memiliki
rasa tenggang terhadap sesama
1. Apa pengertian dari
Ilmu Budaya Dasar?
2. Apa tujuan IBD?
3. Apa saja yang menjadi
ruang lingkup IBD?
4. Apa yang dimaksud
dengan manusia?
5. Apa hakekat manusia?
6. Bagaimana kepribadian
bangsa timur?
7. Apa yang dimaksud
dengan kebudayaan?
8. Apa saja yang menjadi
unsure kebudayaan?
9. Bagaimana orientasi
nilai budaya?
10. Apa yang dimaksud
dengan perubahan kebudayaan?
11. Apa kaitan manusia
dan kebudayaan?
12. Apa yang dimaksud dengan
pendekatan kesusastraan?
13. Apa saja Nilai-nilai dalam Prosa
Fiksi?
14. Apa
pengertian Cinta Kasih?
15. Bagaimana Cinta menurut ajaran
agama?
16. Apa yang dimaksud dengan
Pemujaan?
17. Apa yang dimaksud dengan Kasih
Sayang?
18. Apa yang dimaksud dengan
Kemesraan?
19. Apa yang dimaksud dengan Cinta
Kasih Erotis?
20. Apa yang dimaksud dengan Belas
Kasih?
21. Apa yang dimaksud dengan
Keindahan?
22. Apa yang dimaksud dengan
Renungan?
23. Apa yang dimaksud dengan
Keserasian ?
Pembuatan makalah
ini bertujuan untuk mengetahui apa yang kita pelajari
dalam mata kuliah Ilmu Budaya Dasar dengan lebih terperinci.
Metode yang digunakan penulis dalam mencari atau
mengumpulkan data ini menggunakan metode kepustakaan. Dimana metode ini
mengumpulkan data dengan cara mengkaji dan menelaah data dari internet.
BAB II
A. Pengertian Ilmu Budaya Dasar (IBD)
Mata Kuliah Ilmu
Budaya Dasar adalah salah satu mata kuliah yang membicarakan tentang
nilai-nilai, tentang kebudayaan, tentang berbagai macam masalah yang
dihadapi manusia dalam hidupnya sehari-sehari. Hal ini perlu, karena
dirasakan kekurangan pada sistem Pendidikan kita, baik pada tingkat
menengah, maupun pada tingkat perguruan tinggi.
Diharapkan kegunaan
mata kuliah ini, agar lulusan perguruan tinggi kita dari semua jurusan
dapat mempunyai suatu kesamaan bahan pembicaraan. Adanya kesamaan
ini diharapkan agar interalisi antara intelektuil kita lebih sering
dengan akibat positif bagi pembangunan negara kita pada umumnya dan
perbaikan pendidikan pada khususnya. Diharapkan mata kuliah ini dapat menjadi
semacam “Lingua franca” bagi para akademisi dari berbagai lapangan ilmiah,
dengan memiliki suatu bekal yang sama ini diharapkan agar para
akademisi dapat lebih lancar komunikasi ini selanjutnya kan memperlancar
pula pelaksanaan pembangunan dalam berbagai bidang yang ditangani
selanjutnya akan ditangani oleh para cendekiawan dari berbagai lapangan
keahlian itu.
B. Tujuan Ilmu Budaya Dasar (IBD)
Penyajian mata
kuliah Ilmu Budaya Dasar tidak lain merupakan usaha yang diharapkan dapat
memberikan pengetahuan dasar dan pengertian umum tentang konsep-konsep yang
dikembangkan untuk mengkaji masalah-masalah manusia dan kebudayaan. Dengan
demikian jelaslah bahwa mata kuliah Ilmu Budaya Dasar tidak dimaksudkan untuk
mendidik ahli-ahli dalam satu bidang keahlian yang termasuk didalam pengetahuan
budaya (the humanities).
Akan tetapi Ilmu
Budaya Dasar semata-mata sebagai salah satu usaha mengembangkan kepribadian
mahasiswa dengan cara memperluas wawasan pemikiran serta kemampuan kritikannya
terhadap nilai-nilai budaya, baik yang menyangkut orang lain dan alam
sekitarnya, maupun yang menyangkut dirinya sendiri.
Untuk bisa
menjangkau tujuan tersebut Ilmu Budaya Dasar diharapkan dapat :
1. Mengusahakan
penajaman kepekaan mahasiswa terhadap lingkungan budaya, sehingga mereka lebih
mudah menyesuaikan diri dengan lingkungan yang baru, terutama untuk kepentingan
profesi mereka.
2. Memberi kesempatan
pada mahasiswa untuk memperluas pandangan mereka tentang masalah kemanusiaan
dan budaya serta mengembangkan daya kritis mereka terhadap persoalan-persoalan
yang menyangkut kedua hal tersebut.
3. Mengusahakan agar
mahasiswa, sebagai calon pemimpin bangsa dan negara serta ahli dalam bidang
disiplin masing-masing, tidak jatuh kedalam sifat-sifat kedaerahan dan
pengkotakan disiplin yang ketat. Usaha ini terjadi karena ruang lingkup
pendidikan kita amat sempit dan condong membuat manusia spesialis yang
berpandangan kurang luas, kedaerahan dan pengkotan disiplin yang kuat.
4. Mengusahakan wahana
komunikasi para akademis agar mereka lebih mampu berdialog satu sama lain.
Dengan memiliki satu bekal yang sama, para akademis diharapkan akan lebih
lancar dalam berkomunikasi.
Ruang Lingkup Ilmu
Budaya Dasar Bertitik tolak dari kerangka tujuan yang telah ditetapkan, dua
masalah pokok bisa dipakai sebagai bahan pertimbangan untuk menentukan ruang
lingkup kajian mata kuliah IBD. Kedua masalah pokok itu adalah :
1. Berbagai aspek
kehidupan yang seluruhnya merupakan ungkapan masalah kemanusiaan dan budaya
yang dapat didekati dengan menggunakan pengetahuan budaya (the humanities),
baik dari segi masing-masing keahlian (disiplin) didalam pengetahuan budaya,
maupun secara gabungan (antar bidang) berbagai disiplin dalam pengetahuan
budaya.
2. Hakekat manusia yang
satu atau universal, akan tetapi yang beraneka ragam perwujudannya dalam
kebudayaan masing-masing jaman dan tempat.
Memilik kedua pokok
masalah yang bisa dikaji dalam mata kuliah IBD, nampak dengan jelas bahwa
manusia menempati posisi sentral dalam pengkajian. Manusia tidak hanya sebagai
obyek pengkajian. Bagaimana hubungan manusia dengan alam, dengan sesama,
dirinya sendiri, nilai-nilai manusia dan bagaimana pula hubungan dengan sang
pencipta menjadi tema sentral dalam IBD.
Pokok-pokok bahasan
yang dikembangkan adalah:
a). Manusia dan cinta
kasih
b). Manusia dan Keindahan
c). Manusia dan
Penderitaan
d). Manusia dan Keadilan
e). Manusia dan Pandangan
hidup
f). Manusia dan tanggungjawab
serta pengabdian
g). Manusia dan
kegelisahan
h). Manusia dan harapan
Materi ilmu sosial
dasar terdiri atas masalah-masalah sosial untuk dapat menelaah masalah-masalah,
sosial hendaknya terlebih dahulu kita dapat mengidentifikasi kenyataan-kenyataan
sosial dan memahami sejumlah konsep sosial tertentu. Sehingga dengan demikian
bahan pelajaran ilmu sosial dasar dapat dibedakan atas 3 golongan yaitu :
1. Kenyataan-kenyataan
sosial yang ada dalam masyarakat, yang secara bersama-sama merupakan masalah
sosial tertentu.
2. Konsep-konsep sosial
atau pengertian-pengertian tentang kenyataan -kenyataan sosial dibatasi pada
konsep dasar atau elementer saja yang sangat diperlukan untuk mempelajari
masalah-masalah sosial yang dibahas dalam ilmu pengetahuan sosial.
3. Masalah-masalah
sosial yang timbul dalam masyarakat, biasanya terlibat dalam berbagai
kenyataan-kenyataan sosial antara yang satu dengan yang lainnya saling
berkaitan.
2. Manusia
dan Kebudayaan
A. Pengertian Manusia
Dalam ilmu eksakta,
manusia dipandang sebagai kumpulan dari partikel-partikel atom yang membentuk
jaringan-jaringan sistem yang dimiliki oleh manusia (ilmu kimia), manusia
merupakan kumpulan dari berbagai sistem fisik yang saling terkait satu sama
lain dan merupakan kumpulan dari energi (ilmu fisika), manusia merupakan
makhluk biologisyang tergolong dalam golongan makhluk mamalia (biologi). Dalam
ilmu-ilmu sosial manusia merupakan makhluk yang ingin memperoleh keuntungan
atau selalu memperhitungkan setiap kegiatan, sering disebut homo economicus
(ilmu ekonomi), manusia merupakan makhluk sosial yang tidak dapat berdiri
sendiri (sosiologi), makhluk yang selalu ingin mempunyai kekuasaan (politik)
makhluk yang berbudaya, sering disebut homo-humanus (filsafat), dan lain
sebagainya.
Ada dua pandangan yang akan kita jadikan acuan untuk menjelaskan
tentang unsur-unsur yang membangun manusia
1) Manusia terdiri
dari empat unsur terkait, yaitu :
a. Jasad
b. Hayat.
c. Ruh
d. Nafs.
b. Hayat.
c. Ruh
d. Nafs.
2) Manusia sebagai
satu kepribadian mengandung tiga unsur, yaitu :
a. Id, merupakan libido
murni,atau energi psikis yang menunjukkan ciri alami yang irrasional dan
terkait dengan sex, yang secara instingtual menentukan proses-proses
ketidaksadaran (unconcious). Terkurung dari realitas dan pengaruh sosial, Id
diatur oleh prinsip kesenangan, mencari kepuasan instingsual libidinal yang
harus dipenuhi baik secara langsung melalui pengalaman seksual, atau tidak
langsung melalui mimpi atau khayalan.
b. Ego, merupakan bagian
atau struktur kepribadian yang pertama kali dibedakan dari Id, seringkali
disebut sebagai kepribadian “eksekutif” karena peranannya dalam menghubungkan
energi Id ke dalam saluran sosial yang dapat dimengerti oleh orang lain.
c. Superego,
merupakan kesatuan standar-standar moral yang diterima oleh ego dari sejumlah
agen yang mempunyai otoritas di dalam lingkungan luar diri, biasanya merupakan
asimilasi dari pandangan-pandangan orang tua.
B. Pengertian Hakekat Manusia
Manusia diciptakan oleh Tuhan sebagai makhluk hidup yang paling sempurna,
melebihi ciptaan Tuhan yang lain. Manusia terdiri dari jiwa dan raga yang
dilengkapi dengan akal pikiran serta hawa nafsu. Tuhan menanamkan akal dan
pikiran kepada manusia agar dapat digunakan untuk kebaikan mereka masing –
masing dan untuk orang di sekitar mereka.
Manusia diberikan hawa nafsu agar mampu tetap hidup di bumi ini. Salah
satu hakekat manusia lainnya ialah manusia sebagai makhluk sosial, hidup
berdampingan satu sama lain, berinteraksi dan saling berbagi.
C. Kepribadian Bangsa Timur
Manusia mendiami wilayah yang berbeda dan berada di lingkungan yang
berbeda pula. Hal ini membuat kebiasaan, adat istiadat, kebudayaan dan
kepribadian setiap manusia suatu wilayah berbeda dengan yang lainnya. Namun
secara garis besar terdapat tiga pembagian wilayah, yaitu : Barat, Timur
Tengah, dan Timur.
Kita di Indonesia termasuk ke dalam bangsa Timur, yang dikenal sebagai
bangsa yang berkepribadian baik. Bangsa Timur dikenal dunia sebagai bangsa yang
ramah dan bersahabat. Orang–orang dari wilayah lain sangat suka dengan
kepribadian bangsa Timur yang tidak individualistis dan saling tolong menolong
satu sama lain. Meskipun begitu, kebanyakan bangsa Timur masih tertinggal oleh
bangsa Barat dan Timur Tengah.
Dalam ilmu psikologi yang notabanenya berasal dari Barat, banyak
mengembangkan konsep-konsep dan teori mengenai aneka warna isi jiwa, serta
metode dan alat untuk menganalisis dan mengukur secara detail tentang variasi
jiwa individu. Tetapi, tidak terlepas dari itu semua, konsep-konsep tersebut
masih kurang mengembangkan suatu konsep yang berkaitan dengan jiwa individu dan
lingkungan sosial budaya.
Oleh karena itu, Francis L.K Hsu seorang sarjana Amerika keturunan Cina,
mengembangkan suatu konsepsi tentang jiwa manusia sebagai makhluk sosial
budaya, yang ia sebut sebagai Bagan Psiko-Sosiogram Manusia atau delapan daerah
seperti lingkaran konsentris sekitar diri pribadi.
D. Pengertian Kebudayaan
Kebudayaan berasal
dari kata budaya yang berarti hal-hal yang berkaitan dengan budi dan akal
manusia. Kebudayaan sangat erat hubungannya dengan masyarakat. Melville J.
Herskovits dan Bronislaw Malinowski mengemukakan bahwa segala sesuatu yang
terdapat dalam masyarakat ditentukan oleh kebudayaan yang dimiliki oleh
masyarakat itu sendiri. Istilah untuk pendapat itu adalah Cultural-Determinism.
Herskovits
memandang kebudayaan sebagai sesuatu yang turun temurun dari satu generasi ke
generasi yang lain, yang kemudian disebut sebagai superorganic. Menurut Andreas
Eppink, kebudayaan mengandung keseluruhan pengertian nilai sosial,norma sosial,
ilmu pengetahuan serta keseluruhan struktur-struktur sosial, religius, dan
lain-lain, tambahan lagi segala pernyataan intelektual dan artistic.
Definisi Kebudyaan
itu sendiri adalah sesuatu yang akan mempengaruhi tingkat pengetahuan dan
meliputi sistem ide atau gagasan yang terdapat dalam pikiran manusia, sehingga
dalam kehidupan sehari-hari, kebudayaan itu bersifat abstrak. Namun kebudayaan
juga dapat kita nikmati dengan panca indera kita. Lagu, tari, dan bahasa
merupakan salah satu bentuk kebudayaan yang dapat kita rasakan.
Ada beberapa
pendapat ahli yang mengemukakan mengenai komponen atau unsur kebudayaan, antara
lain Melville J. Herskovits menyebutkan kebudayaan memiliki 4 unsur pokok,
yaitu alat-alat teknologi, sistem ekonomi, keluarga dan kekuatan politik.
Sedangkan Bronislaw Malinowski mengatakan ada 4 unsur pokok yang meliputi
sistem norma,organisasi ekonomi, alat-alat atau lembaga petugas pendidikan dan
organisasi kekuatan.
C. Kluckhohn di
dalam karyanya yang berjudul Universal Categories of Culture mengemukakan,
bahwa ada tujuh unsur kebudayaan universal, yaitu:
a). Sistem Religi
Kepercayaan manusia
terhadap adanya Sang Maha Pencipta yang muncul karena kesadaran bahwa ada zat
yang lebih dan Maha Kuasa.
b). Sistem
Organisasi Kemasyarakatan
Sistem yang muncul
karena kesadaran manusia bahwa meskipun diciptakan sebagai makhluk yang paling
sempurna namun tetap memiliki kelemahan dan kelebihan masing – masing antar
individu sehingga timbul rasa utuk berorganisasi dan bersatu.
c). Sistem
Pengetahuan
Sistem yang
terlahir karena setiap manusia memiliki akal dan pikiran yang berbeda sehingga
memunculkan dan mendapatkan sesuatu yang berbeda pula, sehingga perlu
disampaikan agar yang lain juga mengerti.
d). Sistem Mata
Pencaharian Hidup dan Sistem Ekonomi
Terlahir karena
manusia memiliki hawa nafsu dan keinginan yang tidak terbatas dan selalu ingin
lebih.
e). Sistem
Teknologi dan Peralatan
Sistem yang timbul
karena manusia mampu menciptakan barang – barang dan sesuatu yang baru agar
dapat memenuhi kebutuhan hidup dan membedakan manusia dengam makhluk hidup yang
lain.
f). Bahasa
Sesuatu yang
berawal dari hanya sebuah kode, tulisan hingga berubah sebagai lisan untuk
mempermudah komunikasi antar sesama manusia. Bahkan sudah ada bahasa yang
dijadikan bahasa universal seperti bahasa Inggris.
g). Kesenian
Setelah memenuhi
kebutuhan fisik manusia juga memerlukan sesuatu yang dapat memenuhi kebutuhan
psikis mereka sehingga lahirlah kesenian yang dapat memuaskan.
F. Wujud Kebudayaan
Menurut J.J.
Hoenigman, wujud kebudayaan dibedakan menjadi tiga:
1. Kompleks gagasan, konsep, dan pikiran manusia
Kebudayaan yang
muncul dan hidup karena adanya gagasan – gagasan baru, konsep yang matang serta
buah dari pikiran yang kreatif. Wujudnya dapat ditemukan dalam sebuah buku –
buku, arsip dan sebagainya.
2. Kompleks aktivitas
Aktivitas adalah
wujud kebudayaan sebagai suatu tindakan berpola dari manusia dalam masyarakat
itu. Wujud ini sering pula disebut dengan sistem sosial. Sistem sosial ini
terdiri dari aktivitas-aktivitas manusia yang saling berinteraksi, mengadakan
kontak, serta bergaul dengan manusia lainnya menurut pola-pola tertentu yang
berdasarkan adat tata kelakuan. Sifatnya konkret, terjadi dalam kehidupan
sehari-hari, dan dapat diamati dan didokumentasikan.
3. Wujud sebagai benda
Aktivitas manusia
sehari – hari umumnya dilakukan dengan menggunakan benda sebagai sarana dan
prasarana. Dari situ lahir kebudayaan dalam bentuk fisik yang konkret, bisa
bergerak maupun tidak.
G. Orientasi
Nilai Budaya
Kluckhohn dalam Pelly
(1994) mengemukakan bahwa nilai budaya merupakan sebuah konsep beruang lingkup
luas yang hidup dalam alam fikiran sebahagian besar warga suatu masyarakat, mengenai
apa yang paling berharga dalam hidup. Rangkaian konsep itu satu sama lain
saling berkaitan dan merupakan sebuah sistem nilai–nilai budaya.
Secara fungsional
sistem nilai ini mendorong individu untuk berperilaku seperti apa yang
ditentukan. Mereka percaya, bahwa hanya dengan berperilaku seperti itu mereka
akan berhasil (Kahl, dalam Pelly:1994). Sistem nilai itu menjadi pedoman yang
melekat erat secara emosional pada diri seseorang atau sekumpulan orang, malah
merupakan tujuan hidup yang diperjuangkan. Oleh karena itu, merubah sistem
nilai manusia tidaklah mudah, dibutuhkan waktu. Sebab, nilai–nilai tersebut
merupakan wujud ideal dari lingkungan sosialnya.
Dapat pula
dikatakan bahwa sistem nilai budaya suatu masyarakat merupakan wujud
konsepsional dari kebudayaan mereka, yang seolah–olah berada diluar dan di atas
para individu warga masyarakat itu.
Ada lima masalah
pokok kehidupan manusia dalam setiap kebudayaan yang dapat ditemukan secara
universal. Menurut Kluckhohn dalam Pelly (1994) kelima masalah pokok tersebut
adalah: (1) masalah hakekat hidup, (2) hakekat kerja atau karya manusia, (3)
hakekat kedudukan manusia dalam ruang dan waktu, (4) hakekat hubungan manusia
dengan alam sekitar, dan (5) hakekat dari hubungan manusia dengan manusia
sesamanya.
Berbagai kebudayaan
mengkonsepsikan masalah universal ini dengan berbagai variasi yang
berbeda–beda. Seperti masalah pertama, yaitu mengenai hakekat hidup manusia.
Dalam banyak kebudayaan yang dipengaruhi oleh agama Budha misalnya, menganggap
hidup itu buruk dan menyedihkan. Oleh karena itu pola kehidupan masyarakatnya
berusaha untuk memadamkan hidup itu guna mendapatkan nirwana, dan
mengenyampingkan segala tindakan yang dapat menambah rangkaian hidup kembali
(samsara) (Koentjaraningrat, 1986:10).
Pandangan
seperti ini sangat mempengaruhi wawasan dan
makna kehidupan itu secara keseluruhan. Sebaliknya banyak
kebudayaan yang berpendapat bahwa hidup itu baik. Tentu konsep – konsep
kebudayaan yang berbeda ini berpengaruh pula pada sikap dan wawasan mereka.
Masalah kedua
mengenai hakekat kerja atau karya dalam kehidupan. Ada kebudayaan yang
memandang bahwa kerja itu sebagai usaha untuk kelangsungan hidup (survive)
semata. Kelompok ini kurang tertarik kepada kerja keras. Akan tetapi ada juga
yang menganggap kerja untuk mendapatkan status, jabatan dan kehormatan. Namun,
ada yang berpendapat bahwa kerja untuk mempertinggi prestasi. Mereka ini
berorientasi kepada prestasi bukan kepada status.
Masalah ketiga
mengenai orientasi manusia terhadap waktu. Ada budaya yang memandang penting
masa lampau, tetapi ada yang melihat masa kini sebagai focus usaha dalam
perjuangannya. Sebaliknya ada yang jauh melihat kedepan. Pandangan yang berbeda
dalam dimensi waktu ini sangat mempengaruhi perencanaan hidup masyarakatnya.
Masalah keempat
berkaitan dengan kedudukan fungsional manusia terhadap alam. Ada yang percaya
bahwa alam itu dahsyat dan mengenai kehidupan manusia. Sebaliknya ada yang
menganggap alam sebagai anugerah Tuhan Yang Maha Esa untuk dikuasai manusia.
Akan tetapi, ada juga kebudayaan ingin mencari harmoni dan keselarasan dengan
alam. Cara pandang ini akan berpengaruh terhadap pola aktivitas masyarakatnya.
Masalah kelima
menyangkut hubungan antar manusia. Dalam banyak kebudayaan hubungan ini tampak
dalam bentuk orientasi berfikir, cara bermusyawarah, mengambil keputusan dan
bertindak. Kebudayaan yang menekankan hubungan horizontal (koleteral) antar
individu, cenderung untuk mementingkan hak azasi, kemerdekaan dan kemandirian
seperti terlihat dalam masyarakat – masyarakat eligaterian. Sebaliknya
kebudayaan yang menekankan hubungan vertical cenderung untuk mengembangkan
orientasi keatas (kepada senioritas, penguasa atau pemimpin). Orientasi ini
banyak terdapat dalam masyarakat paternalistic (kebapaan). Tentu saja pandangan
ini sangat mempengaruhi proses dinamika dan mobilitas social masyarakatnya.
Inti permasalahan
disini seperti yang dikemukakan oleh Manan dalam Pelly (1994) adalah siapa yang
harus mengambil keputusan. Sebaiknya dalam system hubungan vertical keputusan
dibuat oleh atasan (senior) untuk semua orang. Tetapi dalam
masyarakat yang mementingkan kemandirian individual,
maka keputusan dibuat dan diarahkan kepada masing – masing individu.
Pola orientasi
nilai budaya yang hitam putih tersebut di atas merupakan pola yang ideal untuk
masing – masing pihak. Dalam kenyataannya terdapat nuansa atau variasi
antara kedua pola yang ekstrim itu
yang dapat disebut sebagai pola transisional.
H. Perubahan
Kebudayaan
Perubahan (dinamika) kebudayaan adalah perubahan yang
terjadi akibat adanya, ketidaksesuaian di antara unsure-unsur kebudayaan yang
saling berbeda, sehingga terjadi keadaan yang tidak serasi bagi kehidupan.
Definisi perubahan (dinamika) kebudayaan menurut para ahli, antara lain sebagai
berikut:
a. John Lewis Gillin dan John Philip Gillin
perubahan kebudayaan adalah suatu variasi dari cara-cara
hidup yang disebabkan oleh perubahan-perubahan kondisi geografis kebudayaan
material, komposisi penduduk, ideology maupun karena adanya difusi dan penemuan
baru dalam masyarakat tersebut.
Perubahan kebudayaan menunjuk pada modifikasi-modifikasi
yang terjadi dalam pola-pola kehidupan manusia. Modifikasi-modifikasi tersebut
terjadi karena sebab-sebab internal maupun eksternal.
Perubahan kebudayaan adalah segala perubahan pada
lembaga-lembaga kemasyarakatan yang memengaruhi system social, termasuk
nilai-nilai, sikap, dan pola-pola perilaku di antara kelompok-kelompok dalam
masyarakat.
Manusia dan
kebudayaan merupakan dua hal yang sangat erat berkaitan satu sama lain. Manusia
di alam dunia inimemegang peranan yang unik, dan dapat dipandang dari berbagai
segi. Dalam ilmu sosial manusia merupakan makhluk yang ingin memperoleh
keuntungan atau selalu memperhitungkan setiap kegiatan sering disebut homo
economicus (ilmu ekonomi). Manusia merupakan makhluk sosial yang tidak dapat
berdiri sendiri (sosialofi), Makhluk yang selalu ingin mempunyai kekuasaan
(politik), makhluk yang berbudaya dan lain sebagainya.
3. Konsepsi
Ilmu Budaya Dasar dalam Kesusastraan
A. Pendekatan
Kesusastraan
Hampir disetiap jaman,
sastra mempunyai peranan yang lebih penting. Alasan pertama, karena sastra
mempergunakan bahasa. Sementara itu, bahasa mempunyai kemampuan untuk menampung
hamper semua pernyataan kegiatan manusia. Dalam usahanya untuk memahami dirinya
sendiri, yang kemudian melahirkan filsafat, manusia mempergunakan bahasa. Dalam
usahanya untuk memahami alam semesta, yang kemudian melahirkan ilmu pengetahuan,manusia
mempergunakan bahasa.
B. Ilmu Budaya Dasar yang Dihubungkan dengan Prosa
Prosa adalah suatu jenis tulisan yang dibedakan dengan puisi karena
ritmenya yang mencakup lebih luas serta bahasanya yang lebih sesuai dengan arti
leksikalnya. Prosa terbagi dua
yaitu :
a). Prosa lama adalah prosa bahasa indonesia
yang belum terpengaruhi budaya barat. Bentuk bentuk prosa lama adalah :
-Bidal adalah cara berbicara dengan menggunakan bahasa
kias
-hikayat adalah bentuk
sastra lama yang berceritakan kehidupan para dewi , pangeran dan kerjaan.
-Sejarah adalah salah
satu bentuk prosa lama yang isi ceritanya diambil dari suatu peristiwa sejarah
-Dongeng adalah berisi
cerita yang luar biasa ( cerita khayalan )
b). Prosa baru adalah prosa yang dikarang
bebas tanpa aturan apapun atau prosa yang timbul setelah mendapat pengaruh
budaya luar . bentuk prosa baru adalah
:
-Roman adalah bentuk prosa yang mengisahkan kehidupan pelaku utamanya dengan suka
dukanya
-Novel adalah bentuk prosa baru yang melukiskan sebagian kehidupan pelaku utamanya
yang terpenting, paling menarik, dan mengandung konflik
-Cerpen adalah prosa baru yang menceritakan sebagian kecil dari kehidupan pelakunya
yang penting dan menarik
C. Nilai-nilai dalam Prosa Fiksi
Sebagai seni yang bertulang punggung cerita, mau tidak
mau karya sastra (prosa fiksi) langsung atau tidak langsung membawakan moral,
pesan atau cerita Dengan perkataan lain prosa mempunyai nilai-nilai yang
diperoleh pembawa lewat sastra. Adapun nilai-nilai yang di peroleh pembawa
lewat sastra antara lain :
1. Prosa fiksi
memberikan kesenangan
2. Prosa fiksi
memberikan informasi
3. Prosa fiksi
memberikan warisan kultural
4. Prosa fiksi
memberikan keseimbangan wawasan
Pembahasan puisi dalam rangka pengjaran Ilmu Budaya
Dasar tidak akan di arahkan pada tradisi pendidikan dan pengajaran sastra dan
apresiasinya yang murni. Puisi dapat di pakai sebagai media sekaligus sebagai
sumber belajar sesuai dengan tema-tema atau pokok bahasan yang terdapat di
dalam Ilmu Budaya Dasar.
Kepuitisan, keartistikan atau keestetikaan bahasa
puisi disebabkan oleh kreativitas penyair dalam membangun puisinya dengan menggunakan:
1. Figura bahasa (figurative language) seperti
gaya personifikasi, metafora, perbandingan, alegori, dsb sehingga puisi menjadi
segar,hidup,menarik dan memberikan kejelasan gambaran angan.
2. Kata-kata yang ambiquitas yaitu kata-kata yang
bermakna ganda, banyak tafsir.
3. Kata-kata berjiwa yaitu kata-kata yang sudah
diberi suasana tertentu, berisi prasaan dan pengalaman jiwa penyair sehingga
terasa hidup dan memukau.
4. Kata-kata konotatif yaitu kata-kata yang sudah
diberi tambahan nila-nilai rasa dan asosiasi-asosiasi tertentu.
5. Pengulangan, yang berfungsi untuk
mengintensifkan hal-hal yang dilukiskan, sehingga lebih menggugah hati.
Adapun alasan-alasan yang melandasi penyajian puisi
pada perkuliahan Ilmu Budaya Dasar adalah sebagi berikut :
1. Hubungan puisi dengan pengalaman hidup manusia
Perekaman dan penyampaian pengalaman dalam sastra
puisi disebut “pengalaman perwakilan”. Pendekatan terhadap pengalaman
perwakilan itu dapat di lakukan dengan suatu kemampuan yang di sebut
“imaginative entry” yaitu kemampuan menghubungkan pengalaman hidup sendiri
dengan pengalaman yang di tuangkan penyair dalam puisinya.
2. Puisi dan keinsyafan/kesadaran individual.
Dengan membaca puisi mahasiswa dapat di ajak untuk
dapat menjenguk hati/penyair manusia, baik orang lain maupun diri sendiri.
3. Puisi dan keinsyafan sosial
Puisi juga memberikan kepada manusia tentang
pengetahuan manusia sebagai mahluk social, yang terlibat dalam issue dan
problem social. Secara imaginative puisi dapat menafsirkan situasi dasar
manusia sosial yang bisa berupa :
a).
Penderitaan atas ketidakadilan
b).
Perjuangan untuk kekuasaan
c).
Konflik dengan sesama
d).
Pemberontakan terhadap hukum Tuhan
Puisi merupakan sesuatu yang hidup dalam metafisis,
suatu impian yang berkribadian sehingga sukar dihayati isinya, Walaupun
demikian bila puisi dibaca dengan baik setidaknya akan membantu pembaca dalam
menafsirkannya.
4. Manusia
dan Cinta Kasih
Menurut kamus bahasa indonesia W.J.S Poerwa Darminta.
Cinta adalah rasa sangat suka atau rasa sayang ataupun rasa sangat kasih
atau sangat tertarik hatinya.
Sedangkan, kata kasih artinya perasaan sayang atau cinta kepada atau
menaruh belas kasihan. Maka, pengertian cinta dan kasih hampir bersamaan, sehingga kata kasih
memperkuat rasa cinta kepada sesorang. Dan, cinta kasih bisa juga diartikan
sebagai perasaan suka atau sayang kepada seseorang dan juga disertai dengan
menaruh belas kasih.
Cinta bisa dibina secara baik apabila ada 4 unsur, yaitu :
· Pengasuhan
· Tanggung jawab
· Perhatian
· Pengenalan
Menurut Dr. Sarlito W. Sarwono juga mengemukakan pendapat bahwa cinta
juga memiliki 3 unsur, yaitu :
a). Ketertarikan adalah adanya perasaan untuk hanya bersama dia, segala
prioritas untuk dia, tidak mau pergi dengan orang lain kecuali dengan dia, ada
uang sedikit beli hadiah untuk dia.
b). Keintiman adanya kebiasaan dan tingkah laku yang menunjukkan bahwa
antara anda dengan dia sudah tidak ada jarak lagi panggilan formal seperti
bapak, ibu saudara digantikan dengan sekedar memanggil nama atau sebutan sayang
dan sebagainya.makan sepiring berdua.
c). Kemesraan adalah adanya rasa ingin membelai dan dibelai, rasa kangen
rindu kalo jauh atau lama tak bertemu, adanya ungkapan ungkapan rasa sayang dan
seterusnya.
Berdasarkan “Triangular Theory of Love” disebutkan beberapa bentuk-bentuk
(wajah) cinta, yaitu :
1. Menyukai (liking) atau pertemanan karib (friendship), yang cuma
memiliki elemen intimacy. Dalam jenis ini, seseorang merasakan keterikatan,
kehangatan, dan kedekatan dengan orang lain tanpa adanya perasaan gairah/nafsu
yang menggebu atau komitmen jangka panjang.
2. Tergila-gila (infatuation) atau pengidolaan (limerence), hanya
memiliki elemen passion. Jenis ini disebut juga Infatuated Love, seringkali
orang menggambarkannya sebagai “cinta pada pandangan pertama”. Tanpa adanya
elemen intimacy dan commitment, cinta jenis ini mudah berlalu.
3. Cinta hampa (empty love), dengan elemen tunggal commitment di
dalamnya. Seringkali cinta yang kuat bisa berubah menjadi empty love, yang
tertinggal hanyalah commitment tanpa adanya intimacy dan passion. Cinta jenis
ini banyak dijumpai pada kultur masyarakat yang terbiasa dengan perjodohan atau
pernikahan yang telah diatur (Era Siti Nurbaya dan Datuk Maringgih?)
4. Cinta romantis (romantic love). Cinta jenis ini memiliki ikatan
emosi dan fisik yang kuat (intimacy) melalui dorongan passion.
5. Cinta persahabatan sejati (companionate love). Didapatkan pada
hubungan yang telah kehilangan passion tetapi masih memiliki perhatian dan
intimacy yang dalam serta commitment. Bentuk cinta seperti ini biasanya terjadi
antar sahabat yang berlawanan jenis.
6. Cinta semu (fatuous love), bercirikan adanya masa pacaran dan
pernikahan yang sangat bergelora dan meledak-ledak (digambarkan “seperti angin
puyuh”), commitment terjadi terutama karena dilandasi oleh passion, tanpa
adanya pengaruh intimacy sebagai penyeimbang.
7. Cinta sempurna (consummate love), adalah bentuk yang paling
lengkap dari cinta. Bentuk cinta ini merupakan jenis hubungan yang paling
ideal, banyak orang berjuang untuk mendapatkan, tetapi hanya sedikit yang bisa
memperolehnya. Sternberg mengingatkan bahwa memelihara dan mempertahankan cinta
jenis ini jauh lebih sulit daripada ketika meraihnya. Sternberg menekankan
pentingnya menerjemahkan elemen-elemen cinta ke dalam tindakan (action). “Tanpa
ekspresi, bahkan cinta yang paling besar pun bisa mati” kata Sternberg.
Non Love, adalah suatu hubungan yang tidak terdapat satupun dari ketiga
unsur tersebut. hanya ada interaksi namun tidak ada gairah, komitmen, ataupun
rasa suka.
a). Cinta Diri
mencintai segala sesuatu
yang baik pada dirinya, dan sebaliknya dia membenci sesuatu yang dapat
menghalangi dirinya.
Al-Qur’an telah
mengungkapkan cinta alamiah manusia terhadap dirinya sendiri ini,
kecenderungannya untuk menuntut segala sesuatu yang bermanfaat dan berguna bagi
dirinya, dan menghindar dari segala sesuatu yang membahayakan keselamatan
dirinya, melalui ucapan Nabi Muhammad SAW, bahwa seandainya beliau mengetahui
hal-hal gaib, tentu beliau akan memperbanyak hal-hal yang baik bagi dirinya dan
menjauhkan dirinya dari segala keburukan.
b). Cinta Kepada Sesama Manusia
agar dapat hidup dengan
penuh kesabaran dan keharmonisan dengan sesama manusia, tidak boleh tidak ia
harus membatasi cintanya pada diri sendiri dan egoismenya. Pun hendaknya ia
menyeimbangkan cintanya itu dengan cinta dan kasih sayang pada orang-orang
lain, bekerja sama dengan dan memberi bantuan kepada orang lain.
c). Cinta Seksual
dorongan cinta seksual yaitu
suatu fungsi penting untuk malahirkan keturunan demi kelangsungan jenis, maka
dari dorongan cinta seksual tersebut terbentuklah keluarga. Hal tersebut
merupakan emosi alamiah dalam diri manusia yang tidak diingkari, tidak
ditentang ataupun ditekannya. Namun, dalam ajaran agama islam pengendalian dan
penguasaan cinta ini dengan cara yang sah yaitu, dengan perkawinan.
d). Cinta Kepada Allah
Kemesraan dapat menimbulkan
daya kreativitas manusia. Dengan kemesraan orang dapat menciptakan berbagai
bentu seni sesuai dengan kemampuan dan bakatnya.
C. Kasih Sayang
Perasaan Sayang dapat diartikan perasaan cinta atau perasaan suka kepada
seseorang. Di dalam kasih sayang sadar atau tidak sadar dari masing-masing pihak dituntut
tanggung jawab, pengorbanan, kejujuran,saling percaya,saling pengertian,saling
terbuka sehingga keduaanya merupakan kesatuan yang bulat dan utuh. Bila salah
satu unsur kasih sayang hilang, misalnya unsur tanggung jawab maka tidak ada
lagi rasa saling sayang,rasa itu hilang begitu saja.
Kasih sayang merupakan dasar komunikasi dari sebuah keluarga. Pada
prinsipnya anak terlahir dan terbentuk sebagai hasil curahan kasih sayang orang
tuanya. Pengembangan watak anak sangat dipengaruhi oleh bentuk dari kasih
sayang dan perhatian orang tua. Dari cara pemberian cinta kasih dapat dibedakan
:
1. Orang Tua bersifat aktif,si Anak bersifat pasif.
2. Orang Tua bersifat pasif, si Anak besifat aktif.
3. Orang Tua dan Anak bersifat pasif.
4. Orang Tua dan Anak bersifat aktif.
Ada Bermacam-macam kasus kasih sayang dalam kehidupan. Semua orang tua
mengharapkan hidup anaknya bahagia.karena itu tidak sedikit orang tua
menumpahkan kasih sayang yang berbeda sesuai dengan kemampuan dan pendapatnya.
Ada yang berlebihan,disiplin dan ada juga yang memberikan kebebasan seutuhnya
terhadap anaknya.
D. Kemesraan
Kemesraan berasal
dari kata dasar mesra yang artinya perasaan simpati yang akrab. Kemesraan ialah
hubungan yang akrab baik antara pria wanita yang sedak dimabuk asmara maupun
yang sudah berumah tangga. Kemesraan pada dasarnya merupakan perwujudan dari
kasih sayang yang sangat mendalam. Kemampuan mencinta
memberi nilai hidup kita dan menjadi ukuran terpenting dalam menentukan apakah
kita maju atau tidak dalam evolusi kita.
Dari uraian di atas dapat terlihat betapa agung dan sucinya cinta itu. Bila
seseorang mengobral cinta maka orang itu merusak nilai cinta yang berarti menurunkan
martabat dirinya sendiri. Cinta yang
berlanjut menimbulkan pengertian mesra atau kemesraan. Kemesraan adalah
perwujudan dari cinta. Kemesraan dapat menimbulkan daya kreativitas manusia.
Dengan kemesraan seseorang dapat menciptakan bentuk seni yang sesuai dengan
kemampuanya.
E. Pemujaan
Pemujaan adalah
salah satu manifestasi cinta manusia terhadapt tuhannya yang di wujudkan dalam
bentuk komunikasi ritual. Dalam kehidupan manusia terdapat berbagai cara
pemujaan sesuai dengan agama,kepercayaan,kondisi,dan situasi.sholat dirumah,di
masjid,sembahyang di pura,di candi atau di gereja bahkan di tempat-tempat yang
dianggap sakral merupakan perwujudan dari pemujaan kepada tuhan atau yang
dianggap tuhan. Pemujaan itu sebenarnya karena manusia ingin berkomunikasi
dengan tuhannya.hal ini berarti manusia mohon ampun atas segala dosa
yang telah di perbuat. Bila setiap hari sekian kali manusia memuja kebesarannya
dan selalu mohon apa aja yang kita inginkan dan tuhan selalu mengabulkannya
maka wajar cinta manusia terhadapt tuhannya bersifat cinta mutlak.
F. Belas Kasihan
Istilah belas
kasihan bisa disebut juga cinta sesama, karena cinta disini bukan karena
ketampananya,kekayaanya,kecantikaan,kepandaiannya melainkan karena
penderitaanya.Penderitaan ini mengandung arti luas yaitu bisa saja
tua,sakit-sakitan,yatim-piatu,dsb. Jadi kata kasihan atau rahmah berarti
bersimpati kepada nasib atau keadaan yang diderita oleh orang lain.
Perbuatan atau
sifat menaruh belas kasihan adalah orang yang berakhlak. Manusia mempunyai
potensi untuk berbelas kasiha. Masalahnya sanggupkah ia menggugah potensi belas
kasihannya itu. Bila orang itu tergugah hatinya maka berarti orang berbudi dan
terpujilah oleh allah SWT.
Berbagai macam cara
orang memberikan belas kasihan bergantung kepada situasi dan kondisi. Ada yang
memberikan uang,ada yang memberikan barang, ada yang memberikan pakaian,makanan
dsb.
G. Cinta Kasih Erotis
Keinginan seksual
menuju kepada penyatuan diri, tetapi sekali-kali bukan merupakan nafsu fisi
belaka, untuk meredakan ketegangan yang menyakitkan. Rupanya keinginan seksual
dengan mudah dapat di dicampuri atau di stimulasi oleh tiap-tiap perasaan yang
mendalam.
Dalam cinta kasih
erotis terdapat eksklusivitas yang tidak terdapat dalam cinta kasih
persaudaraan dan cinta kasih keibuan, sering kali eksklusivitas dalam
cinta kasih erotis di salah tafsirkan dan di artikan sebagai suatu ikatan hak
milik, contoh sering kita jumpai separang orang-orang yang sedang saling
mencintai tanpa merasakan cinta kasih terhadap setiap orang lainya.
Cinta kasih erotis
apabila ia benar-benar cinta kasih, mempunyai satu pendirian yaitu bahwa
seseorang sunguh-sunguh mencintai dan mengasihi dengan jiwanya yang
sedalam-dalamnya dan menerima pribadi orang lain(wanita ataupun pria). Hal ini
merupakan dasar gagasan bahwa suatu pernikahan tradisional, yang kedua mempelainya
tidak pernah memilih jodohnya sendiri, beda halnya dengan kebudayaan barat/
zaman sekarang, gagasan itu ternyata tidak dapat diterima sama sekali. Cinta
kasih hanya di anggap sebagai hasil suatu reaksi emosional dan spontan. Dengan demikian, bahwa
cinta kasih erotis merupakan atraksi individual belaka maupun pandangan bahwa
cinta kasih erotis itu tidak lain dari perbuatan kemauan.
A. Keindahan
Keindahan berasal dari kata Indah, Keindahan adalah
sifat dari sesuatu yang memberi kita rasa senang bila melihatnya. Dalam Kamus
Besar Bahasa Indonesia, keindahan diartikan sebagai keadaan yang enak
dipandang, cantik, bagus benar atau elok. Keindahan dipelajari sebagai bagian
dari estetika, sosiologi, psikologi sosial, dan budaya. Sebuah “kecantikan yang
ideal” adalah sebuah entitas yang dikagumi, atau memiliki fitur yang dikaitkan
dengan keindahan dalam suatu budaya tertentu, untuk kesempurnaannya.
1. Definisi Keindahan
Menurut Para Ahli
a). Herbet Read merumuskan bahwa keindahan adalah
kesatuan dan hubungan-hubungan bentuk yang terdapat diantara
pencerapan-pencerapan indrawi manusia.
b). Thomas Aquinos
(1225-1274) mengatakan bahwa keindahan adalah sesuatu yang menyenangkan bila
mana dilihat (Id qout visum placet).
c). Khalil Gibran
mengungkapkan bahwa Keindahan adalah sesuatu yang menarik jiwamu. Keindahan
adalah cinta yang tidak memberi namun menerima.
d). Baumgarten
mengungkapkan keindahan adalah keseluruhan yang merupakan susunan yang teratur
dari bagian- bagian yang saling berhubungan satu sama lain, atau dengan
keseluruhan itu sendiri.
The Liang Gie dalam bukunya “ Garis Besar Estetik”
(Filsafat Keindahan), dalam bahasa Inggris keindahan diterjemahkan dengan kata
“Beautiful”, bahasa Perancis “Beau” , Italia dan Spanyol “Bello” , kata-kata
itu berasal dari bahasa Latin “Bellum” , akar katanya adalah “Bonum” yang
berarti kebaikan kemudian mempunyai bentuk pengecilan menjadi “Bonellum” dan
terakhir dipendekkan menjadi “bellum”.
Dapat membedakan antara keindahan sebagai suatu
kualitas abstrak dan sebagai sebuah benda tertentu yang indah. Keindahan dalam
suatu kualitas yang abstrak adalah keindahan yang tak dapat terlihat secara
fisik dan bersifat tidak beraturan, tetapi nilai dari keindahan itu dapat
dirasakan, seperti keindahan ketika merasakan angin yang berhembus. Sedangkan
keindahan sebagai sebuah benda tertentu yang indah adalah kebalikan dari
keindahan dalam suatu kualitas yang abstrak, dimana keindahan itu dapat
dirasakan, dilihat maupun dapat dikenang selama kita mengingatnya.
2. Keindahan Dalam Arti
Luas
The Liang Gie menjelaskan.bahwa keindahan dalam arti
luas mengandung pengertian ide kebaikan. Misalnya Plato menyebut watak yang
indah dan hukum yang indah, sedangkan Aristoteles merumuskan keindahan sebagai
sesuatu yang baik dan juga menyenangkan.
Jadi pengertian yang seluas-Iuasnya meliputi :
a).
Keindahan seni
b).
Keindahan alam
c).
Keindahan moral
d).
Keindahan intelektual.
B. Renungan
Renungan berasal
dari kata renung; artinya diam-diam memikirkan sesuatu, atau memikirkan sesuatu
dengan dalam-dalam. Renungan adalah pembicaraan diri kita sendiri atau pembicaraan
dalam hati kita tentang suatu hal.Hasil dari merenung juga dapat disebut
renungan. Setiap orang pernah merenung. Sudah tentu kadar renungannya satu
sama lain berbeda, meskipun objek yang direnungkannya sama, lebih pula apabila objek
renungannya berbeda. Jadi apa yang direnungkannya itu bergantung kepada objek
dan subjek.
Setiap kegiatan untuk merenung atau mengevaluasi
segenap pengetahuan yang dimiliki dapat disebut berfilsafat. Jadi
berfilsafat adalah terjadinya proses pembicaraan, evaluasi dengan hati
kita sendiri mengenai suatu peristiwa. Contoh hasil renungan yang
menghasilkan pengetahuan yaitu Newton dengan gaya gravitasinya.
Pemikiran kefilsafatan mendasarkan diri kepada
penalaran. Penalaran adalah proeses berpikir
yang logik dan analitik. Berpikir merupakan kegiatan untuk
menyusun pengetahuan yang benar. Berpikir logik menunjuk pola berpikir secara
luas. Kegiatan berpikir dapat disebut logik ditinjau dari suatu logika
tertentu. Maka ada kemungkinan suatu pemikiran yang logik akan menjadi tidak
logik bila ditinjau dari sudut logika yang lain. Pemikiran
kefilsafatan mempunyai 3 macam ciri, yaitu:
1. Menyeluruh, artinya
pemikiran yang luas, bukan hanya ditinjau dari sudut pandang tertentu.
Pemikiran kefilsafatan ingin mengetahui antara ilmu yang satu dengan ilmu-ilmu
yang lain. Hubungan ilmu dengan mor al seni dan tujuan hidup.
2. Mendasar, artinya
pemikiran yang dalam sampai kepada hasil yang fundamental (keluar gejala),
sehingga dapat dijadikan dasar berpijak bagi segenap bidang keilmuan.
3. Spekulatif, artinya
hasil pemikiran yang di dapat diijadikan dasar untuk pemikiran-pemikiran
selanjutnya. Hasil pemikirannya selalu dimaksudkan sebagai dasar untuk
menjelajah wilayah pengetahuan yang bar u.
Renungan atau pemikiran yang dibahas ialah yang
berhubungan dengan keindahan. Setiap hasil seni lahir dari hasil renungan.
Tanpa direnungkan hasil seni tidak akan mencapai keindahan. Renungan atau
pemikiran yang berhubungan dengan keindahan atau penciptaan keindahan
didasarkan atas beberapa teori yaitu:
1. Teori Pengungkapan,
dalil teori ini ialah bahwa “arts is an expresition of human feeling” (seni
adalah suatu pengungkapan dari perasaan manusia). Teori ini terutama bertalian
dengan apa yang dialami oleh seorang seniman ketika menciptakan karya seni.
Tokoh teori ekspresi yang paling terkenal ialah filsuf Italia Benedeto Croce
(1886-1952), beliau menyatakan bahwa “Seni adalah pengungkapan pesan-pesan.
Expression sama dengan intuition, dan intuisi adalah pengetahuan intuitif yang
diperoleh melalui penghayatan tentang hal-hal individual yang menghasilkan
gambaran angan-angan (images).”
2. Teori seni yang
bercotak metafisik merupakan salah satu contoh teori yang tertua, yakni berasal
dari Plato yang karya-karyanya untuk sebagian membahas estetik filsafat,
konsepsi keindahan dari teori seni. Mengenai sumber seni Plato mengungkapkan
suatu teori peniruan (imitation theory). Ini sesuai dengan metafisika
Plato yang mengendalikan adanya dunia ide pada taraf yang tertinggi sebgai
realita Ilahi. Pada taraf yang lebih rendah terdapat realita duniawi ini yang
merupakan cerminan semu dan mirip realita ilahi. Dan karyu seni yang dibuat
manusia adalah merupakan mimemis (tiruan) dari realita duniawi
3. Teori Psikologis,
para ahli estetik dalam abad modern menelaah teori-teori seni dari sudut
hubungan karya seni dan alam pikiran penciptanya dengan mempergunakan
metode-metode psikologis. Misalnya berdasarkan psikoanalisa dikemukakan bahwa
proses penciptaan seni adalah pemenuhan keinginan-keinginan bawah sadar dari
seseorang seniman. Sedang karya seni tiu merupakan bentuk terselubung atau
diperhalus yang wujudkan keluar dari keinginan-keinginan itu.
4. Teori lain lagi yaitu
teori permainan yang dikembangkan oleh Fredrick Schiller (1757-1805) dan
Herbert Spencer (1820 – 1903) menurut Schiller, asal seni adalah dorongan batin
untuk bermain-main (play impulse) yang ada dalam diri seseorang. Seni
merupakan semacam permainan menyeimbangkan segenap kemampuan mental manusia
berhubungan dengan adanya kelebihan energi yang harus dikeluarkan.
5. Dalam teori penandaan
(signification theory) memandang seni sebagai lambang atau tanda dari
perasaan manusia.
Pada proses jiwa seniman pada waktu merenung dalam
rangka menciptakan seni, menurut Keats selalu diliputi rasa ragu-ragu, takut,
ketidaktentuan, misterius (Negative Capability). Justru seniman yang tidak
memiliki kemampuan negatif tidak mampu menciptakan keindahan. Kemampuan negatif
ini identik dengan proses mencari. Mencari yang dimaksud ialah mencari
keindahan, karena yang bersangkutan merasa belum puas atas keindahan yang telah
diciptakan.
Selain dari pada itu Keats menyatakan,
bahwa untuk mengatasi ketakutan ialah berkuasanya hal - hal yang sesaat.
Baginya hal - hal yang sesaat itu merupakan pelatuk yang meledakkan imajinasi,
dan imajinasi ini yang membentuk konsep keindahan. Selanjutnya konsep keindahan
adalah abstrak.
Konsep itu baru dapat berkomunikasi setelah diberi bentuk.
Seperti halnya Gesang, setelah ia bermain di Bengawan Solo ia
merenung. Ia menemukan konsep keindahan. Tetapi konsep keindahan
belum berkomunikasi, barulah berkomunikas setelah diberi bentuk, yaitu
lagu “ Bengawan Solo” yang ter kenal itu.
C. Keserasian
Keserasian adalah kemampuan menata sesuatu yang dapat
dinikmati orang lain karena indah. Keserasian itu dikatakan indah karena cocok,
sesuai, pantas, serta keterpaduan beberapa kualitas. Dalam hubungannya dengan
keindahan, keserasian memiliki makna perpaduan antara berbagai unsur yang
menjadi satu sehingga menimbulkan satu bentuk keindahan. Sehingga keserasian
memiliki hubungan yang erat kaintannya dengan keindahan, tanpa adanya
keserasian, keindahan tidak akan terwujud
Keserasian adalah kecocokan yang mengandung unsur
perpaduan, pertentangan, ukuran dan kesimbangan, yang terdiri dari:
1. Teori Objectif :
berpendapat bahwa keindahan atau ciri-ciri yang menciptak nilai estetika adalah
sifat (kulitas) yang memang melekat dalam bentuk indah yang bersangkutan,
terlepas dari orang yang mengamatinya.Pendukung teori objectif adalah Plato,
Hegel
2. Teori Subjectif :
menyatakan bahwa ciri-ciri yang menciptakan keindahan suatu benda itu tidak
ada, yang ada hanya perasaan dalam diri sesorang yang mengamati suatu benda
3. Teori Pertimbangan
: dalam arti yang terbatas yakni secara kualitatif yang di ungkapkan
dengan angka-angka, keindahan hanyalah kesan yang subjectif sifatnya dan
berpendapat bahwa keindahan sesungguhnya tercipta dan tidak ada keteraturan
yakni tersusun dari daya hidup, penggembaraan, pelimpahan dan pengungkapan
perasaan
Asas Keserasian mengandung pengertian harmoni dalam
interaksi antara pengguna jasa dan penyedia jasa dalam penyelenggaraan
pekerjaan konstruksi yang berwawasan lingkungan untuk menghasilkan produk yang
berkualitas dan bermanfaat tinggi.
DAFTAR PUSTAKA