MAKALAH
ILMU
BUDAYA DASAR
Dibuat oleh :
Nama : Novia Alverina Fani
Kelas : 1PA13
NPM : 15515122
FAKULTAS
PSIKOLOGI
UNIVERSITAS
GUNADARMA
Mata Kuliah : Ilmu
Budaya Dasar
Dosen : Bapak Jhon
Hendri
A. Pengertian Penderitaan
Penderitaan
adalah menanggung atau menjalani sesuatu yang sangat tidak menyenangkan yang
dapat di rasakan oleh manusia. Setiap manusia pasti pernah mengalami
penderitaan baik secara fisik maupun batin. Penderitaan juga termasuk realitas
dunia dan manusia. Intensitas penderitaan manusia bertingkat-tingkat, ada yang
berat dan ada juga yang ringan. Namun, peranan individu juga menentukan berat
tidaknya suatu intensitas penderitaan. Suatu peristiwa yang di anggap
penderitaan oleh seseorang belum tentu merupakan suatu penderitaan bagi orang
lain. Dapat pula suatu penderitaan merupakan energi untuk bangkit bagi
seseorang, atau sebagai langkah awal untuk mencapai kenikmatan dan kebahagian.
Memang harus diakui, di antara kita dan dalam masyarakat masih terdapat banyak
orang yang sungguh-sungguh berkehendak baik, yaitu manusia yang merasa prihatin
atas aneka tindakan kejam yang ditujukan kepada sesama manusia yang tidak saja
prihatin, melainkan berperan serta mengurangi penderitaan sesamanya, bahkan
juga berusaha untuk mencegah penderitaan atau paling tidak menguranginya, serta
manusia yang berusaha keras tanpa pamrih untuk melindungi, memelihara dan
mengembangkan lingkungan alam ciptaan secara berkelanjutan. Ada keinginan
alamiah manusia untuk menghindari penderitaan. Tetapi justru penderitaan itu
merupakan bagian yang terkandung di dalam kemanusiaannya.
Akibat penderitaan yang bermacam-macam. Ada yang mendapat hikmah besar dari suatu penderitaan, ada pula yang menyebabkan kegelapan dalam hidupnya. Oleh karena itu, penderitaan belum tentu tidak bermanfaat. Penderitaan juga dapat ‘menular’ dari seseorang kepada orang lain, apalagi kalau yang ditulari itu masih sanak saudara.
Mengenai penderitaan yang dapat memberikan hikmah, contoh yang gamblang dapat dapat dicatat disini adalah tokoh-tokoh filsafat eksistensialisme. Misalnya Kierkegaard (1813-1855), seorang filsuf Denmark, sebelum menjadi seorang filsuf besar, masa kecilnya penuh penderitaan. Penderitaan yang menimpanya, selain melankoli karena ayahnya yang pernah mengutuk Tuhan dan berbuat dosa melakukan hubungan badan sebelum menikah dengan ibunya, juga kematian delapan orang anggota keluarganya, termaksud ibunya, selama dua tahun berturut-turut. Peristiwa ini menimbulkan penderitaan yang mendalam bagi Soren Kierkegaard, dan ia menafsirkan peristiwa ini sebagai kutukan Tuhan akibat perbuatan ayahnya. Keadaan demikian, sebelum Kierkegaard muncul sebagai filsuf, menyebabkan dia mencari jalan membebaskan diri (kompensasi) dari cengkraman derita dengan jalan mabuk-mabukan. Karena derita yang tak kunjung padam, Kierkegaard mencoba mencari “hubungan” dengan Tuhannya, bersamaan dengan keterbukaan hati ayahnya dari melankoli. Akhirnya ia menemukan dirinya sebagai seorang filsuf eksistensial yang besar.
Akibat penderitaan yang bermacam-macam. Ada yang mendapat hikmah besar dari suatu penderitaan, ada pula yang menyebabkan kegelapan dalam hidupnya. Oleh karena itu, penderitaan belum tentu tidak bermanfaat. Penderitaan juga dapat ‘menular’ dari seseorang kepada orang lain, apalagi kalau yang ditulari itu masih sanak saudara.
Mengenai penderitaan yang dapat memberikan hikmah, contoh yang gamblang dapat dapat dicatat disini adalah tokoh-tokoh filsafat eksistensialisme. Misalnya Kierkegaard (1813-1855), seorang filsuf Denmark, sebelum menjadi seorang filsuf besar, masa kecilnya penuh penderitaan. Penderitaan yang menimpanya, selain melankoli karena ayahnya yang pernah mengutuk Tuhan dan berbuat dosa melakukan hubungan badan sebelum menikah dengan ibunya, juga kematian delapan orang anggota keluarganya, termaksud ibunya, selama dua tahun berturut-turut. Peristiwa ini menimbulkan penderitaan yang mendalam bagi Soren Kierkegaard, dan ia menafsirkan peristiwa ini sebagai kutukan Tuhan akibat perbuatan ayahnya. Keadaan demikian, sebelum Kierkegaard muncul sebagai filsuf, menyebabkan dia mencari jalan membebaskan diri (kompensasi) dari cengkraman derita dengan jalan mabuk-mabukan. Karena derita yang tak kunjung padam, Kierkegaard mencoba mencari “hubungan” dengan Tuhannya, bersamaan dengan keterbukaan hati ayahnya dari melankoli. Akhirnya ia menemukan dirinya sebagai seorang filsuf eksistensial yang besar.
B. Siksaan
Siksaan
dapat diartikan sebagai siksaan badan atau jasmani ,dan dapat juga berupa
siksaan jiwa atau rokhani .Akibat yang ditimbulkan dari siksaan timbulah
penderitaan .Siksaan yang dialami manusia dalam kehidupa sehari-hari banyak
tejadi dan banyak dibaca di beragai mediamassa.
Siksaan yang sifatnya psikis antara lain adalah kebimbangan , kesepian ,dan ketakutan.
1. Kebimbangan
Kebimbangan dialami oleh seseorang apabila ia pada suatu saat tidak dapat menetukan pilihan mana yang akan diambil.Akibat dari kebimbangan , seseorang berada dalam keadaan yang tidak menetu ,sehingga ia merasa tersiksa dalam hidupnya saat itu
2. Kesepian
Kesepian dialami oleh seseorang merupakan rasa sepi dalam dirinya sendiri atau jiwanya walaupun ia dalam lingkungan ramai. Kesepian ini tidak boleh dicampur adukan dengan keadan sepi seperti yang dialami oleh petapa yang tinggal dilingkungan sepi.Kesepian juga merupaan bentuk siksaan yang dapat dialami oleh seseorang
3. Ketakutan
Ketakutan merupakan bentuk lain yang menyebabkan seseorang mengalami siksaan batin. Bila rasa takut itu di besar-besarkan yang tidak pada tempatnya ,maka disebut sebagai Phobia. Pada umumnya orang memiliki satu atau dua phobia ringan seperti takut pada tikus , cicak , kecoa ,dll.Tetapi pada sebagian orang ketakutan itu sedemikian hebatnya sehingga sangat mengganggu .
Siksaan yang sifatnya psikis antara lain adalah kebimbangan , kesepian ,dan ketakutan.
1. Kebimbangan
Kebimbangan dialami oleh seseorang apabila ia pada suatu saat tidak dapat menetukan pilihan mana yang akan diambil.Akibat dari kebimbangan , seseorang berada dalam keadaan yang tidak menetu ,sehingga ia merasa tersiksa dalam hidupnya saat itu
2. Kesepian
Kesepian dialami oleh seseorang merupakan rasa sepi dalam dirinya sendiri atau jiwanya walaupun ia dalam lingkungan ramai. Kesepian ini tidak boleh dicampur adukan dengan keadan sepi seperti yang dialami oleh petapa yang tinggal dilingkungan sepi.Kesepian juga merupaan bentuk siksaan yang dapat dialami oleh seseorang
3. Ketakutan
Ketakutan merupakan bentuk lain yang menyebabkan seseorang mengalami siksaan batin. Bila rasa takut itu di besar-besarkan yang tidak pada tempatnya ,maka disebut sebagai Phobia. Pada umumnya orang memiliki satu atau dua phobia ringan seperti takut pada tikus , cicak , kecoa ,dll.Tetapi pada sebagian orang ketakutan itu sedemikian hebatnya sehingga sangat mengganggu .
Sebab seseorang merasa ketakutan :
·
Claustrophobia dan Agoraphobia
Claustrophobia adalah rasa takut terhadap ruangan tertutup.Sedangkan Agoraphobia adalah Ketakutan yang disebabkan seseorang berada di ruangan terbuka.
Claustrophobia adalah rasa takut terhadap ruangan tertutup.Sedangkan Agoraphobia adalah Ketakutan yang disebabkan seseorang berada di ruangan terbuka.
·
Gamang
Gamang merupakan ketakutan bila seseorang berada di tempat yang tinggi . Hal itu disebabkan ,karna ia takut akibat berada di tempat tinggi.
Gamang merupakan ketakutan bila seseorang berada di tempat yang tinggi . Hal itu disebabkan ,karna ia takut akibat berada di tempat tinggi.
·
Kegelapan
Merupakan suatu ketakutan seseorang bila ia berada di tempat gelap.Sebab dalam pikirannya dalam tempat gelap akan muncul sesuatu yang ditakuti seperti setan ,pencuri ,dll.Orang yag demikian selalu menghendaki agar ruangan tempat tidur dalam keadaan terang .
Merupakan suatu ketakutan seseorang bila ia berada di tempat gelap.Sebab dalam pikirannya dalam tempat gelap akan muncul sesuatu yang ditakuti seperti setan ,pencuri ,dll.Orang yag demikian selalu menghendaki agar ruangan tempat tidur dalam keadaan terang .
·
Kesakitan
Merupakan ketakutan yang disebakan oleh rasa sakit yang dialami.seseorang yang takut diinjeksi sudah berteriak-teriak sebelum jarum injeksi ditusukkan kedalam tubuhnya .Hal itu disebabkan karna dalam pikirannya semuanya akan menimbulkan kesakitan.
Merupakan ketakutan yang disebakan oleh rasa sakit yang dialami.seseorang yang takut diinjeksi sudah berteriak-teriak sebelum jarum injeksi ditusukkan kedalam tubuhnya .Hal itu disebabkan karna dalam pikirannya semuanya akan menimbulkan kesakitan.
·
Kegagalan
Merupakan ketakutan dari seseorang yang
disebabkan karena merasa bahwa apa yang akan
dijalankan mengalami kegagalan
C. Kekalutan Mental
Penderitaan
batin dalam ilmu psikologi dikenal dengan kekalutan mental. Kelalutan mental
adalah gangguan kejiwaan akibat kemampuan seseorang tidak dapat menghadapi
masalahya. Gejala-gejala permulaan bagi seseorang yang mengalami kekalutan
mental adalah :
1. Nampak pada jasmani yang sering pusing, sesak
napas, demam, nyeri pada lambung
2. Nampak pada kejiwaanya rasa cemas, kekalutan, apatis, cemburu, mudah marah
Tahap-tahap gangguan kejiwaan adalah :
1. Gangguan kejiwaan terlihat dalam kehidupan sehari-harinya baik jasmani maupun rohani
2. Usaha mempertahankan diri dengan cara negative
3. Kekalutan merupaka titik patah dan yang bersangkutan mengalami gangguan
Sebab-sebab timbulnya kekalutan, dapat disebutkan antara lain sebagai berikut :
1. Kepribadian yang lemah
2. Terjadinya konflik social budaya
3. Cara pematangan batin
Proses-proses kelautan mental yang dialami seseorang mendorongnya kea rah :
1. Positif, trauma yang dialami dapat dilewati dengan baik untuk tetap survive menjalani hidup.
2. Negative, trauma yang dialami berlarut-larut sehingga dia mengalami frustasi, yaitu tekanan batin akibat tidak tercapainya apa yang diinginkan. Bentuk frustasi antara lain :
- Agresi
- Regresi
- Fiksasi
- Proyeksi
- Identifikasi
- Narsisme
- Autism
2. Nampak pada kejiwaanya rasa cemas, kekalutan, apatis, cemburu, mudah marah
Tahap-tahap gangguan kejiwaan adalah :
1. Gangguan kejiwaan terlihat dalam kehidupan sehari-harinya baik jasmani maupun rohani
2. Usaha mempertahankan diri dengan cara negative
3. Kekalutan merupaka titik patah dan yang bersangkutan mengalami gangguan
Sebab-sebab timbulnya kekalutan, dapat disebutkan antara lain sebagai berikut :
1. Kepribadian yang lemah
2. Terjadinya konflik social budaya
3. Cara pematangan batin
Proses-proses kelautan mental yang dialami seseorang mendorongnya kea rah :
1. Positif, trauma yang dialami dapat dilewati dengan baik untuk tetap survive menjalani hidup.
2. Negative, trauma yang dialami berlarut-larut sehingga dia mengalami frustasi, yaitu tekanan batin akibat tidak tercapainya apa yang diinginkan. Bentuk frustasi antara lain :
- Agresi
- Regresi
- Fiksasi
- Proyeksi
- Identifikasi
- Narsisme
- Autism
D. Penderitaan
dan perjuangan
Setiap manusia
pasti mengalami penderitaan, baik berat maupun ringan. Penderitaan adalah
bagian dari kehidupan manusia yang sifatnya kodrati. Karena itu terserah kepada
manusianya sendiri untuk berusaha mengurangi penderitaan itu semaksimal mungkin
. Manusia adalah makhluk yang berbudaya, dengan budayanya itu ia berusaha
mengatasi penderitaan yang mengancam atau dialaminnya. Hal ini embuat manusia
itu kreatif, baik bagi penderitaan itu sendiri maupun orang lain yang melihat
atau mengamati penderitaan
E. Penderitaan, media massa, dan seniman
Media massa adalah alat yang paling tepat untuk
mengkomunikasikan peristiwa-peristiwa penderitaan manusia secara cepat kepada
asyarakat luas. Dengan demikian masyarakat dapat segera menilai untuk
menentukan sikap anatara sesama manusia, terutama bagi mereka yang simpati.
Tetapi tidak kalah pentingnya komunikasi yang dilakukan para seniman melalui
karya seni, sehingga para pembaca dapat mengambil hikmah dan pelajaran dari
karya tersebut.
F. Penderitaan dan sebab-sebabnya
Penderitaan yang muncul karena perbuatan buruk manusia. Penderitaan ini muncul disebabkan hubungan antara manusia
dengan lingkungan sekitarnya baik dengan antar sesama manusia ataupun dengan
alam. Penderitaan ini dapat muncul karena ketidak harmonisan antara elemen satu
dengan yang lainnya. contohnya pada hubungan dalam bermasyarakat, ada kalanya
didalam bermasyarakat terdapat perbedaan pendapat yang dapat menimbulkan
perselisihan diantara satu dengan yang lainnya, hal ini bisa saja mengakibatkan
timbulnya rasa dengki, marah, bahkan saling menuduh atau menjelek-jelekan. dari
sinilah penderitaan muncul karena perbuatan saling tidak menyukai tersebut.
dalam hal ini, penderitaan yang dialami adalah penderitaan secara batin karena
terdapat rasa sakit hati apabila ada seseorang yang menjelek-jelekan bahkan rasa
itu bisa saja semakin sakit apabila sudah terjadi pertengkaran yang membuat
hubungan didalam masyarakat sudah tidak ada rasa nyaman dan aman. Selain karena
ketidak harmonisan dengan sesama, ketidak harmonisan dengan alam juga dapat
membawa penderitaan. contohnya apa yang sedang terjadi saat ini yaitu bencana
alam terjadi dimana-mana. karena kesalahan manusia terhadap alam lah yang
membuat alam menjadi tidak bersahabat lagi dengan manusia maka muncul lah
penderitaan pada setiap orang yang terkena bencana alam. penderitaan yang
dialami adalah penderitaan secara fisik dan batin, karena mereka yang terkena
bencana alam harus rela kehilangan harta benda bahkan keluarga mereka. Penderitaan yang muncul karena suatu penyakit/siksaan.
Penderitaan manusia dapat juga terjadi akibat penyakit atau siksaan / azab Tuhan. Namun kesabaran, tawakal, dan optimisme dapat merupakan usaha manusia untuk mengatasi penderitaan itu. Banyak contoh kasus penderitaan semacam ini dialami manusia. Beberapa kasus penderitaan dapat diungkapkan berikut ini : Seorang anak lelaki buta sejak diahirkan, diasuh dengan tabah oleh orang tuanya. Ia disekolahkan, kecerdasannya luar biasa. Walaupun ia tidak dapat melihat dengan mata hatinya terang benderang. Karena kecerdasannya, ia memperoleh pendidikan sampai di universitas dan akhirnya memperoleh gelar doctor di Universitas Sourbone Perancis. Dia adalah Prof.Dr. Thaha Husen, guru besar Universitas di Kairo, Mesir.
Penderitaan manusia dapat juga terjadi akibat penyakit atau siksaan / azab Tuhan. Namun kesabaran, tawakal, dan optimisme dapat merupakan usaha manusia untuk mengatasi penderitaan itu. Banyak contoh kasus penderitaan semacam ini dialami manusia. Beberapa kasus penderitaan dapat diungkapkan berikut ini : Seorang anak lelaki buta sejak diahirkan, diasuh dengan tabah oleh orang tuanya. Ia disekolahkan, kecerdasannya luar biasa. Walaupun ia tidak dapat melihat dengan mata hatinya terang benderang. Karena kecerdasannya, ia memperoleh pendidikan sampai di universitas dan akhirnya memperoleh gelar doctor di Universitas Sourbone Perancis. Dia adalah Prof.Dr. Thaha Husen, guru besar Universitas di Kairo, Mesir.
G. Pengaruh penderitaan
Orang yang mendapatkan atau pernah mendapatkan penderitaan
pastinya akan mempengaruhi pada dirinnya, baik itu dalam jumlah yang besar
maupun sedikit. Sikap yang timbul dapat berupa yang positif maupun yang
negatif. Sikap positifnya adalah, manusia mampu mengambil hikmah dari
penderitaan yang pernah dia dapatkan, dan pada nantinya akan terbiasa untuk
berusaha agar penderitaan yang dia alami tidak terulang kembali. Sedangkan pada
sisi negatifnya, tentunya akan merubah pola pikir menuju hal yang negatif. Seperti
contohnya : Bila kita tidak menderita karena tidak punya uang, bisa saja kita
melakukan perbuatan kriminal sepert mencuri. Padahal perbuatan seperti itu
jelas-jelas salah.
BAB 7. MANUSIA
DAN KEADILAN
A.
Pengertian
Keadilan
Keadilan
menurut Aristoteles adalah kelayakan dalam tindakan manusia.
Kelayakan diartikan sebagai titik tengah diantara ke dua ujung ekstrem yang
terlalu banyak dan terlalu sedikit. Kedua ujung ekstrem itu menyangkut dua
orang atau benda.
Keadilan
oleh Plato diproyeksikan pada diri manusia sehingga yang dikatakan
adil adalah orang yang mengendalikan diri, dan perasaannya dikendalikan oleh
akal.
Lain lagi
pendapat Socrates yang memproyeksikan keadilan pada pemerintahan.
Menurut Socrates, keadilan tercipta bilamana warga negara sudah merasakan
bahwa pihak pemerintah sudah melaksanakan tugasnya dengan baik. Mengapa
diproyeksikan pada pemerintah, sebab pemerintah adalah pimpinan pokok yang
menentukan dinamika masyarakat.
Kong Hu Cu berpendapat lain :
keadilan terjadi apabila anak sebagai anak, bila ayah sebagai ayah, bila raja
sebagai raja, masing-masing telah melaksanakan kewajibannya. Penndapat ini
terbatas pada nilai-nilai tertentu yang sudah diyakini atau disepakati.
Menurut pendapat yang lebih umum
dikatakan bahwa keadilan itu adalah pengakuan dan perlakuan yang seimbang
antara hak dan kewajiban. Keadilan terletak pada keharmonisan menuntut hak dan
menjalankan kewajiban. Atau dengan kata lain, keadilan adalah keadaan bila
setiap orang memperoleh apa yang menjadi haknya dan setiap orang memperoleh
bagian yanng sama dari kekayaan bersama.
Contoh
Keadilan:
Seorang
koruptor yang memakan uang rakyat. Koruptor di tangkap dan dimasukan kepenjara
selama 2 tahun tanpa ada goresan luka sedikit pun pada wajahnya. Hal tersebut
mencerminkan bahwa hakim dan jaksa di indonesia tidak adil pada rakyat kecil
yang dikarenakan mencuri dompet mendapatkan masa kurungan lebih dari sang
koruptor, padahal koruptor lah yang mencuri uang rakyat lebih banyak dari pada
pencopet itu. Bahkan koruptor bisa mendapatkan fasilitas yang istimewa bahkan
seperti apartemen didalam penjara.
B. Keadilan Sosial
Seperti pancasila yang bermaksud keadilan sosial adalah langkah
yang menetukan untuk melaksanakan Indonesia yang adil dan makmur. Setiap
manusia berhak untuk mendapatkan keadilan yang seadil-adilnya sesuai dengan
kebijakannya masing-masing.
5 Wujud keadilan sosial yang diperinci dalam perbuatan dan
sikap:
Dengan sila keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia
manusia Indonesia menyadari hak dan kewajiban yang sama untuk untuk menciptakan
keadilan sosial dalam kehidupan masyarakat Indonesia.
Selanjutnya
untuk mewujudkan keadilan sosial itu, diperinci perbuatan dan sikap yang perlu
dipupuk, yakni :
1. Perbuatan luhur yang mencerminkan sikap dan
suasana kekeluargaan dan kegotongroyongan.
2. Sikap adil terhadap sesama, menjaga
keseimbangan antara hak dan kewajiban serta menghormati hak-hak orang lain.
3. Sikap suka memberi pertolongan kepada orang
yang memerlukan
4. Sikap suka bekerja keras.
5. Sikap menghargai
hasil karya orang lain yang bermanfaat untuk mencapai kemajuan dan kesejahteraan bersama.
Asas yang menuju dan terciptanya keadilan sosial itu akan
dituangkan dalam berbagai langkah dan kegiatan, antara lain melalui delapan
jalur pemerataan yaitu :
1. Pemerataan pemenuhan
kebutuhan pokok rakyat banyak khususnya pangan, sandang dan perumahan.
2. Pemerataan
memperoleh pendidikan dan pelayanan kesehatan.
3. Pemerataan pembagian pendapatan.
4. Pemerataan kesempatan kerja.
5. Pemerataan kesempatan berusaha.
6. Pemerataan kesempatan berpartisipasi
dalam pembangunan khususnya bagi generasi muda dan kaum wanita.
7. Pemerataan penyebaran pembangunan di
seluruh wilayah tanah air.
8. Pemerataan kesempatan memperoleh
keadilan.
C. Berbagai
Macam Keadilan
a) Keadilan
Legal atau Keadilan Moral
Plato
berpendapat bahwa keadilan dan hukum merupakan substansi rohani umum dari
masyarakat yang membuat dan menjaga kesatuannya. Dalam suatu masyarakat yang
adil setiap orang menjalankan pekerjaan yang menurut sifat dasarnya paling
cocok baginya (Than man behind the gun). Pendapat Plato itu disebut keadilan moral,
sedangkan Sunoto menyebutnya keadilan legal.
b) Keadilan
Distributif
Aristoles
berpendapat bahwa keadilan akan terlaksana bilamana hal-hal yang sama
diperlakukan secara sama dan hal-hal yang tidak sama secara tidak sama (justice
is done when equals are treated equally) Sebagai contoh: Ali bekerja 10 tahun
dan budi bekerja 5 tahun. Pada waktu diberikan hadiah harus dibedakan antara
Ali dan Budi, yaitu perbedaan sesuai dengan lamanya bekerja. Andaikata Ali
menerima Rp.100.000,-maka Budi harus menerima Rp. 50.000,-. Akan tetapi bila
besar hadiah Ali dan Budi sama, justru hal tersebut tidak adil.
c) Komutatif
Keadilan
ini bertujuan memelihara ketertiban masyarakat dan kesejahteraan umum. Bagi
Aristoteles pengertian keadilan itu merupakan asas pertalian dan ketertiban
dalam masyarakat. Semua tindakan yang bercorak ujung ekstrim menjadikan ketidak
adilan dan akan merusak atau bahkan menghancurkan pertalian dalam masyarakat.
Contoh :
Contoh :
Dr.Sukartono
dipanggil seorang pasien, Yanti namanya, sebagai seorang dokter ia menjalankan
tugasnya dengan baik. Sebaliknya Yanti menanggapi lebih baik lagi. Akibatnya,
hubungan mereka berubah dari dokter dan pasien menjadi dua insan lain jenis
saling mencintai. Bila dr. sukartono belum berkeluarga mungkin keadaan akan
baik saja, ada keadilan komutatif. Akan tetapi karena dr. sukartono sudah
berkeluarga, hubungan itu merusak situasi rumah tangga, bahkan akan
menghancurkan rumah tangga. Karena Dr.Sukartono melalaikan kewajibannya sebagai
suami, sedangkan Yanti merusak rumah tangga Dr.Sukartono.
D.
Kejujuran
Kejujuran atau jujur artinya apa yang dikatakan seseorang sesuai
dengan hati nuraninya, apa yang dikatakannya sesuai dengan kenyataan yang ada.
Sedang kenyataan yang ada itu adalah kenyataan yang benar-benar ada. Jujur juga
berarti seseorang bersih hatinya dari perbuatan-perbuatan yang dilarang oleh
agama dan hukum. Untuk itu dituntut satu kata dan perbuatan-perbuatan yang
berarti bahwa apa yang dikatakan harus sama dengan perbuatannya. Karena itu
jujur juga menepati janji atau kesanggupan yang terlampir melalui kata-kata
ataupun yang masih terkandung dalam nuraninya yang berupa kehendak, harapan dan
niat.
Hakikat kejujuran dalam hal ini adalah hak yang telah
tertetapkan, dan terhubung kepada Tuhan. Ia akan sampai kepada-Nya, sehingga
balasannya akan didapatkan di dunia dan akhirat. Tuhan telah menjelaskan
tentang orang-orang yang berbuat kebajikan, dan memuji mereka atas apa yang
telah diperbuat, baik berupa keimanan, sedekah ataupun kesabaran. Bahwa mereka
itu adalah orang-orang jujur dan benar. Dan pada hakekatnya jujur atau
kejujuran dilandasi oleh kesadaran moral yang tinggi, kesadaran pengakuan akan
adanya sama hak dan kewajiban, serta rasa takut terhadap kesalahan atau dosa.
E. Kecurangan
Kecurangan atau curang identik dengan ketidak jujuran atau tidak
jujur, dan sama pula dengan licik, meskipun tidak serupa benar. Sudah tentu
kecurangan sebagai lawan jujur.
Curang atau kecurangan artinya apa yang diinginkan tidak sesuai
dengan hati nuraninya. Atau orang itu memang dari hatinya sudah berniat curang
dengan maksud memperoleh keuntungan tanpa bertenaga dan usaha. Kecurangan
menyebabkan manusia menjadi serakah, tamak, ingin menimbun kekayaan yang
berlebihan dengan tujuan agar dianggap sebagai orang yang paling hebat, paling
kaya dan senang bila masyarakat sekelilingnya hidup menderita.
Sebab-Sebab Seseorang Melakukan Kecurangan
Bermacam-macam sebab orang melakukan kecurangan, ditinjau dari
hubungan manusia dengan alam sekitarnya ada empat aspek yaitu:
1. Aspek ekonomi
2. Aspek kebudayaan
3. Aspek peradaban
4. Aspek tenik
Apabila
ke empat aspek tersebut dilaksanakan secara wajar, maka segalanya akan berjalan
sesuai dengan norma-norma moral atau norma hukum, akan tetapi apabila manusia
dalam hatinya telah digerogoti jiwa tamak, iri, dengki, maka manusia akan
melakukan perbuatan yang melanggar norma tersebut dan jadilah kecurangan.
Tentang baik dan buruk Pujowiyatno dalam bukunya "filsafat sana-sini"
menjelaskan bahwa perbuatan yang sejenis dengan perbuatan curang, misalnya
berbohong, menipu, merampas, memalsu dan lain-lain adalah sifat buruk. Lawan
buruk sudah tentu baik. Baik buruk itu berhubungan dengan kelakuan manusia.
Pada diri manusia seakan –akan ada perlawanan antara baik dan buruk. Baik
merupakan tingkah laku, karena itu diperlukan ukuran untuk menilainya, namun
sukarlah untuk mengajukan ukuran penilaian mengenai halyang penting ini. Dalam
hidup kita mempunyai semacam kesadaran dan tahulah kita bahwa ada baik dan
lawannya pada tingkah laku tertentu juga agak mudah menunjuk mana yang baik,
kalau tidak baik tentu buruk.
F.
Pemulihan Nama Baik
Nama baik merupakan tujuan utama orang hidup. Nama baik adalah
nama yang tidak tercela. Setiap orang menajaga dengan hati-hati agar namanya
baik. Lebih-lebih jika ia menjadi teladan bagi orang/tetangga disekitarnya
adalah suatu kebanggaan batin yang tak ternilai harganya. Penjagaan nama baik
erat hubungannya dengan tingkah laku atau perbuatan. Atau boleh dikatakan bama
baik atau tidak baik ini adalah tingkah laku atau perbuatannya. Yang dimaksud
dengan tingkah laku dan perbuatan itu, antara lain cara berbahasa, cara
bergaul, sopan santun, disiplin pribadi, cara menghadapi orang,
perbuatan-perbuatan yang dihalalkan agama dan sebagainya. Pada hakekatnya
pemulihan nama baik adalah kesadaran manusia akan segala kesalahannya; bahwa
apa yang diperbuatnya tidak sesuai dengan ukuran moral atau tidak sesuai dengan
ahlak yang baik. Untuk memulihkan nama baik manusia harus tobat atau minta
maaf. Tobat dan minta maaf tidak hanya dibibir, melainkan harus bertingkah laku
yang sopan, ramah, berbuat darma dengan memberikan kebajikan dan pertolongan
kepaa sesama hidup yang perlu ditolong dengan penuh kasih sayang , tanpa
pamrin, takwa terhadap Tuhan dan mempunyai sikap rela, tawakal, jujur, adil dan
budi luhur selalu dipupuk.
G.
Pembalasan
Pembalasan adalah suatu reaksi atas perbuatan orang lain. Reaksi
itu dapat berupa perbuatan serupa, perbuatan yang seimbang, tingkah laku yang
serupa, tingkah laku yang seimbang.
Dalam Al-Qur’an terdapat ayat-ayat yang menyatakan bahwa Tuhan
mengadakan pembalasan. Bagi yang bertakwa kepada Tuhan diberikan pembalasan,
dan bagi yang mengingkari perintah Tuhan pun diberikan pembalasan yang
seimbang, yaitu siksaan di neraka. Pembalasan disebabkan oleh adanya pergaulan.
Pergaulan yang bersahabat mendapatkan pembalasan yang bersahabat. Sebaliknya,
pergaulan yang penuh kecurigaan, menimbulkan pembalasan yang tidak bersahabat
pula.
Pada dasarnya, manusia adalah makhluk moral dan makhluk sosial.
Dalam bergaul, manusia harus mematuhi norma-norma untuk mewujudkan moral itu.
Bila manusia bermuat amoral, lingkunganlah yang menyebabkannya. Perbuatan
amoral pada hakekatnya adalah perbuatan yang melanggar hak dan kewajiban
manusia lain. Oleh karena itu manusia tidak menghendaki hak dan kewajibannya
dilanggar, maka manusia berusaha mempertahankan hak dan kewajibannya itu.
Mempertahankan hak dan kewajiban itu adalah pembalasan.
BAB 8. MANUSIA DAN
PANDANGAN HIDUP
A. Pengertian Pandangan Hidup dan Ideologi
Setiap manusia mempunyai pandangan
hidup. Pandangan hidup itu bersifat kodrati karena ia menentukan masa depan
seseorang. Pandangan hidup artinya pendapat atau pertimbangan yang dijadikan
pegangan, pedoman, arahan, petunjuk hidup di dunia.
Pendapat atau pertimbangan itu merupakan
hasil pemikiran manusia berdasarkan pengalaman sejarah menurut waktu dan tempat
hidupnya. Atas dasar itu manusia menerima hasil pemikiran itu sebagai pegangan,
pedoman, arahan, atau petunjuk yang disebut pandangan hidup. Pandangan hidup
berdasarkan asalnya yaitu terdiri dari 3 macam :
1. Pandangan hidup
yang berasal dari agama yaitu pandangan hidup yang mutlak kebenarannya.
2. Pandangan hidup yang berupa ideology yang disesuaikan dengan kebudayaan dan norma yang terdapat pada suatu Negara.
3.Pandangan hidup hasil renungan yaitu pandangan hidup yang relatif kebenarannya.
2. Pandangan hidup yang berupa ideology yang disesuaikan dengan kebudayaan dan norma yang terdapat pada suatu Negara.
3.Pandangan hidup hasil renungan yaitu pandangan hidup yang relatif kebenarannya.
Ideologi
Jadi Ideologi mempunyai arti pengetahuan
tentang gagasangagasan, pengetahuan tentang ide-ide, science of ideas atau
ajaran tentang pengertian-pengertian dasar. Dalam pengertian sehari-hari
menurut Kaelan ‘idea’ disamakan artinya dengan citacita.
Dalam perkembangannya terdapat pengertian
Ideologi yang dikemukakan oleh beberapa ahli. Istilah Ideologi pertama kali
dikemukakan oleh Destutt de Tracy seorang Perancis pada tahun 1796. Menurut
Tracy ideologi yaitu ‘science of ideas’, suatu program yang diharapkan dapat
membawa perubahan institusional dalam masyarakat Perancis.
B.
Cita-cita
Menurut kamus besar bahasa Indonesia,
cita-cita adalah keinginan atau kehendak yang selalu ada di dalam pikiran atau
sebuah tujuan sempurna (yang akan dicapai atau dilaksanakan) dimana untuk
mewujudkannya, kepentingan pribadi harus dikesampingkan.
Banyak orang yang mengganggap mimpi atau
impian itu sama dengan khayalan atau angan-angan tetapi sebenarnya serupa tapi
tak sama. Mimpi atau impian itu lebih ke arah sesuatu yang dapat digapai
sedangkan khayalan atau lamunan itu lebih ke arah keinginan yang tidak dapat
direalisasikan.
Dari kecil kita sering dinasehati oleh
orangtua, guru ataupun orang lain untuk memiliki cita-cita setinggi langit.
Semua itu memang benar karena dengan adanya cita-cita atau impian dalam hidup
kita akan membuat kita semangat dan bekerja keras untuk menggapai kehidupan
yang lebih baik di dunia.
C. Kebajikan
Kebajikan atau kebaikan atau perbuatan
yang mendatangkan kebaikan pada hakekatnya sama dengan perbuatan moral,
perbuatan yang sesuai dengan norma-norma agama dan etika.
Manusia berbuat baik, karena menurut
kodratnya manusia itu baik, mahluk bermoral. Atas dorongan suara hatinya
manusia cenderung berbuat baik. Manusia adalah seorang pribadi yang utuh yang
terdiri atas jiwa dan badan.
Manusia merupakan mahluk sosial yang
berarti manusia hidup bermasyarakat, manusia saling membutuhkan, saling
menolong, saling menghargai sesama anggota masyarakat. Sebaliknya pula saling
mencurigai, saling membenci, saling merugikan, dan sebagainya.
Sebagai mahluk pribadi, manusia dapat
menentukan sendiri apa yang baik dan apa yang buruk. Baik buruk itu ditentukan
oleh suara hati. Suara hati adalah semacam bisikan di dalam hati yang mendesak
seseorang, untuk menimbang dan menentukan baik buruknya suatu perbuatan,
tindakan atau tingkah laku.
Faktor-faktor yang menentukan tingkah
laku setiap orang ada tiga, yaitu:
1. Pertama faktor pembawaan yang telah ditentukan pada waktu seseorang masih dalam kandungan.
2. Faktor kedua yang menentukan tingkah laku seseorang adalah lingkungan.
3. Faktor ketiga yang menentukan tingkah laku seseorang adalah pengalaman yang khas yang pernah diperoleh.
1. Pertama faktor pembawaan yang telah ditentukan pada waktu seseorang masih dalam kandungan.
2. Faktor kedua yang menentukan tingkah laku seseorang adalah lingkungan.
3. Faktor ketiga yang menentukan tingkah laku seseorang adalah pengalaman yang khas yang pernah diperoleh.
D. Usaha atau Perjuangan
Usaha atau perjuangan adalah kerja keras
untuk mewujudkan cita-cita. Kerja keras itu dapat dilakukan dengan otak atau
ilmu maupun denan tenaga ataupun dengan jasmani, atau dengan kedua-duanya.
Kerja keras pada dasarnya menghargai dan meningkatkan harkat dan martabat
manusia. Untuk bekerja keras manusia dibatasi oleh kemampuan, karena kemampuan
terbatas timbul perbedaan tingkat kemakmuran antara manusia satu dan manusia
lainnya.
Perjuangan tidak selalu identik dengan
lamanya kita melakukan proses implementasi untuk mewujudkan keinginan kita.
Bisa jadi seseorang membutuhkan perjuangan yang lebih singkat dengan sedikit
sumber daya yang dibutuhkan, sedangkan individu lainnya justru
sebaliknya.Kesiapan, ketersediaan dan kualitas sumber daya, strategi, situasi
dan tingkat kesulitan yang dihadapi, serta dukungan dari lingkungan eksternal
amat menentukan seberapa besar dan lamanya sebuah perjuangan harus dilakukan.
E. Keyakinan atau Kepercayaan
Keyakinan/kepercayaan yang menjadi dasar
pandangan hidup berasal dari akal atau kekuasaan Tuhan. Menurut Prof. Dr. Harun
Nasution, ada 3 aliran filsafat yaitu :
1. Aliran
naturalisme; hidup manusia itu dihubungkan dengan kekuatan gaib yang merupakan
kekuatan tertinggi. Kekuatan gaib itu dari nature, dan itu dari Tuhan. Tetapi
yang tidak percaya pada Tuhan, nature itulah yang tertinggi. Aliran naturalisme
berisikan spekulasi mungkin ada Tuhan mungkin juga tidak ada.
2. Aliran
intelektualisme; dasar aliran ini adalah logika atau akal. Manusia mengutamakan
akal. Dengan akal manusia berpikir, mana yang benar menurut akal itulah yang baik,
walaupun bertentangan dengan kekuatan hati nurani. Manusia yakin bahwa dengan
kekuatan piker (akal) kebajikan itu dapat dicapai dengan sukses. Dengan akal
diciptakan teknologi, teknologi adalah alat Bantu mencapai kebajikan yang
maksimal, walaupun mungkin teknologi memberi akibat yang bertentangan dengan
akal. Apabila aliran ini dihubungkan dengan pandangan hidup, maka keyakinan
manusia itu bermula dari akal. Jadi pandangan hidup ini dilandasi oleh
keyakinan kebenaran yang diterima akal.Benar menurut akal itulah yang
baik. Manusia yakin bahwa kebajikan hanya dapat diperoleh dengan akal dengan
kata lain ilmu dan teknologi. Pandangan hidup ini disebut liberalisme.
Kebebasan akal menimbulkan kebebasan bertingkah laku dan berbuat, walaupun
tingkah lakudan perbuatannya itu bertentangan dengan hati nurani. Kebebasan
akal lebih ditekankan pada setiap individu. Karena itu individu yang berakal
atau berilmu dapat menguasai individu yang berpikir rendah.
3. Aliran
gabungan; dasar aliran ini adalah kekuatan gaib dan juga akal. Kekuatan gaib
artinya kekuatan yang berasal dari Tuhan, percaya adanya Tuhan sebagai dasar
keyakinan. Sedangkan akal adalah dasar kebudayaan, yang menentukan benar
tidaknya sesuatu. Segala sesuatu dinilai dengan akal, baik sebagai logika berpikir
maupun sebagai rasa (hati nurani). Jadi apa yang benar menurut logika berpikir
juga dapat diterima oleh hati nurani. Apabial aliran ini dihubungkan dengan
pandangan hidup, maka akan timbil dua kemungkinan pandangan hidup. Apabila
keyakinan lebih berat didasarkan pada logika berpikir, sedangkan hati nurani
dinomorduakan, kekuatan gaib dari Tuhan diakui adanya tetapi tidak menentukan,
dan logika berpikir tidak ditekankan pada logika berpikir individu, melainkan
logika berpikir kolektif (masyarakat), pandangan hidup ini disebut sosialisme.
Apabila dasar keyakinan itu kekuatan gaib dari Tuhan dan akal, kedua-duanya
mendasari keyakinan secara berimbang, akan dalam arti baik sebagia logika
berpikir maupun sebagai daya rasa (hati nurani), logika berpikir baik secara
individual maupun secara kolektif panangan hidup ini disebut
sosialisme-religius. Kebajikan yang dikehendaki adalah kebajikan menurut logika
berpikir dan dapat diterima oleh hati nurani, semuanya itu berkat karunia
Tuhan.
F. Langkah-langkah Berpandangan Hidup yang Baik
Setiap manusia pasti mempunyai pandangan
hidup apapun dan bagaimanapun itu untuk dapat mencapai dan berhasil dalam
kehidupan yang diinginkannya. Tetapi apapun itu, yang terpenting adalah
memiliki pandangan hidup yang baik agar dapat mencapai tujuan dan cita-cita
dengan baik pula.
Adapun langkah-langkah berpandangan
hidup yang baik yakni :
1. Mengenal,
mengenal merupakan suatu kodrat bagi manusia yaitu merupakan tahap pertama dari
setiap aktivitas hidupnya yang dalam jal ini mengenal apa itu pandangan hidup.
2. Mengerti, mengerti disini dimaksudkan mengerti terhadap pandangan hidup itu sendiri. Bila dalam bemegara kita berpandangan pada Pancasila, maka dalam berpandangan hidup pada Pancasila kita hendaknya mengerti apa Pancasila dan bagaimana mengatur kehidupan bemegara. Begitu juga bagai yang berpandangan hidup pada agama Islam. Hendaknya kita mengerti apa itu Al-Qur’an, hadist dan bagaimana kedua hal tersebut mengatur kehidupan baik di dunia maupun di akhirat.
3. Mengkhayati, dengan menghayati pandangan hidup kita memperoleh gambaran yang tepat dan benar mengenai kebenaran pandangan hdiup itu sendiri. Menghayati disini dapat diibaratkan menghayati nilai-nilai yang terkandung didalamnya, yaitu dengan memperluas dan mernperdalam pengetahuan mengenai pandangan hidup itu sendiri. Langkah-langkah yang dapat ditempuh dalam rangka menghayati ini, menganalisa hal-hal yang berhubungan dengan pandangan hidup, bertanya kepada orang yang dianggap lebih tahu dan lebih berpengalaman mengenai isi pandangan hidup itu atau mengenai pandangan hidup itu sendiri. Jadi dengan menghayati pandangan hidup kita akan memperoleh mengenai kebenaran tentang pandangan hidup itu sendiri.
4. Meyakini, meyakini merupakan suatu hal untuk cenderung memperoleh suatu kepastian sehingga dapat mencapai suatu tujuan hidupnya.
5. Mengabdi, mengabdi merupakan sesuatu hal yang penting dalam menghayati dan meyakini sesuatu yang telah dibenarkan dan diterima baik oleh dirinya lebih-lebih oleh orang lain. Dengan mengabdi maka kita akan merasakan manfaatnya. Sedangkan perwujudan manfaat mengabdi ini dapat dirasakan oleh pribadi kita sendiri. Dan manfaat itu sendiri bisa terwujud di masa masih hidup dan atau sesudah meninggal yaitu di alam akhirat.
2. Mengerti, mengerti disini dimaksudkan mengerti terhadap pandangan hidup itu sendiri. Bila dalam bemegara kita berpandangan pada Pancasila, maka dalam berpandangan hidup pada Pancasila kita hendaknya mengerti apa Pancasila dan bagaimana mengatur kehidupan bemegara. Begitu juga bagai yang berpandangan hidup pada agama Islam. Hendaknya kita mengerti apa itu Al-Qur’an, hadist dan bagaimana kedua hal tersebut mengatur kehidupan baik di dunia maupun di akhirat.
3. Mengkhayati, dengan menghayati pandangan hidup kita memperoleh gambaran yang tepat dan benar mengenai kebenaran pandangan hdiup itu sendiri. Menghayati disini dapat diibaratkan menghayati nilai-nilai yang terkandung didalamnya, yaitu dengan memperluas dan mernperdalam pengetahuan mengenai pandangan hidup itu sendiri. Langkah-langkah yang dapat ditempuh dalam rangka menghayati ini, menganalisa hal-hal yang berhubungan dengan pandangan hidup, bertanya kepada orang yang dianggap lebih tahu dan lebih berpengalaman mengenai isi pandangan hidup itu atau mengenai pandangan hidup itu sendiri. Jadi dengan menghayati pandangan hidup kita akan memperoleh mengenai kebenaran tentang pandangan hidup itu sendiri.
4. Meyakini, meyakini merupakan suatu hal untuk cenderung memperoleh suatu kepastian sehingga dapat mencapai suatu tujuan hidupnya.
5. Mengabdi, mengabdi merupakan sesuatu hal yang penting dalam menghayati dan meyakini sesuatu yang telah dibenarkan dan diterima baik oleh dirinya lebih-lebih oleh orang lain. Dengan mengabdi maka kita akan merasakan manfaatnya. Sedangkan perwujudan manfaat mengabdi ini dapat dirasakan oleh pribadi kita sendiri. Dan manfaat itu sendiri bisa terwujud di masa masih hidup dan atau sesudah meninggal yaitu di alam akhirat.
BAB 9 DAN 10 Manusia dan Tanggung Jawab
Dalam konteks sosial manusia merupakan makhluk sosial. Ia tidak
dapat hidup sendirian dengan perangkat nilai-nilai selera sendiri. Nilai-nilai
yang diperankan seseorang dalam jalinan sosial harus dipertanggungjawabkan
sehingga tidak mengganggu konsensus nilai yang telah disetujui bersama.
Tanggung jawab erat kaitannya dengan kewajiban. Kewajiban adalah
sesuatu yang dibebankan terhadap seseorang, kewajiban merupakan tandingan
terhadap hak, dan dapat juga tidak mengacu kepada hak, maka tanggung jawab
dalam hal ini adalah tanggung jawab terhadap kewajibannya.
Kewajiban dibagi menjadi dua, yaitu:
a) Kewajiban terbatas
b) Kewajiban tidak terbatas
A.
Pengertian Tanggung Jawab
Tanggung jawab adalah sifat terpuji yang mendasar dalam diri
manusia. Selaras dengan fitrah. Tapi bisa juga tergeser oleh faktor eksternal.
Setiap individu memiliki sifat ini. Ia akan semakin membaik bila kepribadian
orang tersebut semakin meningkat. Ia akan selalu ada dalam diri manusia karena
pada dasarnya setiap insan tidak bisa melepaskan diri dari kehidupan sekitar yang
menunutut kepedulian dan tanggung jawab. Inilah yang menyebabkan frekwensi
tanggung jawab masing-masing individu berbeda.
Tanggung jawab adalah kesadaran manusia akan tingkah laku atau
perbuatannya yang di sengaja maupun yang tidak di sengaja.tanggung jawab juga
berarti berbuat sebagai perwujudan kesadaran akan kewajiban.
Tanggung jawab menurut kamus umum Bahasa Indonesia adalah,
keadaan wajib menanggung segala sesuatunya.Tanggung jawab adalah kesadaran
manusia akan tingkah laku atau perbuatannya yang disengaja maupun yang tidak di
sengaja. Tangung jawab juga berarti berbuat sebagai perwujudan kesadaran akan
kewajibannya.
Manusia yang bertanggung jawab adalah manusia yang berani
menghadapi masalahnya sendiri.
B.
Macam-Macam Tanggung Jawab
Ada beberapa jenis tanggung jawab, yaitu :
1. Tanggung
Jawab Terhadap Diri Sendiri
Tanggung jawab terhadap diri sendiri, menuntut kesadaran setiap
orang untuk memenuhi kewajibannya sendiri dalam mengembangkan kepribadian
sebagai manusia pribadi. Dengan demikian bisa memecahkan masalah-masalah
mengenai dirinya sendiri. Menurut sifat dasarnya, manusia adalah makhluk
bermoral, tetapi manusia juga seorang pribadi, karena itu manusia mempunyai
pendapat sendiri, perasaan sendiri, dan angan-angan sendiri.
2. Tanggung
Jawab Terhadap Keluarga
Keluarga merupakan masyarakat kecil. Tiap anggota keluarga wajib
bertanggungjawab pada keluarganya. Tanggung jawab ini tidak hanya menyangkut
nama baik keluarga, tetapi tanggung jawab juga merupakan kesejahteraan, keselamatan,
pendidikan, dan kehidupan.
3. Tanggung
Jawab Terhadap Masyarakat
Pada hakekatnya, manusia tidak dapat hidup tanpa bantuan manusia
lain, sesuai dengan kedudukannya sebagai makhluk sosial. Karena membutuhkan
manusia lain, maka ia harus berkomunikasi dengan manusia lain tersebut.
Sehingga dengan demikian, manusia disini merupakan anggota masyarakat yang
tentunya mempunyai tanggung jawab, agar dapat melangsungkan hidupnya di dalam
masyarakat tersebut.
4. Tanggung
Jawab Kepada Bangsa / Negara
Setiap manusia atau individu adalah warga negara suatu negara.
Dalam berpikir dan bertindak, manusia terikat oleh norma-norma dan aturan.
Manusia tidak dapat berbuat semaunya sendiri. Jika perbuatannya salah, dan
melanggar aturan dan norma tersebut, maka manusia itu harus bertanggung jawab
kepada bangsa atau negaranya.
5. Tanggung
Jawab terhadap Tuhan
Penciptaan manusia dilandasi oleh sebuah tujuan luhur. Maka,
tentu saja keberadaannya disertai dengan berbagai tanggungjawab. Konsekuensi
kepasrahan manusia kepada Allah Swt, dibuktikan dengan menerima seluruh
tanggungjawab (akuntabilitas) yang datang dari-Nya serta melangkah sesuai
dengan aturan-Nya. Berbagai tanggungjawab ini, membentuk suatu relasi
tanggungjawab yang terjadi antara Tuhan, manusia dan alam. Hal tersebut
meliputi antara lain: tanggungjawab manusia terhadap Tuhan, tanggungjawab
manusia terhadap
sesama, tanggungjawab manusia terhadap alam semesta serta
tanggungjawab manusia tehadap dirinya sendiri. Tanggungjawab manusia terhadap
Tuhan meliputi dua aspek pokok. Pertama, mengenal Tuhan. Kedua, menyembah dan
beribadah kepada-Nya.
C.
Pengabdian dan Pengorbanan
Wujud tanggungjawab juga berupa pengabdian dan pengorbanan.
Pengabdian dan pegorbanan adalah perbuatan baik untuk kepentingan manusia itu
sendiri. Pengabdian adalah perbuatan baik yang berupa pikiran, pendapat ataupun
tenaga sebagai perwujudan kesetiaan, cinta kasih sayang, norma, atau satu
ikatan dari semua itu dilakukan dengan ikhlas. Pengabdian itu pada hakekatnya
adalah rasa tanggungjaab. Apabila orang bekerja keras sehari penuh untuk
mencapai kebutuhan, hal itu berarti mengabdi keapada keluarga. Manusia
tidak ada dengan sendirinya, tetapi merupakan mahluk ciptaan Tuhan. Sebagai
ciptaan Tuhan manusia wajib mengabdi kepada Tuhan. Pengabdian berarti
penyerahan diri sepenuhnya kepada uhan, dan merupakan perwujudan tanggungjawab
kepad Tuhan.
Pengorbanan berasal dari kata korban atau kurban yang berarti
persembahan, sehingga pengorbanan berarati pemberian untuk menyatakan
kebaktian. Dengan demikian pengorbanan yang bersifat kebaktian itu mengandung
keikhalasan yangtidak menganadung pamrih. Suatu pemberian yang didasarkan atas
kesadaran moral yang tulus ikhlas semata-mata. Perbedaan antara pengabdian dan
pengorbanan tidak begitu jelas. Karena adanya pengabdian tentu ada pengorbanan.
Antara sesame kawan sulit dikatakan pengabdian karena kata pengabdian
mengandung arti lebih rendah tingkatannya, tetapi untuk kata pengorbanan dapat
juga diterapkan kepaa sesame teman..
Pengorbanan merupakan akibat dari pengabdian. Pengorbanan dapat
berupa harta benda, pikiran dan perasaan, bahkan dapat juga berupa jiwanya.
Pengorbanan diserahkan secara ikhlas tanpa pamrih, tanpa ada perjanjian, tanpa
ada transaksi, kapan sja diperlukan. Pengabdian lebih banyak menunjuk pada
perbuatan sedangkan pengorbanan lebih banyak menunjuk pada pemberian sesuatu
misalnya berupa pikiran, perasaan, tenaga, biaya. Dalam pengabdian selalu
dituntut pengorbanan, tetapi pengorbanan belum tentu menuntut pengabdian.
DAFTAR PUSTAKA :
http://ilmubudayadasarardhi.blogspot.co.id/2012/11/manusia-dan-tanggung-jawab.html